Vote lebih dari 100+++ yaa, cepet di next nya :)
[==#==]
Raina memutar stir mobilnya memasuki halaman rumah Lasti. Saat pulang tadi, Reyhan meneleponnya memintanya ke rumah Ibunya lagi. Berhubung Raina tidak sibuk, ia pun mengiyakan saja permintaan Reyhan.
Setelah turun dari mobil, ia dan Raka berjalan berdampingan. Sebelum mengetuk, pintu sudah terbuka dan Raisa sudah berlari memeluk kaki Raina.
"Ibu...."
Raina melepas kedua tangan Raisa yang melingkar di kakinya. Ia pun berjongkok menatap Raisa sambil mengusap rambut kecoklatannya.
"Assalamualaikum Raisa."
"Walaikumsalam, Ibu kemana aja? Tadi pagi kok nggak ada lagi?"
Raina menggaruk tegkuknya bingung harus menjawab apa, "Bu Raina kan harus ngajar di kelas Abang de," ucap Raka membantu Raina.
Raina menghela napasnya lega, ia tersenyum pada Raka. Anak laki-laki itu membalas senyumnya lalu mengajak Raina dan Raisa masuk.
Di dalam Raina langsung bertemu Lasti. Perempuan itu pun menyalami Lasti layak Mamanya sendiri. "Tidak merepotkan Bu datang lagi kemari?"
Raina tersenyum, "Tidak kok Bu. Lagian saya lagi nggak ada acara penting."
Lasti mengangguk kemudian mengajak Raina untuk duduk. "Maaf ya Bu, dari tadi Raisa tidak mau makan kalau nggak di suapi Ibu. Saya khawatir Raisa akan sakit jadi saya--"
"--Nggak papa Bu," Raina memotong ucapan Lasti agar wanita paruh baya itu tidak meminta maaf terus. Jujur saja ia agak tidak nyaman jika ada seseorang yang tidak enak meminta tolong padanya.
"Makanannya dimana Bu? Biar saya suapin."
Lasti beranjak mengambil piring untuk makanan Raisa. Setelah itu memberikan piring itu pada Raina. Raisa yang sedang menyiapkan permainannya mendadak berhenti ketika melihat Raina berdiri di ambang pintu kamar.
"Ibu, masuk aja. Kamar Icha kamar Ibu juga kok."
Raina mengangguk lalu masuk. Perempuan 27 tahun itu menarik kursi dari sebuah meja. "Raisa lagi ngapain?"
"Icha lagi beresin mainan dari Ayah. Bagus kan Bu?"
Raina mengangguk, "Bagus kok, oh iya hadiah buat Icha udah di kasih sama Bang Raka?"
"Udah, tapi belum Icha buka. Ibu kasih hadiah buat Icha?"
Raina mengangguk, "Iya, tapi boleh di buka kalau Raisa udah makan."
Raisa mencemberutkan bibirnya lalu menggeleng, "Nggak mau. Icha nggak mau makan."
"Kalau gitu jangan buka hadiahnya. Nanti Ibu bawa lagi loh mainannya kalau nggak mau makan. Ibu suapin deh, ya?"
Raisa langsung mengangguk begitu Raina menawarkan diri untuk menyuapinya. "Bener Ibu mau suapin Icha?"
"Iya, sekarang buka mulutnya ... Aaaa ..."
Dengan senang hari Raisa memakan makanan yang di suapi Raina. Ia tersenyum senang, seperti menemukan sosok Ibunya kembali.
Di ambang pintu Lasti tersenyum sendu melihat interaksi antara Raina dan Raisa. Mereka seperti Ibu dan anak yang sesungguhnya.
* * *
F.Rafathar
Na, gue nunggu lo di cafe biasa.
Di sisi lain, Rafa merapikan penampilannya saat ini. Beberapa detik lalu ia baru saja mengirimi pesan untuk Raina. Siang ini, mereka akan makan siang bersama. Dan niatnya Rafa akan mengutarakan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati yang Menanti - [ Love Series 1 ] ✔
RomansDi usianya yang menginjak 31 tahun, Reyhan harus berlapang dada mengikhlaskan kepergian istrinya, Rania. Meninggalkan dua orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang seorang Ibu. Raka dan Raisa. Sebagai seorang ayah, ia pun berusaha untuk menjad...