kamar 25 Al-Azhar

240 12 3
                                    

Berbagai anak dari berbagai penjuru, ras, suku, daerah berkumpul di kamar yang masih terasa dingin ini. Nasib kita sama, menantikan tes masuk pesantren ini. Hanya 3 hari saja aku ditemani ayah disini, ayah memutuskan untuk pulang lebih cepat karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, maklumlah ayahku adalah abdi negara yang sibuk dengan memenuhi tugas Negaranya. Ada sedikit rasa iri memang rasanya melihat teman satu kamarku yang masih di temani oleh orang tuanya, bahkan sampai ujian masuk pun masih ditemani.
"Ayah pamit pulang dulu ya nak, taati peraturan yang ada, rajin-rajinlah kamu disini, jangan lupa doa sama Allah minta yang terbaik" nasehat dari ayah yang pelan membisiki telinga ini.
"Baik yah, nina akan selalu ingat pesan dan nasehat ayah" jawabku.
Ayah pun mulai menginjakan kaki setapak demi setapak meninggalkan pondok. Sedih rasanya, air mata mulai membasahi pipi mungil ini, ada rasa kehilangan. Akupun berusaha menahan kesedihan, mencoba untuk melupakan pikiran tentang orang tua, cukup dikala doa saja aku mengingat mereka.

~~~~~~~~~~~•••••••••••~~~~~~~~~~~~

Kami pun mulai mengenal satu per satu diantara calon santriwati kamar 25 al azhar, senang rasanya memiliki teman dari berbagai daerah yang belum pernah aku kunjungi. "Hei kamu belum sholatkan?ayo kita ke masjid " ajakan salah satu teman kamar berbadan gembul dan lucu, namanya ajeng. Dia pribadi yang baik dan suka berbagi bercerita ketika duduk bersama di kamar, seringkali pula dia membuat lelucon yang mencairkan suasana kamar yang masih terasa dingin bagiku. Di kamar kami berjumlah 20 anak dari berbagai macam kota yang berbeda bebagai tingkatan umur yang berbeda.

~~~~~~~~~~~●●●●~~~~~~~~~~~~

puasa ramadhan perdana

Tiba masanya hari pertama puasa ramadhan inilah pertama kalinya juga aku berpuasa tanpa ibu, ayah dan kedua kakakku, bagiku ini sangat menyedihkan, tapi aku sadar bahwa inilah keputusanku sendiri dan aku akan segera ke jenjang SMP aku sudah menjadi anak SMP bukan anak SD lagi. Akupun mengisi hari-hari puasaku dengan berbagai kegiatan pondok pesantren ini begitupula bersenda guarau dengan teman-teman untuk menikmati bulan Ramadhan tahun ini dengan kebersamaan dan keseruan di pondok. Tak terasa, waktu yang ditunggu-tunggu selama 2 minggu lebihpun datang tepatnya masih dibulan ramadhan.
Alhamdulillah, Allah membantuku, aku melewati ujian dengan lancar tanpa ada kesulitan yang berarti, alhamdulillah. Sekarang waktunya untuk menunggu pengumuman kelulusan. Tak pernah terlewat didalam doa-doaku untuk menyelipkan harapanku agar bisa menimba ilmu dipondok ini. Hari-hari puasaku diiringi dengan rasa khawatir akan pengumuman kelulusan bagi calon santriwati yang tinggal 2 hari lagi diumumkan. Detik-detik akhir perpisahanpun sangat terasa dikamar ini, kami mulai membereskan barang-barang kami, kami lebih sering berguarau sebagai bentuk kebersamaan kami yang bisa dibilang waktu terakhir kita bersama sebelum perpisahan itu tiba, waktu kebersamaan kami tak lama lagi dan mungkin takkan pernah bertemu lagi. Terkadang jarak menyisakkan sesak didada.



















Perjalanan Seorang Fakir IlmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang