8.

19 2 0
                                    

A.N
Mulmed : Riani

@.kantin

Riani berjalan mengikuti Roy yang sedang kesal.

"Roy, tungguin napa!" panggil Riani sejak tadi.

"Katanya mau pacaran ama Erick?"

"Hahaha enggak lah Roy. Lu aja gua tolak, masa gua mau sama Erick yang gantengnya nggak seberapa. Hahaha." Riani tertawa garing.

"Yan, lu barusan bilang gua ganteng?" Roy menghentikan langkahnya.

"Nggak kok hehehe".

Sesampai mereka di kantin, meja di kantin sudah penuh.
Riani berjalan menuju meja para 'pluto'.

"Boleh numpang disini nggak?" Tanya Riani.

"Boleh, boleh, duduk aja Yan" kata Alvin.

Riani melihat di meja itu hanya muat untuk satu orang, sedangkan dia bersama Roy.

"Roy duduk dimana?" Tanya Riani.

"Gatau, lu liat sendiri kan, bangkunya cuma satu yang kosong" ucap salah seorang dari mereka yang tidak Riani kenal.

'Biasa aja sih ngomongnya' umpat Riani kesal.

"Yaudah lu aja duduk sono Roy, gua gak laper laper amat"

Tiba-tiba Ricki yang duduk di sana dari tadi, berdiri sambil membawa mangkuk baksonya pergi meninggalkan kantin.

Semua orang yang berada di meja itu menatap kepergiannya dengan heran.

"Wah, kayaknya Ricki udah cinta mati deh sama lu Yan, ampe bela belain pergi cuma biar lu bisa duduk" ucap Alvin asal.

Sebuah jitakan mendarat di kening Alvin dari orang yang duduk disebelahnya, Kevin.

"Ngasal. Lu gak liat muka nya kesel gitu?" Kata Kevin.

Riani yang merasa aneh dengan tingkah laku Ricki segera mengejar Ricki. Ternyata Ricki menuju bangku tanpa meja di depan sebuah kelas yang dekat dengan kantin dan sedang memakan baksonya disana.

"Rick!" panggil Riani.

Ricki menoleh sebentar. Kemudian melanjutkan makannya lagi.

"Wooy, ini orang!"

"Apa?"

"Lu ngapa sih? Mukanya nyebelin banget!"

"Lu tadi gua ajak ke kantin nggak mau, giliran Roy yang ngajakin mau. Udah bela-belain nyari kursi untuk Roy lagi."

"Ya trus kenapa? Masa gitu doang lu marah ama gua?"

"Bodo ah, pergi lu sono"

"Yaudah maapin gua yaa Rickiii, gua cuma bercanda doang sayaang"

"Sayang sayang baper baru tau rasa lu"

Riani hanya menjawab dengan tertawa nya yang garing.

Riani duduk disebelahnya dengan diam, sedangkan Ricki melanjutkan makannya.

"Tinggal satu nih, baksonya. Mau nggak?" Tawar Ricki.

"Nggak ah. Tinggal satu baru nawarin"

"Nih" paksa Ricki menyodorkan sesendok bakso.

"Nggaak"

"Ntar sakit loh"

"Biariin"

"Gak kasian ama jidat? Merah tuh kapasnya"

"Nggak"

"Gak kasian ama badan? Kurus begitu"

"Nggak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Near EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang