Adore U [Series 4]

12.7K 1.3K 40
                                    

Series 4

"Senyuman mu itu semanis permen kapas."

** Adore U **

Tarik napas dalam lalu hembuskan. Tarik lagi hembuskan lagi. Begitu seterusnya hingga lima menit telah berlalu. Entah apa yang mengganggu pikiran pria manis bermarga Jeon itu sejak tadi. Yang pasti itu yang dilakukannya sejak ia duduk sambil melamun di taman belakang rumahnya. Wonwoo tersentak saat merasa ada seseorang yang menepuk pundaknya. Ia menoleh kesamping, tepat disebelahnya sudah terdapat sang adik yang tengah menatapnya.

"Hyung."

Wonwoo berdehem dengan pandangan yang lurus kedepan. "Ada masalah apa?"

"Tidak ada." Wonwoo menjawab dengan acuh. Jeongkook yakin ada yang salah dengan kakaknya itu. Tapi ia hanya diam, tidak bertanya lebih jauh karena ia bukanlah tipe orang yang mencampuri urusan orang lain.

"Kau belum makan omong-omong."

"Tidak lapar."

"Kau yakin?" Wonwoo mengangguk. "Baiklah. Makanlah jika kau merasa lapar, Oke. Tubuhmu itu sudah semakin ceking. Begini-begini aku juga khawatir dengan keadaanmu."

Wonwoo tersenyum kearah sang adik lalu mengangguk. "Terimakasih telah mengkhawatirkanku Kookie~"

Jeongkook memutar bola matanya malas. "Oh. Please! Jangan dengan nada menjijikkan itu." Wonwoo terkekeh melihat sang adik. Ia sangat senang jika sang adik merajuk seperti ini. "Kalau begitu aku masuk dulu ya, Kim Wonwoo."

Sebelum Wonwoo mengomelinya Jeongkook lebih dahulu mengambil langkah seribu. Sebenarnya si sulung keluarga Jeon itu senang-senang saja dipanggil dengan Marga kekasihnya. Tapi beda dengan hari ini. Moodnya sedang buruk, apalagi itu menyangkut kekasih tampannya itu.

Wonwoo berdecak kesal. Ia merogoh saku, mengeluarkan ponsel lalu menghembuskan napas kasar ketika ia tidak menemukan satupun notif yang berasal dari kekasihnya. Ini hari libur. Seharusnya sang kekasih memiliki waktu luang untuk sekedar menanyainya apa ia sudah makan atau belum. Tapi untuk kesekian kalinya Wonwoo menelan pil pahit kekecewaan. Apa kekasihnya ingin memberikan kejutan? Seperti mendiami dan tidak mengabarinya lalu esoknya ia memberikan hadiah atau kue dengan lilin yang tertata di atasnya sambil bernyanyi selamat ulang tahun setelah itu ia mendapatkan ciuman di dahinya. Tapi itu tidak mungkin. Pasalnya ulang tahun Wonwoo itu masih lama, Oke. Jadi sekali lagi Wonwoo berdecak kesal.

Dengan langkah yang dihentak-hentakkan Wonwoo berjalan meninggalkan taman belakang rumah menuju kamar tercinta. Sepertinya mengurung diri dalam kamar adalah hal yang bagus untuk meminimalisirkan mood buruknya.

***

Suasana ruang makan keluarga Jeon hari ini terlihat berbeda. Pasalnya biasanya si sulung pagi-pagi sekali sudah berada didapur membantu sang Ibu membuatkan sarapan —tidak heran si bungsu menyebutnya anak perempuan—. Sang Ibu mengerutkan dahi, jika itu Jeongkook yang bangun kesiangan Ibunya tidak sanksi lagi. Tapi ini Wonwoo, Anak perempuannya yang terperangkap dalam tubuh laki-laki.

Sekali lagi si Ibu mengerutkan dahi dan disusul dengan mendengus pelan. Melihat itu sang Suami yang tengah membaca koran sambil sesekali menyeruput teh panasnya, ikut mengerutkan dahi. Ia lalu melipat koran yang ia baca dan menatap sang Istri yang tengah mengolesi selai ke lembaran roti.

Adore U [ BOOK 1 ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang