KILA.

SERAMEDIA.

Welcome to Seramedia ..

Toko Buku dan Jaringan Ritel dan Penerbit terbesar di Asia Tenggara.

Jikalau kalian lihat apa saja barang yang dijual oleh Seramedia pastilah kalian akan berfikir bahwa Toko penyedia berbagai macam Buku, Atk, Peralatan Sekolah, Asesoris, dan berbagai macam barang yang amat berguna untuk kehidupan sehar- hari, terutama, ya.. buku – bukunya. Mulai dari buku anak-anak, pelajaran, komik, kamus, buku – buku hukum, sastra,filsafat, perguruan tinggi, novel dan ratusan jenis buku lainnya, adalah perusahaan yang mempekerjakan orang – orang hebat dan pintar ? Kamu benar ! Tapi tidak sepenuhnya !! Memang perusahaan ini sangat selektif dalam memilih calon – calon pegawainya, dan aku juga merasa bahwa orang – orang disini adalah orang yang punya skil dan intelektual yang tinggi, tapi itu bukan berarti mereka adalah orang yang membosankan seperti tokoh kutu buku dalam film – film yang sudah sering kita lihat.

"Panggilan.. kepada seluruh karyawan toko buku Seramedia, diharapkan untuk segera berkumpul di area kassa buku untuk melakukan briefing pagi, Dan pembacaan Visi dan Misi lalu dilanjutkan dengan Doa bersama. Terimakasih.."

Suara tersebut adalah suara Customer Service di Seramedia yang paling cantik. Dan bohay, Yaitu.. Soffy. Dan Suara itu adalah suara panggilan untuk kami semua para karyawan agar segera berkumpul untuk melakukan aktifitas Briefing Pagi, pembacaan Visi Misi perusahaan dan ditutup oleh Doa. Semacam Apel pagi.

Setelah semuanya berkumpul, aku lihat pagi itu amatlah lengkap. Terutama para atasan hadir semua baik yang shift pagi, middle, siang bahkan yang Off alias libur. Karena pada hari itu, kantorku akan kedatangan Auditor dari pusat dan itu merepotkan.

Perusahaan tempatku bekerja di pimpin oleh ;

Bu Titi : Manager / Kepala Toko.

Mbak Tania : Asistant Manager.

Mas Tio : SDM.

Mas Elti, Mas Weerge, Mas Kris : Supervisor.

Dan adalagi beberapa Back Office seperti : Mas Asari, Om Ben, Mas Yohanes, Mbak Nyoman.

Mereka adalah atasan – atasanku di Seramedia sekaligus manusia – manusia yang punya keunikan tersendiri. Entah kebiasaannya, atau kelakuannya yang sering bikin geleng – geleng kepala.

Bu Titi.

Beliau paling ga suka kalo di panggil dengan sebutan "Bu" padahal, di usianya yang sekarang, beliau lebih cocok dipanggil dengan sebutan "OMA" tapi beliau selalu kekeh ! ingin semua orang memanggilnya dengan sebutan "MBAK" dan menurutku, Bu Titi ini, ah.. maksudku Mba Titi adalah Bigboss yang sangat labil dan menyebalkan. Serius!! Semua karyawan juga pasti akan berfikir hal yang sama denganku, atau bahkan jika kamu bekerja disini, kamu mungkin juga akan sependapat denganku. Salah satu contohnya adalah seperti ini :

Pernah suatu hari aku dimintanya untuk menukar atau mengatur ulang display-an buku : "Dek.. de/k. ( Dek, adalah cara ia memanggil kami para karyawan, yang artinta adalah Adek atau Adik.) Tolong kamu pindahin buku yang ini kesana dan yang disana di geser kesini.. lalu yang depan pindahin ke belakang lalu Floor nya di putar menghadap keselatan. *Floor adalah meja kayu berbentuk segi empat yang sering digunakan untuk mendisplay buku atau menyusun tumpukan buku selain di Rak.

Beliau memberi instruksi dengan sangat cepat layaknya Eminem, kadang hanya beberapa orang yang bisa mengerti apa yang beliau katakan, sisanya hanya bisa garuk – garuk kepala. Dan aku adalah yang termasuk golongan garuk – garuk kepala. Intinya adalah : Jikalau harimu ingin tenang, maka hindarilah Bu Titi, hindari segala macam apapun menyangkut Bu Titi, entah itu berpapasan dengannya atau bahkan hanya sekedar kontak mata dengannya. Pernah suatu hari, di hari yang kurang beruntung. Aku yang sedang apes di panggil oleh beliau untuk mengganti beberapa buku yang terdisplay di Floor dengan buku yang ada di rak. Seperti biasa.. aku kurang paham dengan intruksinya yang seperti Eminem itu. Agar tidak salah mengerjakan aku mencoba menanyakan ulang perintahnya. Namun, bukannya mendapatkan jawaban, aku malah habis di omeli. " Kamu yang kerja itu tangannya bukan mulutnya !" Aku hanya bisa diam dan kesal. Kesal bukan karena dimarahi, tapi karena ditertawai oleh Alko dan Fariz yang sibuk kebagian tugas untuk merapihkan buku yang berada tak jauh dariku.