1

6.8K 545 41
                                    

Suasana pagi hari sudah tiba, bahkan matahari sudah mengeluarkan cahaya nya untuk menerangi dan menghangatkan bumi. Bunyi alarm dari jam weker pun sudah berbunyi dengan keras sekitar lima menit yang lalu. Tapi sang pemilik belum terbangun juga. Karena merasa terganggu, ia pun melempar jam wekernya hingga membentur tembok kamarnya yang bernuansa putih dan merah muda itu. Ia pun kembali tidur setelah puas membuat jam weker tersebut mati tidak berbunyi kembali.

Brakk

Tiba-tiba pintu kamarnya dinuka dengan keras oleh seorang wanita. Ia menatap sang pemilik kamar dengam kesal karena tidak kunjung bangun juga. Ia menghirup nafasnya dalam bersiap untuk meneriaki sang pemilik kamar yang juga adiknya.

"YOON JEONGHAN!! SAMPAI KAPAN KAU TERUS TIDUR SEPERTI ITU! BANGUN!"

Jeonghan yang diteriaki tetap tidak bergeming dari mimpi indahnya. Sang kakak sudah bosan dan kesal melihat adiknya itu yang memang sangat susah dibangunkan.

"Yak! Yoon Jeonghan bangun!" perempuan itu menarik kaki Jeonghan dan otomatis membuat tubuh Jeonghan jatuh ke lantai.

"Aww!" Jeonghan meringis kesakitan saat bokongnya tepat mencium lantai kamarnya. Ia melihat ke arah sang kakak yang juga tengah menatapnya.

"Bangunlah pemalas!"

"Noona kau tega sekali dengan adikmu yang tampan ini." ucap Jeonghan sambil mengelus bokonganya yang terasa sakit.

"Tampan katamu? Berkacalah! Sudah sana mandi! Apa kau lupa hari ini hari pertama kau masuk SMA?"

Jeonghan segara bangun dari duduknya, ia baru tersadar kalau hari ini ia pertama kali menjadi siswa SMA. Ia pun segera mengambil handuk dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

"Cih, dasar bocah!"

Sementara itu, dilain rumah, seorang pemuda tampan tengah bercermin. Ia menatap wajahnya dan dengan bangga ia selalu memuji-muji wajahnya sendiri. Sesekali ia memakai seragam barunya. Ya, hari ini hari pertama ia masuk dan menjadi siswa SMA. Ia merasa bangga akan status barunya itu.

"Choi Seungcheol si tampan SMA Genie. Hahahaha."

Pemuda yang ternyata bernama Seungcheol itu tertawa sendiri layak nya orang gila dan membuat sang adik membuka pintu kamarnya. Sontak membuat Seungcheol kaget dan langsung menghentikan tawanya.

"Hyung cepatlah turun! Papa dan Mama sudah menunggu mu di ruang makan. Berhentilah tertawa seperti orang gila dan memuji dirimu sendiri!"

"Diam kau bocah! Bukan urusanmu!"

Sang adik pergi keluar dari kamar kakaknya. Sedangkan Seungcheol kembali ke kegiatan menatap pantulan dirinya di cermin.

.

.

.

Setelah selesai sarapan, Seungcheol segera keluar dan memanasi motor sport kesayangannya. Ia menyalakn mesinnya dan menggerakkan gasnya dengan keras menimbulkan banyak asap yang dikeluarkan lewat knalpot motor tersebut.

Seorang pemuda berambut hitan panjang sebahu menghampirinya dan ia menoyor beberapa kali kepala Seungcheol.

"Heh, bodoh suara dan asap motormu itu membuat polusi saja tau!"

Seungcheol menatap tajam pada yang pemuda itu. "Suka-suka aku. Ini motornya ku. Tidak ada urusannya denganmu lelaki jejadian."

"Apa kau bilang? Dasar paha tebal!"

"Dasar triplek!"

"Hulk!"

"Hey hey Jeonghan Seungcheol bisakah kalian untuk tidak membuat keributan pagi hari gini?" seorang perempuan yang berstatus kakak dari Jeonghan muncul.

Soul ExchangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang