Chapter 4

3.1K 123 5
                                    

Author POV

"Aku tidak mau ikut dengan tousan! Aku mau tinggal bersama kaasan!" kata anak perempuan itu.

"Ayo ikut dengan tousan atau kalau tidak, tousan akan memukulmu!" kata laki-laki itu yang merupakan ayah dari anak tadi.

"Terserah! Pokoknya aku mau tinggal dengan kaasan!" lawan anak itu lagi.

"Kamu...!!!!"

"Plakk.."

Gadis itu tersungkur ke tanah sambil memegangi pipi kirinya yang terasa panas. Tamparan ayahnya itu sukses membuatnya menangis.

"Maafkan tou..."

"TOUSAN JAHAT!! AKU BENCI TOUSAN!! BENCI!!!!" teriak anak perempuan itu dan langsung berlari menjauh dari ayahnya. Ayahnya hanya memandang anaknya yang menjauh. Dia merasa bersalah karena sudah berbuat kasar kepada anaknya.

Gadis itu berlari dengan kencang, tidak tahu kemana tujuannya. Dia hanya mengikuti kakinya yang ingin pergi jauh dari ayahnya. Dia berlari ke arah jalan raya yang terlihat sepi. Namun, dia tidak melihat ada mobil yang melaju kencang dari arah kirinya.


Hinata POV

"Aaarrrrggghhhh....!!!!"

Suara jeritan yang mengerikan itu sukses mengagetkanku dan Naruto.

"S..s.. suara apa itu?" tanyaku takut. Naruto tidak menjawab, tapi dia langsung mengisyaratkanku untuk naik ke motornya. Setelah itu, Naruto langsung melaju ke arah suara tadi.

Tidak lama berjalan, aku melihat sesuatu yang ada di jalan dan aku yakin Naruto juga melihatnya. Dia menghentikan motornya dan kami mendapati ada darah yang cukup banyak di aspal jalan tersebut. Aku sangat kaget melihat darah itu. Rasanya aku ingin muntah sekarang. Aku langsung meminta Naruto untuk mengantarku pulang.

"Naruto-ssi, a..aku takut. Bisakah kau mengantarku pulang?" tanyaku. Naruto menatapku sekilas dan langsung menaiki motornya tanpa menjawab pertanyaanku.

'Aish, dia tidak berubah sama sekali' kataku dalam hati.

Kamipun sampai di depan pagar rumahku.

"Arigatou Naruto-ssi" kataku berterima kasih.

"Sama-sama" balasnya dan langsung pergi tanpa pamit.

Sombong sekali dia. Yah walaupun begitu, dia yang telah menolongku dari rasa takut tadi. Setidaknya, sisi baik dari dirinya masih ada walau hanya sedikit.

Aku mengetuk pagar beberapa kali, dan pak satpam langsung datang membukakan pagar untukku.

"Selamat malam non" sapa pak satpam.

"Malam pak" balasku.

"Apa terjadi sesuatu di perjalanan non?" tanya pak satpam.

"Tidak kok pak. Memangnya kenapa?"

"Nggak apa-apa kok non, cuma mau memastikan kalau non baik-baik saja"

"Aku baik-baik saja pak. Kalau begitu, aku masuk dulu yah pak. Selamat malam" pamitku.

"Baiklah non. Selamat malam" balasnya.

Aku memasuki rumah dan mendapati bibi yang tertidur di sofa di depan TV.

"Bi bangun bi! Kenapa tidur disini?" kataku membangunkannya.

"Ehmm... non udah pulang?" katanya sambil mengucek-ngucek matanya.

"Udah bi. Kenapa bibi tidur disini?" tanyaku lagi.

"Anu.. bibi nungguin non pulang, eh malah ketiduran disini" jawabnya.

The Prince IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang