Aku benar-benar tidak tau kenapa aku harus sekesal ini--kalau boleh jujur.
Sudah lewat duapuluh-empat jam, dan aku masih sekecewa dan seberantakan ini.
Aku masih sama seperti malam kemarin, jika mungkin kau ingin tau sedikit.
Ya, sekacau itu.
Kalau boleh, ingin aku berteriak kencang di depan wajahmu,
menelanjangimu dengan kata-kataku.
Ingin sekali.
Tapi, bolehkah?
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Heart Speaks
AlteleIni bukan kisah picisan tentang dua anak Adam. Bukan cerita fiktif yang membuatmu terisak ataupun didera gundah. Bukan. Ini hanya buku sederhana dengan deretan ucapan dari hati--yang seharusnya tak hanya menetap di sana. Karena, ini waktunya hatiku...