Setelah kau meninggalkanku begitu saja, setelah rasa ingin memilikiku kau habiskan di sisa-sisa bulan Mei, tak jarang aku memimpikanmu. Alih-alih bermimpi tentang bagaimana kau pergi, atau bagaimana sedihnya aku telah dikecewakan, kau malah membuat harapanku melambung tinggi bahkan di dalam mimpi. Ada banyak, lebih dari tiga, dan semuanya membuatku terbangun dengan perasaan campur aduk antara harapan dan keputusasaan.
Mungkin mimpi-mimpi itu hanyalah refleksi dari ekspektasi khayalku. Mungkin aku memang terlalu memikirkanmu hingga alam bawah sadarku dengan sialannya membuatku sadar bahwa meski kesadaranku telah penuh untuk merelakan dan membencimu, alam bawah sadarku masih saja menyimpan harapan-harapan kosong akan segala yang dulu pernah kita perbincangkan.
Tak ada gunanya aku bercerita kepada sahabatku tentang hal ini. Aku sudah tahu bahwa ia akan mengatakan bahwa aku terlalu memikirkannya. Atau dia akan mengatakan bahwa mimpi itu bukanlah pertanda apa-apa. Pun, memang seharusnya begitu. Mimpi itu memang bukanlah pertanda. Mimpi tak pernah memberikan harapan. Mimpi adalah kekosongan alam berisi pencapaian-pencapaian yang tak tercapai.
Aku tak tahu lagi harus melarikan diri kemana ketika tidur saja aku memimpikanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Gadis Cantik Harus Bersedih
PoesíaAda hal-hal yang perlu kalian tahu dari gadis cantik yang bersedih di kursi kenangannya dengan satu buku sajak patah hati dan kopi panas tanpa gula. Kau harus tahu bahwa gadis itu tak bermaksud untuk bersedih. Ia hanya ingin melipat segala luka kemu...