Nagisa

2.8K 296 14
                                    

"Ohh lama tak bertemu jadi seperti ini. Apa salahnya aku merindukan kekasihku yang sudah tak berjumpa selama 6 tahun ini?"

Chapter 4
.
.
.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan, Karma?"
"Lihat ini, Maehara."

Karma menyodorkan sebuah tempat makan yang berbentuk separuh hati yang kemarin ia temukan di lemari pakaiannya.

"Apa filosofinya?"
"Itu dia yang ingin aku bicarakan. Siapa pemilik separuh bentuk yang lain?"

Maehara mengernyitkan alisnya.

"Maksudmu-"
"Ingatanku tentang masa kecilku di Tokyo saat umurku 6 tahun, aku punya satu teman laki-laki yang mempunyai bagian lainnya. Dan disitulah yang membuatku bimbang sampai sekarang! Aku pikir itu.... Nagisa."

Maehara melebarkan matanya.

"Nagisa?!"
"Y-ya. Pasalnya, kemarin dia sempat menyinggung masa kecilnya dan dia bilang, dia punya teman laki-laki di Tokyo saat berumur 6 tahun."

Karma memasukkan kembali tempat makan itu ke dalam tasnya. Ingatannya sangat kacau. Tentu saja, dia sudah berumur 25 tahun sekarang.

"Woah. Jadi selama ini..."
"Tapi belum tentu juga."
"Hmm. Kau benar. Kalau begitu, lebih baik, kau tanyakan saja pada Nagisa, ya?"

Karma hanya bisa mengangguk. Namun, tak tahu kapan ia harus bertanya kepada Nagisa.

Bagaimana jika bukan Nagisa?
Atau bagaimana jika memang Nagisa?

Drrrt. Drrrt. Drrrt.

"Hiroto, bisa menemuiku sekarang? Ada yang ingin aku bicarakan dan aku- sedikit merindukanmu."

Karma tersenyum tak sengaja membaca deretan huruf dari email yang masuk ke ponsel Maehara.

"Hirotooo, Yuuma merindukanmu. Temui sana~"

Maehara mendecak sebal dan menyikut lengan Karma.
"Jangan patah hati ya?"
"Mana mungkin. Isogai sudah keluar dari hatiku. Sudah lama."
"Hai' hai' Direktur Akabane. Kalau begitu, aku pergi dulu. Jaa~"

Karma melambaikan tangannya menatap kepergian Maehara. Dan di saat itulah netranya menangkap sosok Nagisa yang ditemani oleh seorang gadis. Ya, Kayano.

"Karma?"
"Osu."
"Woaa, Karma-kun? Shashiburi~"

Dan mungkin malam itu adalah reuni teman SMP di sebuah kafe yang tak jauh dari lokasi SMP Kunugigaoka.

.
.
.

"Sepertinya aku mengganggu kencan kalian?"
"Tidak. Sama sekali tidak."

Nagisa menggelengkan kepalanya.

"Anggap saja kita reuni hehe."
"Ahh oke oke."
"Benar kan? Kayano-san?"
"Mm-mmm. Aku cukup rindu pada Karma yang jahil dan nakal hehe. Sepertinya sudah berubah ya?"

Karma terkekeh mendengar ucapan Kayano.

"Sangat berubah. Dia manja sekali sekarang."
"Bagaimana kau bisa tahu, Nagisa?"

Nagisa menggaruk-garuk belakang kepalanya.

"Hehe, yah begitulah. Aku masih dekat dengannya, jadi tahu kebiasannya."
"Ooi Nagisa kau melebih-lebihkannya. Aku sama sekali tidak manja."

Kayano hanya bisa tertawa melihat tingkah mantan teman SMP nya yang masih sangat dekat. Bahkan kedekatan Kayano sebagai seorang kekasih Nagisa, tidaklah lebih dekat daripada kedekatan Nagisa dengan Karma. Ya, sejak dulu.

"Em sebentar ya? Aku ingin ke toilet."
"Mm-mm, Kayano-san."

Seperti biasa, Nagisa menyunggingkan senyum manisnya ke siapa saja. Termasuk Karma.

"Jadi? Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku? Hanya ingin mampir saja sih. Tadi sempat bersama Maehara, tapi ia dipanggil kekasihnya. Jadi aku sendirian."
"Souka. Mau pesan makan?"
"Aku sudah makan, Nagisa."
"Mau makan lagi?"

Karma terkekeh.

"Heeeh, kau ini. Muncul juga sifat keistrianmu hahaha."
"Ayolah, Karma. Aku ini laki-laki!"

Karma tertawa di depan Nagisa yang terlihat cemberut.

"Karma."

Karma berhenti tertawa mendengar panggilan yang sedikit merajuk dari sahabat birunya itu. Matanya berkedip beberapa kali.

"Eh?"
"Nanti... aku boleh tidur bersamamu?"

Karma melebarkan matanya.

"K-Kayano bagaimana?"
"Aku bisa membuat beberapa alasan. Hanya saja, untuk saat ini aku sedang tidak ingin bersamanya."

Karma mengangguk paham.

"Baiklah baiklah. Tapi kenapa?"
"Hmm, karena aku... ingin bersamamu. Seterusnya."

Whose The Love Is?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang