Chapter 3

58 1 0
                                    

Aku tertidur pulas. Tiba tiba aku terbangun ketika ada seseorang yang bicara dengan sangat kencang dan membangunkan aku. Aku melihat jam di dalam kamarku. Jam 2 malam. Aku melihat mereka dari balkon dalam rumahku. Ternyata benar ada 2 orang yang sedang berbicara. Tetapi bukan bicara melainkan ribut. Ya itu orang tuaku. Akhir akhir ini mereka selalu ribut. Entah masalah apa yang mereka ributkan tetapi ini sungguh menggangguku.

"Mami yang selingkuh bukan papi. "

"Papi yang selingkuh. Sudah 2 bulan ini papi gak kirim gaji papi dan juga tidak menghubungi mami atau pun hubungi Azzah pi. Azzah sangat membutuhkan kita pi "

"Kita ? Kamu bilang kita. Harusnya kamu. Kamu itu ibunya aku ayahnya harus mencari uang untuk membayar semua cicilan kamu dan sekolah Azzah "

"Pi Azzah anak kita. Harusnya kita yang mendidik Azzah bukan aku atau kamu. Kita orang tua Azzah. Kita juga yang harus mendidik Azzah pi. "

Plak

"Terserah. Aku cape sama kamu. Kita CERAI. Kamu paham. "

Ohhh tidak apa yang aku dengar dan apa yang aku lihat tidak mungkin benar. Itu hanya mimpi. Papi menampar mami dan mereka akan bercerai. Ohh tidakkk....

"Azzah akan sama aku. Papinya yang berhak atas Azzah "

"Gak mami yang berhak. Mami yang menghamili dan mami yang menyusui Azzah. Mami berhak atas Azzah pi. "

"Tidak. Azzah akan sama papi. "

Aku angkat bicara

"STOPP ! "

"KALIAN TIDAK LELAH RIBUT TERUS SETIAP BERTEMU.  KALIAN INI SUDAH DEWASA BUKAN SESEORANG YANG MEMAKAI POPOK.  AKU SUDAH MENDENGAR SEMUA YANG KALIAN UCAPKAN. DAN AKU TIDAK IKUT MAMI ATAU PAPI. AKU MEMILIH UNTUK STAY DI RUMAH INI. RUMAH KENANGAN KITA INI. MAMI SAMA PAPI BILANGKAN RUMAH INI ATAS NAMA AKU. JADI AKU AKAN STAY DI RUMAH INI.

"Tidak sayang kamu harus ikut mami. Mami tidak rela kamu ikut papi "

"Papi juga gak rela kamu ikut mami sayang. "

"Mi pi aku sudah bilang kan aku akan Stay di rumah ini. Dan papi tolong jangan pernah lagi papi melakukan hal yang sama pada wanita ketika papi melakukan Pada mami. Papi menampar mami. Mami juga punya perasaan pi. "

Plak .. plak dua tamparan mendarat di pipi kanan dan kiri aku.

"Papi ! apa yang papi lakukan sama Azzah. Papi tega sekali membuat anak mami terluka oleh tangan papi sendiri. "

"Azzah ingat jangan pernah kamu nasehati papi seperti itu lagi paham ! "

Aku berlari ke kamar dan mengacak acak seisi kamarku. Teriak teriak gak jelas. Aku mendengar suara mobil papi pergi meninggalkan rumah. Teriakan mami di depan pintu kamarku tidak ku dengar.

Sakit kepala yang kurasakan lagi. Sakit bukan main rasanya. Rasanya seperti jatuh buah durian tepat di kepalaku. Badanku melemah hidungku mulai ada darah. Ini pertama kalinya aku merasaka darah segar keluar dari hidungku. Tak lama, semua penglihatanku mejadi gelap aku terjatuh dan kepalaku tepat mengenai pinggir tempat tidurku. Dan aku tak sadarkan diri.

Perbedaan Terbesar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang