asa pov
tiba-tiba ryan meninggalkan ku tanpa alasan, dia tersenyum kepadaku dan senyumannya sangat manis. aku sangat penasaran sebenarnya apa yang di lakukan ryan. aku berjalan ke sebuah tempat outdoor di restoran ini. ya restoran ini cukup besar karna ada tempat indoor yang ber ac dan outdoor yang tidak ber ac ya khusus untuk para perokok.
aku berjalan menghampiri ryan dan melihat asap-asap. aku sempat berpikir 'apa yang terbakar?' dan ternyata pertanyaan ku itu terjawab sudah.
"ryan?" suara yang pelan ternyata membuat ryan membalikkan badannya.
"i-iya. hey asa. ngapain lo disini. diruangan ini banyak asap rokok, lo jangan kesini." jawab ryan dengan sedikit ragu-ragu.
"sejak kapan lo ngerokok?" tanyaku menyelidik pada ryan.
"sejak gue kelas 11 sih sa, baru aja kok" jawab ryan santai.
demi apapun juga. aku tidak suka cowok perokok. tidak! aku tidak suka, karna kesehatannya sendiri saja tidak bisa dijaga apalagi orang lain dan ya asap rokok itu berbahaya! bagaimana dengan orang-orang yang berada di dekatnya nanti? oh god.
"gue pulang duluan aja yan." aku pergi meninggalkan ryan yang masih menghisap rokoknya.
"loh sa, biar gue anterin" tangan ryan menarik ku agar aku tidak pergi.
"gaperlu. gue bisa sendiri dan ya lagipula gue gamau ngebahayain diri gue karna asap rokok lo itu!" jawabku ketus dan langsung meninggalkan ryan.
bryan pov
'oh shit' gumamku dalam hati. bagaimana bisa aku merokok saat sedang bersama asa? oh ini sudah tidak benar. asa terlihat sangat marah padaku. ya dia benar benar marah saat tau aku merokok.
mungkin aku yang terlalu bodoh. bisa-bisanya aku merokok saat bersama dia. oh aku tidak bisa berhenti mengutuk diriku sendiri.
bagaimana pun caranya aku harus bisa mengambil hati asa. aku harus minta maaf padanya.
aku segera membuang rokokku. aku mengambil ponselku dan segera menghubungi ina, karna aku tau jika aku menghubungi asa dia tidak akan menjawab.
"asa udah di rumah na?" aku langsung berbicara to the point pada ina.
"udah. oiya LO KENAPA GA NGANTERIN ASA PULANG!?" tanya ina dengan suara yang menggelagar dan sukses membuat telingaku sakit.
"eh buset. pelan-pelan kali ngomongnya telinga gue sakit nih" aku memegang telingaku yang sakit karna teriakan ina di telpon.
"BODO AMAT. LO GA NGANTERIN ASA PULANG! DIA PULANG SENDIRI. KALO ADA APA APA SAMA ASA GIMANA HAH? DASAR GA BERTANGGUNG JAWAB!" ya lagi lagi ina berteriak dan gendang telingaku hampir pecah. untungnya saja tidak.
aku langsung mematikan ponselku karna aku sudah tidak kuat mendengar teriakan ina yang membuat telingaku sakit. aku segera mencari kunci mobilku dan aku langsung pergi menuju rumah asa.
author pov
"tok.. tok.. tok.." suara ketukan pintu terdengar jelas di telinga asa. ya sekarang asa sedang duduk di ruang tamunya karna dia bosan di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kakak kelas
Novela Juvenil"please deh gue tu gak suka sama bryan, bryan itu bukan tipe gue banget." - yuliza salsa "liat aja, gue bakal bikin lo jatuh ke pelukan gue nanti." -bryan aldian pratama