4

3.3K 446 20
                                    

Preview

Sepulang dari rumah Jisoo, Seungcheol dan Jeonghan sangat terlihat lemas. Sebelum mereka kenbali ke rumah masing-masing, mereka menyempatkan untuk duduk sejenak di kursi taman dekat perumahan.

"Apa kau menyanggupinya Seungcheol-ah?"

"Kalau itu yang akan membuat jiwa kita kembali, aku sanggup."

"Tapi mencari orang yang benar-benar mencintai kita sangat susah Cheol-ah."

"Itu tidak terlalu sulit bagimu Jeonghan-ah. Buat apa kau mencari, kalau orang yang mencintaimu ada didekatmu?" Seungcheol tidak sadar mengatakan itu semua. Ia pun mengatupkan mulunya. Jeonghan menatap Seungcheol dengan tajam. Ia tidak mengerti apa yang dikatakan Seungcheol barusan.

"Maksudmu, apa Choi Seungcheol? Kau bilang orang yang mencintaiku ada di dekatku. Apa itu.... kau?"

"A-aku?"

***

"A-aku?"

"I-iya. Siapa lagi me-mangnya yang dekat sama aku. Kamu kan?"

Seketika itu juga Seungcheol tertawa. Jeonghan melihat musuhnya ini aneh, " Yah mengapa kau tertawa? Memangnya ada yang lucu?"

"Kau percaya diri sekali. Aku suka padamu? Itu mustahil. Kau cantik sih, tapi bagi ku kau seperti nenek sihir yang cerwetnya minta ampun."

"Yah Choi Seungcheol!" Jeonghan menarik rambut miliknya. Ia lupa jika tubuhnya kini ada dalam kuasa Seungcheol.

"Lepaskan aku bodoh! Kau lupa ini rambutmu?"

Jeonghan segera melepaskan tangangannya. Ia segera merapikan rambut panjang kesayangannya itu.

"Aku tidak mau tahu Cheol-ah, besok rambut ku harus diberi perawatan."

"Jadi maksudmu besok aku harus pergi ke salon?"

"Iya. Kau lupa tubuhku ada dalam kendali mu paha tebal!"

Jeonghan menghentakkan kakinya dan meninggalkan Seungcheol yang masih duduk di kursi taman. Jeonghan berjalan cepat, menuju rumahnya. Namun ketika ia sudah sampai di depan rumah, Seungcheol berhenti tepat di depannya.

"Yah Yoon Jeonghan." bisik Seungcheol tepat di depan wajah.
Jeonghan perlahan memundurkan wajahnya.

"Apa kau lupa? Rumah mu ada di sebelah sana, dan sekarang ini rumahku." Jeonghan mendengus kesal. Ia segera berbelok ke sebuah rumah yang berada tepat di samping rumahnya. Seungcheol tersenyum kecil melihat tingkah Jeonghan.

.

.

.

Esok harinya, saat pulang sekolah, sesuai janjinya Jeonghan menarik tangan Seungcheol ke sebuah salon yang berada di tempat perbelanjaan terluas di Seoul. Ia harus segera melakukan perawatan pada rambut kesayangannya itu. Seungcheol terpaksa menuruti keinginan Jeonghan, karena ia diancam jika wajah tampannya akan dirusak oleh Jeonghan.

Salon itu adalah salon langganan keluarga Yoon. Ayah, ibu bahkan noona nya sering melakukan perawatan di salon tersebut. Jeonghan segera mendudukan Seungcheol di kursi salon. Pegawai salon sangat kebingungan melihat sikap aneh Jeonghan yang tidak seperti biasanya jika berkunjung ke salon tersebut.

"Tolong kau berikan perawatan pada rambutnya. Seperti biasa." ucap Jeonghan.

"B-baik. Tunggu apa kau kekasih tuan muda Yoon?"

"Bukan aku temannya." Jeonghan segera pergi meninggalkan Seungcheol yang siap melakukan perawatan. Sepeninggalan Jeonghan, Seungcheol memperhatikan setiap helai rambut Jeonghan.

Soul ExchangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang