Senyum terukir indah di wajahnya yang mulai menua. Menatap sang pengantin perempuan yang tengah menatap dirinya sendiri di sebuah cermin. Wanita paruh baya itu perlahan masuk, menghampiri calon menantunya dengan langkah gembira.
Kali ini tidak ada keraguan lagi setelah ia mengetahui semuanya. Mengetahui rencana Syifa dan Helena. Malah ia merasa malu karena telah memfitnah tanpa bertanya langsung pada Raina.
"Raina...," panggil Lasti membuat Raina berbalik.
"Ibu?" Raina mendekat, mencium punggung tangan Lasti dengan senyum lebar tercetak di bibirnya.
"Kamu cantik sekali Rain. Ibu jadi pangling."
Pipi Raina merona, "Makasih Ibu."
Lasti terkekeh, kemudian mereka berdua duduk di pinggiran tempat tidur.
"Raina, Ibu mau minta maaf ya pernah nganggep kamu bukan perempuan baik-baik. Maaf juga Ibu pernah nggak ngerustuin hubungan kamu sama Reyhan."
Raina tersenyum, lalu menggenggam tangan calon Ibu mertuanya itu. "Nggak papa kok Bu. Saat itu Ibu hanya curiga kan? Nggak usah di pikirkan Bu, Raina nggak mempermasalahkan kok Bu."
Lasti tersenyum, Raina benar-benar baik. Ia beruntung Reyhan bisa mendapatkan pengganti Raina yang sangat baik.
"Ibu doakan rumah tangga kalian berkah. Selalu bahagia dan di berikan keturunan yang sholeh dan sholehah."
"Amiinn."
__====__
Setelah seharian sibuk dengan acara pernikahan, sudah waktunya untuk pasangan pengantin baru itu beristirahat. Raina dan Reyhan sudah berganti baju bahkan sekarang mereka sudah berbaring.
Kedua terlentang, menatap langit-lagit kamar dengan pikirannya masing-masing. Ketika Raina menoleh, ia tersenyum.
"Mas...," Reyhan menoleh. "Apa?"
"Aku masih mau tau banyak tentang kenapa Mas bisa minta restu sama Mama."
Reyhan menghela napas kemudian beringsut bangun. Menyenderkan punggungnya pada kepala tempat tidur.
"Nggak bisa cerita besok aja ya?"
Raina menaikan sebelah alisnya, "Kenapa? Mas cape ya?"
Reyhan mengangguk, "Kamu emang nggak cape?"
Raina menggeleng, "Sedikit aja, aku penasaran Mas."
Reyhan pun mulai bercerita. Setelah Syifa keluar rumah sakit beberapa bulan lalu, Reyhan memutar otaknya agar ia tidak diam saja. Ia sempat berbicara pada Rafka dan Ridwan. Mereka menyarankan kalau Reyhan harus mendatangi keluarga Raina kalau mau serius.
Raina terbelak mendengar cerita suaminya itu. Belum sempat Raina mendengar kelanjutan ceritanya, Reyhan sudah menatapnya tak biasa.
"Ceritanya besok aja ya Rain. Sekarang ada hal penting yang harus kita lakuin."
Raina menaikan sebelah alisnya. "Hal penting apa? Mas mau tidur? Ya udah nggak papa tidur aja."
Reyhan mendesah berat, "Bukan itu sayang."
"Lalu?"
"Kamu lupa malam ini malam pertama kita?"
Deg.
Wajah Raina bersemu merah. Ia menggigit bibir bawahnya--mendadak gugup. Bahkan ia tak berani menatap suaminya yang kini tengah terkekeh melihat ekspresinya.
"Raina, kamu baik-baik aja?"
Raina berusaha mendongkak, matanya langsung di kunci oleh tatapan menghangatkan Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati yang Menanti - [ Love Series 1 ] ✔
RomanceDi usianya yang menginjak 31 tahun, Reyhan harus berlapang dada mengikhlaskan kepergian istrinya, Rania. Meninggalkan dua orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang seorang Ibu. Raka dan Raisa. Sebagai seorang ayah, ia pun berusaha untuk menjad...