wedding

24.4K 893 24
                                    

Disc : MK
Warning: typo,au dll

Pairing bisa berubah disetiap chapter

Cerita ini tentang lima idola sekolah yang jatuh cinta dengan gadis misterius disekolahnya. Kedekatan kelimanya justru bukan semasa sekolah tapi beberapa tahun kemudian. Dan kisah ini dimulai.

Happy reading

Kisah ini dimulai dari seorang gadis tanpa teman, selalu sendiri tanpa seseorang di sampingya. Gadis pemalu dalam kesunyian. Selalu memandang jauh dari atap sekolahnya terkadang . Memandang keindahan dan keramaian dari jauh adalah kesukaannya. Rambut indigonya melambai tertiup angin, menikmati udara segar jauh dari kebisingan yang menggangu telinga.

Dari atap Dia terasa dekat dengan langit, dari atap Dia bisa melihat mataharinya bermain basket bersama yang lainnya. Teriakan semangat dari para siswi terdengar samar dari atap. Hinata perlahan mulai menggesekan Biolanya membentuk suatu nada yang enak didengar. Lagu bertema cinta mendalam itu selalu menemaninya. Tiga tahun dihabiskan hanya memandang pujaannya tanpa ungkapan atau pengakuan. Hinata terlalu takut menghadapi penolakan dari pujaannya " Naruto".

Ruang kelas ramai dengan canda dan tawa dengan gurauan - gurauan sekadar menghabiskan jam kosong. Berbeda dengan Hinata, Dia hanya diam tak ada teman disampingnya. Tampaknya yang lainpun begitu, tak ada yang mengajaknya bicara. Hinata tak pernah mempermasalahkan kesendirian itu, dengan begitu waktunya untuk mengamati pujaannya lebih banyak.

Tanpa disadari hari kelulusan telah tiba, perpisahan tampak syahdu. Tangis kesedihan dan kebahagian terpancar dari para siswa. Hinata hanya mampu memandang moment tersebut, moment dimana kebanyakan mengambil foto sekeder kenang-kenangan. Tapi Hinata tak ada satupun keluarga yang datang, mereka terlalu sibuk dengan urusan masing - masing. Menjadi anak tunggal dengan ayah saja menbuatnya terbiasa sendiri. Lavendernya mencari - cari seseorang berharap menemukan sosok pujaannya.Lama.mencari akhirnya dia menemukannya. Hinata sudah bertekad mengungkapkan perasaannya. Hinata berharap hatinya akan tenang sebelum Dia pergi. Keberanian Ia kerahkan.

Hinata kini berada tepat di hadapan Naruto, Naruto masih belum sadar akan kehadiran Hinata. Di sana tak hanya Naruto tapi ke empat sahabatnya, Sai, Sasuke, Shikamaru dan Gaara. Hinata menundukkan kepalanya, keberanian itu tiba - tiba lenyap. Kakinya terasa lelah tangannya gemetaran. Hinata kini ragu. Dia berbalik melangkah menjauh tapi kemudian berhenti lagi. Jika tidak dikatakan pasti mengganjal. Membalikan badannya lagi, berjalan menuju Naruto.

" Ma - maaf". Suaranya kecil terdengar seperti cicitan. Tapi masih terdengar oleh kelima pangeran sekolah. Semua memandang ke arah Hinata. Hinata menelan ludahnya dengan susah. Kelima.pangeran sekolah itu menunggu kalimat selanjutnya dari Hinata. " Maaf Naruto- san mengganggu aku hanya ingin menyampaikan perasaan ini, aku sangat menyukai Naruto-san selama tiga tahun ini, Aku tak berharap Naruto- san membalas perasaanku". Kalimat panjang itu diucapkan dengan begitu cepat tapi masih terdengar jelas. Setelah mengucapkan kalimat tersebut tanpa menunggu jawaban Naruto, Hinata berlari menjauh dari lima pangeran sekolah itu. Dia menaiki taksi dan pergi dengan tenang. Hinata tak menunggu jawaban Naruto.karena terlalu takut dan terlalu malu. Malu akan reaksi teman - teman Naruto.

Hinata tak menuju mansion megahnya tapi bandara. Tak terlalu banyak barang yang Dia bawa hanya surat - surat penting. Masih mengenakan seragamnya Hinata memasuki bandara menuju kehidupan barunya. Mulai sekarang Dia tinggal di Inggris bersama paman dan sepupunya.

Takdir akan membawanya pada kehidupan yang jauh lebih baik. Tak lagi kesepian dan sendirian. Perlahan takdir membawa perubahan untuknya.

Lima tahun kemudian

Nampak pelayan sibuk mengantar makanan dan minuman untuk tamu. Suasana ramai acara pernikahan antara pengusaha besar menyatukan kerajaan bisnis kedua keluarga Hyuuga dan Yamanaka. Nama besar kedua keluarga tersebut sudah tak di ragukan lagi. Tamu yang hadir rata - rata dari kalangan atas.

Hyuuga Neji nama calon pengantin pria, terlihat gelisah dan sibuk menekan tombol call pada ponselnya. Berulang kali mencoba berulang kali pula gagal. " Hinata kau kemana". Neji menghembuskan nafas lelah. Pernikahan Neji dengan Ino akan berlangsung beberapa jam lagi tapi sepupunya itu belum terlihat batang hidungnya. " Neji-sama sudah waktunya masuk aula pernikahan". Ko mengingatkan majikannya. Dengan pasrah Neji berjalan menuju aula pernikahan.

Jauh dari pernikahan, seorang gadis menenteng haigheels dengan mengenakan gaun selutut tanpa lengan. Rambut yang semula digelung harus terurai, surai indigonya panjang sampai punggung. Meskipun begitu Dia masih tampak cantik. Sesekali berhenti, nafasnya terengah sehabis berlari. Satu tujuanya yaitu upacara pernikahan seseorang yang selalu menemaninya. Bagaimana bisa Hinata berlari bertelanjang kaki di jalanan seperti itu. Hah itu karena Dia baru saja sampai dari Korea dan langsung menuju Tokyo. Malah di sambut dengan macet yang berkepanjangan. Jadilah Ia berlari berusaha tak terlambat ke pernikahan sepupu tercintanya.

Neji dan Ino telah berada di altar. Janji suci pernikahan keduanya telah diucapkan. Keduanya hendak bertukar cincin. Tiba-tiba dari arah pintu masuk datang seorang gadis dengan penampilan acak-acakan. Haigheelsnya masih ditenteng oleh sang gadis. Nafasnya tampak tersengal-sengal akibat berlari. " Tunggu". Sontak semua tamu memandang kearah sang gadis. Terdengar bisikan-bisikan kecil ketika sang gadis berjalan menuju altar. Lavender itu menjatuhkan air mata. Kakinya nampak bengkak terbukti dari jalannya sedikit pincang. Neji dan Ino nampak kaget dengan kedatangan sang gadis. " Apakah aku terlambat?". Gadis itu kini berada di altar pernikahan. " Maafkan aku". Tangisnya pun pecah. Neji masih diam mematung. Semua mata kini memandang iba ke arah sang gadis. Mungkin mereka berfikiran ini adalah kisah cinta segitiga.

Sang gadis memeluk Neji erat seolah tak ingin melepaskannya. Neji yang awalnya menolak kini malah membalas pelukan gadis itu. Air matanya ikut jatuh. Sementara media pemburu berita buru-buru memotret adegan tersebut "berita besar" ungkap mereka dalam hati. Ino tersenyum.ke arah keduanya.

Perlahan sang gadis melepaskan pelukannya. Neji menghapus air mata sang gadis. Tentu adegan itu disaksikan puluhan mata disana. " Ma-maafkan aku Niisan aku terlambat". Tangis yang awalnya isakan kini berubah bervolume keras. Ino serta merta justru tertawa. Hal itu mengundang tanya semua tamu yang ada disana. Pikiran para tamu melayang dan mempunyai dugaan- dugaan lain. Neji justru menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Neji membungkuk meminta maaf kepada para tamu undangan. Ino masih tertawa melihat sang gadis menangis, Neji berusaha menenangkan sang gadis menangis meraung- raung seperti anak kecil yang mainannya hilang.

Keributan itu akan berlangsung lama jika kepala keluarga Hyuuga Hiasi tidak datang. Hiasi berjalan ke altar. Memeluk Neji dan memberi selamat. " Hinata sudahlah Niisan mu sedang menikah bukan meninggal". Suara keras Hiasi mampu menjelaskan pikiran negatif dari tamu undangan. Hiasi menghadap para tamu kembali." Maafkan putriku, dia dan Neji tak pernah terpisah". Raut kelegaan terlihat dalam wajah tamu undangan. Reporter yang tadinya memotretpun berhenti.

Perlahan Hiasi mengelus surai panjang milik Hinata. Hinata menatap ayahnya. Neji mengulurkan tangannya dan diterima Hinata. Hinata tersenyum,air matanya masih tumpah. Air mata kebahagiaan bukan air mata kesedihan. Ino memeluk Hinata sesekali mengelus punggung Hinata lembut. Para tamu mulai terharu sungguh keluarga yang harmonis.

TBC

Hadir dengan cerita baru ....
Cerita lama tetep lanjut kok




















TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang