Matahari sudah memancarkan sinarnya di sela-sela tiral jendela yang terbuka dan masuk menyinari sebuah kamar dengan bernuansa pink ini. Seoranh pemuda cantik tengah tertidur dengan lelapnya. Tak berapa lama perlahan matanya membuka. Ia berusaha untuk menyeimbangan cahaya masuk matanya. Matanya beredar memandangi langit-langit kamar dan dinding-dinding kamar yang ia kenal.
"Kamar ini........." pemuda itu langsung tersadar dan loncat dari kasurnya. Ia memperhatikan dirinya pada cermin. Ia meraba-raba wajahnya dan tubuhnya.
"Aku kembali... aku kembali... ayah... ibu...noona... aku kembali..." pemuda itu langsung membuka pintu kamarnya dan terkejut ketika ibu nya sudah berada di depan ibu nya sedang membawa nampan.
"Jeonghan.."
"Ibu..." Jeonghan langsung memeluk ibu nya dengan erat. Sungguh ia merindukan ibunya. Ibu Jeonghan pun langsung menaruh nampan yang berisi piring makanan dan minuman di atas meja di dekat pintu. Ia pun membalas pelukan hangat dari putranya tersebut.
"Ibu... aku merindukanmu.."
"Ibu juga sayang... Akhirnya kamu bangun juga setelah tertidur selama 2 hari."
Jeonghan langsung melepaskan pelukan ibunya. Ia menatap wajah ibunya, "Dua hari bu?"
"Iya sayang dua hari. Ibu waktu itu khawatir pas kamu pulang dari pesta teman mu itu, kamu diantar oleh temanmu Seokmin dalam keadaan pingsan. Ibu kira kau akan bangun secepatnya, tidak tahunya sampai seharian kau tidak bangun juga. Tapi syukurlah sekarang kau sudah bangun."
Jeonghan tersenyum menatap ibunya dan kembali memeluk wanita yang sudah melahirkannya tujuh belas tahun yang lalu tersebut. Tiba-tiba saja ia teringat akan kejadian malam itu, dimana Mingyu yang mengatakan cintanya pada Wonwoo, Seungcheol yang menggeretnya keluar dari arena pesta dan ia mengatakan perasaannya pada Jeonghan.
"Ibu Seungcheol dimana?'
"Seungcheol? Ah ketika malam itu, orang tua nya langsung membawa dia ke rumah sakit. Setelah ibu jenguk kemarin, dia belum sadarkan diri sama seperti mu."
"Rumah sakit mana bu?"
"Seoul Hospital."
Tanpa berpamitan Jeonghan langsung berlari menuruni anak tangga dan melesat keluar rumah. Ia berlari ke depan perumahan dan mencari taksi menuju rumah sakit dimana Seungcheol dirawat.
Sesampainya di rumah sakit, dengan tergesa Jeonghan segera turun dari taksi dan berlari masuk.
"Apa ada pasien dengan nama Choi Seungcheol?" tanya Jeonghan pada petugas pelayanan informasi.
"Sebentar. Akan saya cari.... Ah ini dia. Pasien dengan nama Choi Seungcheol tengah dirawat di ruang ICU. Anda bisa kesana melewati jalan ini."
"Terima kasih." Jeonghan segera melangkahkan kakinya melewati jalan yang ditunjuk petugas tersebut sebelumnya. Akhirnya ia mendapati ruangan dimana Seungcheol terbaring lemah. Jeonghan melihatnya, ya dia hanya dapat melihat temannya itu dari luar dengan kaca yang dapat tembus pandang. Seungcheol yang terbaring lemah dengan segala peralatan medis yang menempel pada tubuhnya.
"Seung..cheol..." Jeonghan tidak menyadari air matanya kini membasahi pipinya.
"Jeonghan hyung," seorang anak berusia 15 tahun mengahampiri Jeonghan yang tengah berdiri.
"Chan.."
.
.
.
"Ini hyung.." Chan, adik dari Seungcheol menyerah satu kaleng soda pada Jeonghan.
"Terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Exchanged
FanficJeonghan dan Seungcheol musuh bebuyutan sejak kecil. Keduanya sering bertengkar dimanapun dan kapanpun. Suatu hari seorang nenek terkena imbas dari pertengkaran mereka, hingga akhirnya sang nenek mengutuk keduanya menjadi kedua jiwa mereka bertukar...