1. Baru Tau?

51 12 5
                                    

Hari ini hari pertama masuk sekolah setelah ujian kenaikan kelas dan libur selama dua minggu. Tahun lalu, di kelas XI-2 IPA yang meraih peringkat satu adalah Andriani. Sedangkan di kelas XI-4 IPA yang meraih peringkat satu adalah Ricki. Keduanya di gabungkan di kelas yang sama pada tahun ini di kelas XII-3 IPA.

Rumah Andriani

"Iaaaan."

Kakak laki-laki dari Andriani yang bernama Alex Kevin Purnomo memanggilnya Ian.

"Apaan sih, Viiin? Bacot banget deh lu pagi-pagi!"

Andriani memang tidak pernah memakai embel-embel 'kak' sebelum nama kakaknya itu, karena umurnya yang memang hanya berbeda 2 menit saja. Ya. Mereka kembar.

Kevin bersekolah di sekolah yang sama dengan adiknya, di kelas XII-1 IPA. Tidak ada yang mengetahui mereka ini kembar, kecuali keluarganya. Mereka selalu membawa motor sendiri-sendiri pada saat bersekolah.

"Kunci motor gue mana? Lu kan yang kemaren pake motor gue diem-diem? Udah hampir telat nih!" Kevin meneriaki adiknya yang masih di dalam kamarnya.

"Mana, ya? Gue lupa, haha. Sorry ya, Vin, gue dul --Lah? Kunci gue mana?" Riani (Andriani) yang baru keluar dari kamar dan menuju meja televisi, bingung mencari kuncinya yang biasa dia letakkan di sana.

"Gue gak bakal biarin lo pergi sebelum kasih tau kunci gue di mana,"
Kevin menunjukkan kunci motor Riani yang sudah dia ambil sebelum Riani keluar.

"Iiih 'kan gue udah bilang kalo gue lupa!"

"Lo lupa atau sengaja ngilangin? Kunci lo aja selalu lo taro di meja tv."

"Kemaren tuh gue kebelet pipis, makanya gue lupa taro di mana tuh kunci motor lo."

Mama mereka keluar dari kamarnya.

"Ini udah jam berapa? Udah mau telat masih aja berantem, dasar kembar gila, lagian kenapa kalian nggak berangkat bareng aja sih? Ribet amat. Udah sanah pergi."

"Dih, Ama. Ntar pada tau kita kembaar!"

"Bilang aja kalian pacaran, udaah sana."

Akhirnya mereka berdua pergi bersama dengan motor Riani.

Sekolah

Mereka memasuki parkiran berdua, dan banyak orang yang memerhatikan mereka. Kevin memakai helm dan menutup kacanya supaya tidak ada yang tau kalau itu dia. Namun, orang-orang tetap memerhatikan mereka sampai mereka turun, karena Riani tidak memakai helm, dan penasaran siapa yang membawa motornya itu.

Kevin pun dengan terpaksa membuka helmnya dan orang sekitarnya di penuhi tanda tanya.

"Kak Kevin, kakak siapa nya dia? Kok berangkat bareng dia? Apa aku gak lebih cantik dari dia?"

Adik kelas centil menghampiri Kevin. Kevin juga terkenal dengan ketampanannya dan kecerdasannya.

"Aku ini pa--"

Belum selesai Kevin bicara, Riani sudah terlebih dulu memotong pembicaraannya.

"Pagi tadi dia motornya mogok kebetulan di depan rumah gue, dan dia nebeng sama gue, tapi dia nggak mau kalo gue yang bawa."

"Oooh," Banyak orang yang ber 'oh' ria dan meninggalkan mereka berdua.

Riani segera meninggal Kevin sebelum terjadi sesuatu lagi.

Mereka pergi ke kelas nya masing-masing.

Di kelas barunya, Riani mecari bangku kosong, karena ini hari pertama, banyak orang yang datang lebih awal dan mencari teman sebangku sesuai keinginan masing-masing. Lain dengan Riani, Riani mencari bangku kosong dan berharap orang random yang duduk di sebelahnya perempuan, karena kebanyakan laki laki modus dan tebar pesona di depannya. Bangku kosong saat itu hanya tinggal di belakang, jadi Riani cepat-cepat menaruh tas hitam nya di bangku belakang, dan segera pergi keluar, sebelum orang-orang tau itu tasnya.

Tidak lama, Ricki memasuki kelasnya, melihat bangku di barisan belakang. Dia mengira ngira, mana yang tas cowok, karena kebanyakan cewek tergila-gila dan centil padanya, ia tak suka itu.
Di barisan belakang, warna tas yang ada biru muda, merah, pink, navy, dan hitam, milik Riani. Ricki memilih tas hitam, karena menurutnya warna cowok ya hitam, dia meletakkan tasnya dan segera menduduki bangku nya.

Ricki iseng melihat lihat isi tas di sampingnya, ia melihat ada hp berwarna hitam, dan novel bergenre action selain buku buku pelajaran. Novel tersebut memang populer dalam genrenya dan ricki juga baru membelinya kemarin, dan belum sempat ia membacanya. Ia jadi semakin yakin bahwa di sampingnya cowok.

Ia mengambil hp dari tas riani, dan membukanya, sayangnya di kunci. Di layar kunci tersebut terlihat walpaper riani, menunjukkan gitar berwarna hitam. Ricki semakin yakin bahwa 'dia' cowok. Ricki mengembalikan hp Riani ke tasnya.

Bel masuk berbunyi dan Riani segera ke kelasnya untuk mengambil topi karena hari ini upacara bendera. Riani terkejut saat melihat orang yang duduk disampingnya ternyata cowok. Riani segera menuju bangkunya dan mencari topinya dan segera pergi meninggalkan ricki.
Ricki pun terkejut dibuatnya karena ternyata cewek. Ricki mendengus kesal dan turun menuju lapangan.

Ricki berdiri di barisan paling belakang seperti biasanya, namun Riani juga berdiri di barisan paling belakang, di sampingnya, Ricki menukar tempatnya dengan 2 orang di depannya. Ricki bertanya kepada orang di depannya.

"Eh, itu cewek yang paling belakang siapa, sih? Masa dia nyamar jadi cowok supaya bisa deket sama gue, gila banget tuh cewek," ucap Ricki.

"Sok tau lo, Rick, itu cewek gitaris the onion. Gayanya emang cowok gitu, emang lo nggak tau?"

"Iya apa? Nggak tuh, gue aja baru tau."

"Hah? Lo baru tau? Cowok kayak lo beruntung banget bisa sebangku ama dia, tapi hati-hati, jangan modus sama dia, katanya dia gak suka."

"Siapa juga yang mau modusin dia."

Sedangkan di belakang, Riani bertanya kepada cewek di depannya.

"Eh, lo tau nggak cowok yang itu tuh, dia siapa sih? Kok dari tadi ngikutin gue mulu."

"Ngikutin lo?"

"Iya, dia duduk di samping gue"

"Serius?! Eh, emang lo nggak tau dia siapa? "

"Nggak."

"Dia itu bad boy ternakal di sekolah ini, dia ketua geng pluto, geng yang terkenal nakal itu looh, tapi dia pinter, emang lo nggak tau?"

"Hah? Gue baru tau tuh, "

"Lo itu cewek famous, tapi lo nggak tau dia, ckckck kudet lo haha."

"Ngapain juga gue harus kenal dia? Gue kenal sama lo aja."

"Wah, kok lo yang ngajak kenalan, hehe, harusnya gue. Nama gue Fika Aulia, lo?"

"Riani." Riani menyambut salam dari tangan Fika.

"Riani siapa?"

"Andriani."

"Andriani doang?"

"Nggak sih, tapi lo nggak perlu tau." Riani tersenyum.

Thanks for reading

A Near EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang