"Jia-ya,Jia-ya,temanmu mencarimu. Bangunlah cepat." Eommaku membangunkanku dari tidurku yang lelap itu.
"Siapa?"
"Seungcheol." Seketika aku terbangun dan terduduk tegap.
"Apa dia sudah disini?"
"Dia sudah berada di ruang tamu."
"Astaga ini buruk." Aku melompat dari tempat tidur untuk membasuh wajahku. Aku terburu - buru untuk menemaninya,rasanya seperti wajib militer saja.
Aku meletakkan kembali handukku yang kugunakan untuk mengeringkan wajahku,namun mataku menyipit menatap ruang tamu. Kemana orang itu? Eomma bilang ia berada di ruang tamu. Apa jangan - jangan...dia pulang karena terlalu lama menungguku? Ini parah. Dengan baju tidur bercorak jangkar kapal aku keluar rumah mencari sosok bermata sayu itu.
"Mencariku nona?"
"ASTAGA KAU!!!" Pekikku karena ia menunjukkan wajah bodohnya tepat didepan wajahku,membuatku terkejut saja. Sementara ia terkekeh geli melihatku nyaris pingsan.
"Ikut aku cepat. Prince tidak suka menunggu." Ajaknya sambil menarik tanganku dengan tangannya yang besar. Lama kami berjalan,ia mendudukanku disamping rumah kosong.
"Mengapa kau horror sekali,sih?" Tanyaku ketus.
"Apa kau takut?"
"A..apa? Tentu saja tidak!"
GUK!
"EOMMAA!!!" Aku memekik dan bersembunyi dibelakang punggung Seungcheol sunbae. Prince datang menghampiri kami berdua,Seungcheol sunbae langsung memeluk anjing putih itu dan mengabaikanku yang bergidik ketakutan dibelakangnya.
"Ya,kuberitahu kau tentang satu hal,Prince tidak galak sepertimu." Ucapnya.
"Tapi aku takut anjing." Jawabku kikuk. Ia terkekeh,lagi.
"Biar kuajari bagaimana caranya agar kau lupa dengan rasa phobia anjingmu itu."
Ia duduk disampingku yang menatap Prince dangan was - was. Seungcheol sunbae mengelus bulu Prince yang terlihat lembut itu,sedangkan Prince diam menikmati sentuhan tangan pria halus ini. Tampaknya itu terlihat menyenangkan. Perlahan aku menjulurkan tanganku untuk menyentuh Prince.
"Lembut." Gumamku menerawang. Prince sangat lembut. Aku menyukainya.
"Kau mau menggendongnya?"
"Aku takut dia menggigitku atau mencakarku nanti." Jawabku
"Tidak,tidak,dia tidak akan seperti itu."
"Baiklah." Jawabku. Ia memindahkan Prince yang kecil dan lembut itu ke lengan bawahku. Aku mencoba memberanikan diri untuk menyentuh Prince lebih 'dalam' lagi.
"Anak pintar." Ia mengacak - acak rambutku pelan. Aku penasaran mengapa anjing ini sangat diam saat aku menggendongnya. Aku mengangkatnya sedikit hingga aku bisa menatap wajahnya.
GUK!
Ia menjilati pipiku. Aku sangat terkejut namun ini sangat geli.
"Hentikan,Prince,ini geli ahahahahah." Aku tertawa terbahak - bahak sambil menggaruk kepala Prince. Benar memang,anjing memang tak sepenuhnya menakutkan. Aku terlalu asyik bermain dengan Prince hingga aku tak sadar bahwa sebenarnya aku sedang diperhatikan oleh Seungcheol sunbae.
"Biar kubersihkan wajahmu." Seungcheol menyeka air liur Prince diwajahku dengan sapu tangannya. Mata sayunya menatap wajahku dengan seksama. Rasanya aku mulai terbiasa dengan perlakuan mereka semua,ada yang aneh.
"Mengapa kalian selembut ini padaku?"
"Karena kau menarik."
"Eh???" Aku terkejut dengan jawabannya. Namun ia hanya membalasku dengan kekehannya.
"Sebenarnya aku lebih suka dipanggil S.Coups daripada Seungcheol. Menurutku nama lainku itu lebih cool. Sebongie bilang padaku bahwa aku bersikap seperti guru yang cool."
"Maksudmu,12 orang itu?" Tanyaku.
"Hm. Aku adalah yang tertua diantara mereka,rasanya aku menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas mereka. Terutama orang yang kau kenal dengan nama Lee Chan itu. Dia yang memberiku nama S.Coups."
"Apa kau juga seorang guru bagi mereka?"
"Ya,aku adalah kawan,sahabat,guru,dan motivator mereka. Tapi...aku bersyukur bisa mengenalmu."
"Aku?"
"Kau meringankan beban pikiranku,Jia-ya. Sekarang aku tahu mengapa sebongie menyukaimu."
"Menyukaiku?"
"Ya,mereka semua,termasuk aku."
"Kau..."
cup!
Dia menciumku,tidak,dia mencium pipiku. Aku memang terbiasa dengan sikap semua pria ini,namun bayangkan saja saat ini aku dicium! Tidak,ini pasti mimpi.
"Kau begitu cerewet,ya? Hish,kau masih mau bermain bersama Prince tidak?" Tawarnya. Dalam diam aku menatap Prince yang terdiam dalam dekapanku. Apa anjing ini mati?
"Apa aku boleh membawanya pulang? Sehari saja?" Tanyaku.
"Kau mulai menyukainya,eoh? Baiklah,akan kukatakan pada Jeonghan dan Joshua nanti. Pulanglah dan tidurlah kembali. Aku tahu nyawamu belum sepenuhnya lengkap.
Ia mengantarku hingga kedepan pintu rumah.
"Sampai jumpa lagi,Prince,jangan berulah pada gadis ini,ne? Jangan membuatnya ketakutan."
GUK!
"Aku pulang,ya?" Pamitnya lembut. Aku membalasnya dengan anggukan. Kami saling melempar lambaian tangan hingga dikejauhan. Ia memang orang yang lembut,selembut guru yang sebenarnya. Aku kagum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Day(Seventeen Imagine)
RomantikHei,pernahkah kalian merasakan betapa bahagianya dirimu saat 13 laki - laki tampan mengajakmu berkencan di hari yang berbeda?