sanah tsaniah

42 2 4
                                    

Zaman cungil, ah  banyak sekali pelajaran yang aku ambil saat itu, kepayahan, perjuangan, pilu yang menjadi semangat untuk lebih baik lagi.

Pondok pesantren fii sabilillah alkhomis Tempat nan nyaman, damai dan tentram dengan berbagai pelajarannya. Di tahun kedua ini, banyak juga ujian yang aku hadapi. Yah aku percaya memang tidak mudah jalan menuju keberhasilan.

Pagi menjelang siang, kala itu kenaikan kelas diumumkan di aula utama, seluruh santri dibacakan namanya yang telah ditentukan urutan kelasnya.

"Nina, ayyu fashlin?" Ana 2E" sapa big bang padaku dan antusiasnya bertanya. "Wah kita 1 kelas lagi" jawabku penuh antudias, ntah mengapa setelah merasakan satu kamar dengannya, kini kembali aku merasakan satu kelas lagi dengannya. Senang, haru rasanya akhirnya aku mampu bertahan sejauh ini. Menginjakkan kaki di pesantren ini sebagai seorang santriwati dari mulai bermimpi sampai telah masuk ke tahun kedua menjadi santriwati di pondok ini.

~~~~~•••••••~~~~~~~~

Fiil fash 2e (addrs)

Siapa sangka, di kelas 2 ini aku mendapatkan wali kelas yang amat perhatian, baik, lembut, the best one ever. Aku senang, amat sangat senang. "Aywa, kaefaa halukunna?" beliau mulai menyapa kami, mulai membuka kelas pada pagi hari ini. "Inna bil khoir wal hamdulillahdengan penuh semangat kami menjawab.  Berbeda dengan kelas 1 yang rata-rata pelajarannya masih banyak menggunakan bahasa Indonesia, kini di kelas 2 kami mulai belajar dengan kitab" berbahasa Arab. Masa ini yang aku nantikan, dari dulu memang aku amat sangat ingin mengusai bahasa asing ini.
Santri terkenal dengan lelapnya, seorang santri mampu tidur dimana dan kapan saja tak kenal temlat dan waktu, namun menariknya disetiap pelajaran yang diampu oleh wali kelas kami, hampir semua santriwatinya tak berani untuk tidur. 

Kelas berlangsung dari pukul 6.30 hingga pukul 12.00, lalu di lanjut sekolah sore sampai pukul 15.00. itu dilakukan setiap hari, kecuali hari jumat.

~~~~~•••••~~~~~~

Belajar malam

Dari pagi hingga sore kami belajar di kelas, dan kebetulan kelas sekolah sore kami berada di pojok yang mana kelas itu paling banyak jendelanya, yah  gak bisa dipungkiri itu penyebab kantuk yang susah di tolerir. Memang sudah biasa santri hobi tidur di kelas, itu suatu kenikmatan yang haqiqi, bahkan sampai mengalahkan nyenyaknya tidur diatas kasur.

Dimalam hari kami lanjut belajar, mengulang, mengerjakan pr, menghafal pelajar, disimak oleh walikelas, maupun asisten walikelas, mengantri, berbaris dengan sabar menghafal pelajaran, hingga menghafal sambil berkeliling pondok. Ini momen yang paling asyik selama dipondok ini.

Yakmenghafal sambil thowaf, ini hal yang paling tidak bisa di lupa. Kala kantuk yang tak bisa di tolelir datang, dan segarnya air wudhu juga tidak bertahan lama (setelah kering yaa ngantuknya dateng lagi), maka langkah selanjutnya dan yang paling ampuh ya keliling pondok. Dari gedung aligart menuju blackhole, melewati asrama syiria, jalan hingga ri'ayatuttholabah, dapur hingga kembali lagi ke gedung kelas. Dan dalam perjalanan ini lumayan bisa dapat 1 2 halaman hafal pelajaran.
"Nina, udah berapa dars kamu hafal dan setor malam ini" tanya ustdzh, "baru 1 dars, ustdzh" jawab ku, "aywaa, sekarang setor sama ustdzh apa yang sudah anti hafalkan." "Baik ustdzh". Memang sangat sulit belajar malam dimana kondisinya sudah lelah dan ingin segera beranjak ke alam mimpi.


Maaf teman" wattpad, baru bisa melanjutkan cerita, karena baru bisa log in ke akun ini, dan fyi, tulisan sebelumnya bener" tata bahasa dan nama pemerannya masih labil, karena itu memang pertama kali memulai menulis, dan jarang membaca, jadi bahasanya masih belepotan. Di bagian" selanjutnya penulis akan berusaha memperbaiki tata bahasa dan citra tulisannya. Mohon kritik dan sarannya yaa

Tunggu kelanjutannyaa.... :)

Perjalanan Seorang Fakir IlmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang