The Lost Part

3.8K 382 29
                                    

Namun, sesuatu jatuh dari dalam lemari itu. Sebuah tempat makan berbentuk separuh hati yang bertuliskan AKABANE KARMA.

"Ini kan?!"

Chapter 2
.
.
.

"Ada apa, Karma?"

Nagisa ikut terkejut. Pasalnya, teriakan Karma cukup keras. Membuatnya penasaran apa yang tengah terjadi.

"Kenapa?"
"A-Anu, tidak apa-apa Nagisa. Lanjutkan pekerjaanmu hehe."

Nagisa hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Karma yang bertingkah cukup aneh. Ia pun melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Namun, sebenarnya ada apa-apalah yang terjadi pada Karma. Seketika memori itu kembali tertangkap dalam benaknya.
Tatkala ia dan ibunya dulu yang tinggal di Tokyo dalam bangunan cukup besar, dan juga memiliki seorang teman laki-laki -yang sama sekali ia tidak ingat siapa.

"Aku Akabane Karma. Mau jadi temanku?"
"Eh?"
"Mulai sekarang kita teman ya! Panggil saja aku Karma. O iya, rumahku ada di seberang sana. Kalau kau ingin main, aku selalu di rumah kok! Jadi, tinggal main saja."

Karma ingat. Percakapan itu, dimulai saat ia berumur 6 tahun. Saat ia baru saja pindah ke Tokyo dan mencari teman baru.
Namun, ia sama sekali tidak ingat.

Siapa teman laki-laki itu? Kenapa ingatannya kabur saat berusaha mengingat laki-laki itu?

"Karma? Hei! Karma?"
"Eh?!"

Nagisa menarik lengan Karma.

"Setelah berteriak, kau malah melamun. Aku tanya kenapa, kau bilang tidak ada apa-apa. Ada apa sih sebenarnya?"

Nagisa masih menarik lengan Karma. Membawanya ke dapur.

"Eh, aku sungguh tidak ada apa-apa, Nagisa. Hehe maaf membuatmu khawatir."
Nagisa akhirnya mengangguk. Kemudian kedua tangannya menggenggam jemari Karma yang lebih besar.

"Hei Karma, kau tahu?"
"Tahu apa?"
"Aku punya cerita."
"Hee, cerita apa memangnya?"
"Saat membuat soal bertema 'Peristiwa Masa Lalu', aku jadi teringat masa kecilku dulu di Tokyo. Aku punya teman kecil saat usiaku 6 tahun. Tapi aku lupa dia siapa. Yang aku ingat hanyalah aku meny-"

"Hai Nagisa! Kentang segarnya sudah aku bawa. Saa, buatlah kentang goreng sekarang!"

Dua pasang tangan yang bertaut tiba-tiba terlepas saat kedatangan Gakushuu. Nagisa sedikit kikuk, namun langsung mengalihkannya pada kentang segar yang dibawa Gakushuu.

Sedangkan Karma, ia melebarkan matanya. Ia masih mencerna kalimat Nagisa yang terpotong tadi.

'6 tahun? Di Tokyo? Teman kecil?'

Karma menelan ludahnya kasar.

Apa jangan-jangan laki-laki itu....?

"Karma, minggirlah. Kau akan mengganggu Nagisa memasak."
"He?"

Gakushuu mendecak. Lalu ia menarik tangan Karma dan membawanya ke kamar.
"Lebih baik kau membantuku membuat soal untuk test!"
"H-hei Gakushuu! Tidak mau!"

Sementara itu, Nagisa hanya menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum, seraya mengingat siapa teman kecil yang disukainya.

***

"Sampai jumpa besok, Karma!"
"Iya iya. Hati-hati Nagisa."
"Okee. Jaa~"

Karma melambaikan tangannya menatap sahabat baiknya dari SMP. Kemudian, bola matanya bergeser menatap Gakushuu yang masih ada di sampingnya.

"Kau tidak pulang, Gakushuu?"
"Hmm, mobilku belum datang."
"Ohoo, sombong sekali. Yasudah, kau tunggu di luar saja ya. Aku ingin tidur."

Belum Karma selesai berbalik, tangan itu sudah dikunci oleh Gakushuu.

"Kau tega?! Biarkan aku tidur bersamamu!"
"Haa? Tidur bersamaku? Bukannya kau menunggu jemputan?"
"Jemputanku masih lama kok."

Karma menghela napas. Lalu ia berpindah ke belakang Gakushuu. Di dorongnya tubuh itu masuk ke dalam rumah yang cukup besar.

"Jaa, ayo tidur!"
"Kau berubah sekali. Sedikit manja? Oh tidak. Sifat jahilmu sudah hilang ya?"

Karma hanya bisa menepuk pundak Gakushuu dan terkekeh mengekor di belakang Gakushuu.

.

"Hei Karma, bagaimana kabar Isogai? Bukankah kau baru saja berkencan dengannya?"

Karma terdiam membelakangi Gakushuu. Ingatan itu kembali memenuhi memorinya. Bersama Isogai.

"Umm, aku sudah tidak bersamanya lagi."
"Benarkah?! Kenapa?"

Karma berbalik menghadap Gakushuu. Menatap sedikit tajam netra violet itu.

"Karena... aku sudah bosan dengannya."
"Alasan macam apa itu? Jahat sekali."

Karma menutup matanya. Kemudian ia menjawab dengan entengnya.

"Ya, soalnya aku lebih suka Gakushuu daripada Isogai."

Whose The Love Is?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang