CINTA ITU KAYAK TAHU BULAT.

97 17 10
                                    


" Insyaallah deh Ka, ga janji ya.. kalo dapet libur insyaallah bisa ikut. " jawab Kila sekaligus mengakhiri percakapan siang itu.

" Bego ! bego ! bego ! Kenapa lo bilang ke Kila kalo gue udah punya pacar ??!" Alko masih menggerutu ditengah perjalanan kami menuju kantin.

" Mana gue tau Cok, kelepasan gue, sumpah ! lagian ga penting juga kan ? lo juga ngapain sih keganjenan ! udah punya Pia juga !"

" Ye, bukannya begitu !! kan siapa tau dia bisa jadi cem – cem an gue ? kapan lagi punya cem – cem an cewek baik – baik kayak dia." Alko mencoba sedikit menjelaskan alasannya kepadaku mengapa ia keberatan jika Kila atau ada wanita di Seramedia yang tahu bahwa ia sudah punya pacar.

"Btw, obrolan kita dari tadi tentang Kila gue rekam loh ? tinggal gue kirim ke si Pia deh." Kataku seraya menunjukan Hp ke wajah Alko untuk menakut – nakuti nya.

"Ja... jangan cok !! wah, lo ga asik lah mainnya rekam – rekaman udah kaya KPK !!."

" Apaan ? lo mau nraktir gue ? dalam rangka perdamaian ?" Gue pura – pura ga denger dan makin meng-intimidasi Alko.

" Yah.. mau ga mau !! daripada gue di smackdown ama si Pia ? Sahabat.. oh, sahabat... !! teganya dikau ~" Alko mendengus.

" Deal !!" senyum jahat mengembang di bibir gue karena akan dapat traktiran gratis.

" lo bedua pada ngedumelin apaan sih ?" sahut Aji yang tidak mengerti apa yang sedang ku ributkan dan perdebatkan dengan Alko"

"Udah lupain aja Ji, Markingop."

"Apaan tuh ??"

"Mareeeee kita Ngopi... hehehehehe" Jawabku cengengesan, Aji garuk – garuk kepala dan Alko masih dengan mukanya yang Bt. Dan gue ? siang itu di traktir jus gratis sama si gigolo.

Sore itu sepulang kerja aku pulang sendiri, karena Alko dijemput oleh pacarnya si Pia. Baru saja keluar dari pintu toko, lagi-lagi aku berpapasan dengan Kila yang datang dari arah luar ingin masuk ke toko, sepertinya ia dari toilet. Karena walau toko tempatku berkeja besar dan luas dan mampu menampung beribu – ribu buku dan produk lainnya. Tetap saja kalo ingin buang air harus susah – susah keluar dari toko untuk menumpang di toilet mall.

"Pulang ka ?" Tegurnnya saat melihatku. Walau singkat, entah kenapa pertanyaan Kila sedikit membuat jantungku berdebar.

"Iya Kil, oia.. Gue minta nomor atau pin Bbm Kila dong." Ku coba memberanikan diri meminta kontak Kila, karena kalo minta ongkos aku yakin belum akan di kasih.

"Duh.. ga hafal ka, mana hp-nya di loker lagi. Atau catat aja nomor Kila di hp ka Fachri." Pintanya.

Segera ku keluarkan handphoneku. Namun ternyata hpku dalam keadaan lowwbat. Shit !


"Hp gue lowbat Kil, mana gue juga ga hafal Pin gue?. Gue catetin nomor gue aja ya, tar Kila sms kirimin Pin Kila ke nomor itu." Kepalang tanggung ! menurut ku ini adalah kesempatan untuk bisa mendapatkan kontaknya Kila, dan cara pertama untuk bisa lebih mengenal seseorang di zaman sekarang tentunya adalah lewat social media. Langsung ku buka tas lalu mengeluarkan secarik kertas dan menulis rentetan angka nomor telpon ku.

"Nih Kil, miscall atau sms in pin-nya Kila, ya.."

"Ok, ka.." Kila meng-iya kan sambil tersenyum. Duh.. manisnya.. kataku dalam hati. Kalo kamu ikutan melihat senyum Kila saat itu, aku yakin kamu juga akan berkata hal yang sama denganku.

"Gue balik ya." Kataku seolah berpamitan kepada Kila

"Iya, Tiati.."

Kila berlalu, senyum mengembang di bibir ku. Entah apa yang aku rasakan saat itu.., Intinya aku senang.

KILA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang