Mereka bilang, memori itu ada untuk dikenang, disimpan agar tak hilang.
Namun, apa kabar dengan kenangan buruk yang hanya kau ingin kubur rapat-rapat--setelah kau injak hingga hancur?
Karena kau pikir, ya, lebih baik begitu, enyah saja sekalian.
Sibuk memikirkan cara untuk menghilangkan memori menyebalkan.
Apa benar hilang?
Semakin lama, tumbuhan akan hadir di atas kuburan itu. Kau yang tentukan, rerumputan kering ataukah bebungaan nan indah?
Kenapa tak kau sibukkan dirimu dengan membuat kenangan baru--yang dengan nyata ingin tetap kau simpan, sesuatu yang kau harapkan, sesuatu yang kau ingin untuk selamanya bermekaran di benakmu.
Mungkin inilah saatnya kau--dan aku--berhenti sok bermuram durja, membuka mata dan melihat dunia.
Mereka ada di sana, orang-orang yang menantimu bangkit, yang akan menemanimu menyambut dunia baru.
Jangan diam saja dan berdiri di sana! Jangan biarkan mereka menunggu lebih lama--dan pergi!
Hampiri mereka, raih tangan mereka, dan bersama--tumbuhkanlah bunga warna-warni di atas kuburan memori yang tak kau kehendaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Heart Speaks
RandomIni bukan kisah picisan tentang dua anak Adam. Bukan cerita fiktif yang membuatmu terisak ataupun didera gundah. Bukan. Ini hanya buku sederhana dengan deretan ucapan dari hati--yang seharusnya tak hanya menetap di sana. Karena, ini waktunya hatiku...
