zaman cungil

182 10 4
                                    

Tak terasa sudah 1 Bulan aku disini, mengenal satu sama lain dan mulai akrab satu sama lain.
Bahasapun sudah mulai diterapkan ntah itu b.arab maupun inggris.
Zaman cungil...haha iya zaman dimana kita masih polos-polosnya menjalani dunia perpondokan, masih menaati peraturan pondok dengan baik-baiknya, sangat hormat dengan kakak kelas.
Di massa inilah aku menemukan seorang sahabat baru dalam hidupku. Aisyah nurzaman, yah...sahabat yang turut mewarnai hari-hariku. Dia biasa dipanggil big bang karena kesukaannya dengan boyband big bang asal korea.
Hari-hari kita lewati bersama, masalah demi masalah kitapun lewati bersama.

Tak terasa perpindahan kamarpun dilaksanakan setelah ujian awal tahun berlangsung. Aku mendapat kamar di asrama syanggit A. Begitu pula big bang, tak kusangka kita satu kamar.
Namun semua itu tak seperti apa yang aku harapkan.

Ekspektasi tak sesuai realita, tak selang berapa lama setelah perpindahan kamar, ujian menghampiriku,  menyebabkan persahabatan kami mulai renggang, sedih rasanya tapi aku mencoba untuk bersabar dan tawakkal saja masalah ini sama Allah.
Aku ingin tetap fokus belajar ditengah-tengah musibah ini.
yah.. mungkin aku kini merasa tak mempunyai teman. Masalah yang ku hafapi ternyata tidak sesederhana dimata teman-teman,  namun disaat yang sama aku bersyukur bahwa masih ada yang mau berteman dengan ku di masa sulitku ini. keke dan cici walaupun tak begitu dekat sebelumnya namun aku sangat senang masih ada yang mau berkawan dengan ku.

"Sudah kamu gak usah mikirin perkataan mereka, masih banyak yang sayang sama kamu" hibur keke. Akupun merasa terhibur dengan perkataannya.

Tak terasa ujian lisan dan tulis akhir tahun pun akan segera dilaksanakan, masalah itu sudah aku lupakan, sudah aku selesaikan berkat doa-doa yang kulangitkan selama ini. Semuanya membaik lagi. Sahabatku kembali lagi walau tak seperti dulu. ya walaupun sebenarnya sulit dipercaya karena seorang sahabat itu ada dikala senang maupun susah, tapi tak apalah aku tetap mensyukurinya.

Aku tetap fokus pada ujian pesantren yang sedangku hadapi, karena aku tidak mau kalau akhirnya aku yang akan menyesali hasilnya, karna aku percaya pada kata-kata usaha tak menghianati hasil.

Tak banyak ceritaku di zaman cungil ini, karna kebanyakan sad moment ditahun ini, namun ah sudahlah.. sudah ku lupakan pengalaman pahit ini.

Masalahku pada masa cungil ini menjadi salah satu sad memories dalam hidup ini dimana baru pertama kali dalam berkehidupan aku merasakan kesendirian, keterpurukan, merasa asing di tengah-tengah keramaian karna tingkah seseorang terhadap kita haruslah dilawan. Terkadang karena kita terlalu fokus pada perspektif orang lain terhadap kekurang pada diri ini menjadikan pribadi yang lemah karena terus fokus pada penilaian orang terhadap diri kita namun tak mau berusaha untuk memperbaiki masalah yang ada.




















Ditunggu ya kelanjutannya...

Perjalanan Seorang Fakir IlmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang