Sakura

345 26 5
                                    

Chapter 4

Terdengar deru nafas seseorang yang tengah berbaring dikasur, ia menelungkup karena sayapnya yang besar membuatnya tak dapat berbaring secara normal, sebenarnya ia tak dapat tidur namun ia begitu merasa tubuhnya butuh istirahat karena lelah seharian harus mencari informasi tentang bagaimana cara merebut bulunya kembali, ia melirik seseorang yang tengah duduk didekat kasur tersebut, "gadis ini, apa ia tak dapat melakukan apapun selain membaca buku?, apa ia tak punya niat untuk membantu ku?" gerutu nya dalam hati, namun gadis itu segera menoleh kearah pria tersebut dan berkata "memang nya kau siapa?, mengurusi ku membaca buku?" ucapnya lantang "eh?" jawabnya heran

"kalau aku mau, aku sudah menjual mu saja!, dengan begitu aku akan dapat banyak uang, tapi tak kulakukan, kau tau kenapa?, karena aku sekarang tengah memikirkan bagaimana untuk mendapat kan bulu mu yang berharga itu agar kau cepat-cepat pergi dari sini" ucapnya penuh penekanan,

setelah itu ia beranjak pergi dari sana karena mendengar suara ketukan pintu dari luar sana. "gadis aneh, itu tidak sungguhankan?, seseorang jawab aku!, itu tidak sungguhankan?, mana ada orang yang seperti itu, bahkan elf seperti aku!!!" gumannya pada dirinya sendiri. Tiba-tiba saja gadis itu kembali menolehkan kepalanya kedalam kamar dan berkata "hei, dari pada kau bicara sendiri, lebih baik kau bersiap, kau akan kutunjukkan pada teman ku, dan ia akan membantu mu untuk mengambil bulu mu itu"

"a-apa kau bilang?, apa dia dapat dipercaya?"

"hey! Kau menghina sahabat ku,"

"aku tidak bermaksud tapi-"

"tidak ada tapi-tapian, aku sudah terlanjur memanggilnya kesini, dan saat aku memanggil mu, untuk turun kau harus turun mengerti?" ucapnya lalu segera pergi

SKIP TIME +_+

"sakura?" ucapnya setelah sebelumnya membukakan pintu

"haii.." gadis itu melampaikan tangannya, "boleh aku masuk?" lanjutnya

"oh, iya silahkan" ia pun mempersilahkan gadis itu masuk dan ia segera beranjak kedapur mempersiapkan seuatu untuk mereka. Tak berapa lama

"ini dia" sambil membawa senampan penuh snack dan minuman, kemudian meletakkannya dimeja, dan ia segera bergabung duduk disebelah gadis bernama sakura tersebut. Gadis itu segera menyeruput minumannya kemudian berkata

"oh, ya sebenarnya apa yang ingin kau katakan?" ucapnya langsung to the point

"j-jadi begini, t-tapi kau jangan takut ya?" ucapnya sedikit gugup

"memang nya ada apa sih" kata gadis itu mulai penasaran

"ehm, begini bla..bla..bla.." ia pun menceritakan semuanya panjang lebar, dan membuat gadis dihadapannya bengong tak percaya akan apa yang baru saja ia dengar

"heh, kau pasti bercanda" ucapnya sambil geleng kepala

"aku sungguh tak bercanda, hmm.. kalau begitu tunggu sebentar, aku akan memanggilnya, mahluk jelek kemari lah"

"a-apa mahluk jelek?" tiba-tiba terdengar suara menyahut dari atas

"panggil dengan nama ku dulu baru aku akan keluar" ucapnya, yang sukses membuat sakura terkaget, dan tak sabaran ingin melihat pemilik suara itu

"kau ini banyak bicara ya, mau bulu mu atau tidak?"

"baiklah-baiklah" setelah mengucapkan itu, terdengar langkah kaki seseorang yang semakin mendekat menuruni tangga yang membuat jantung sakura semakin berdetak kencang, tak berapa lama manik biru lautnya menangkap pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya, bagaimana tidak, kini dihadapannya tengah ada sesosok mahluk bersayap besar yang sedang berjalan miring menuruni tangga, sampai akhirnya ia menginjak anak tangga terakhir dan ia segera meluruskan kembali posisinya,

Jauh dari kata heran jauh dari rasa takut, yang ada hanya takjub yang diekspresikan oleh mimik wajah sakura, ia malah buru-buru menggambil ponselnya dan memotret mahluk dihadapannya dengan beberapa kali, Neji yang merasa tidak senang kemudian menarik kasar ponsel sakura dari tangannya.

"ponsel ku" ucap sakura

"jangan pernah memotret ku!!" ucapnya tajam

"kau ini, apa salahnya sih, toh dia itu kan teman ku, jadi tidak mungkin dia melakukan hal yang tidak-tidak" sergah tenten

"kau tidak mengerti!, jadi diamlah!!" matanya menyala marah

"kau!!, cepat berikan ponsel nya!!, jika tidak.."

"jika tidak apa?" balasnya cepat

"kau tidak akan bisa dapatkan bulu mu kembali" sambil menahan air matanya

Melihanya menahan air mata begitu membuat hatinya terasa sesak dan akhirnya ia mengalah, ntah mengapa ia tak dapat melihat gadis itu menangis

"hhh.." ia mendengus kesal lau mengembalikan ponsel sakura

"terima kasih" ucapnya pelan lalu ia berjalan mengitari Neji dan sesekali menyentuh bulu hangat nya, dengan tangan kanannya meraih sesuatu didalam tasnya yang tak lain tak bukan adalah bulu Neji,"bulu nya tak akan kuberikan sekarang, aku harus beri informasi ini pada ayah, kami pasti kaya" gumannya dalam hati, sambil tersenyum licik. Neji hanya menatapnya penuh selidik, ia tak yakin gadis yang dihadapannya ini adalah orang baik.

"jadi kau sudah percaya sekarang?" ucap tenten senang

Gadis itu hanya mengangguk

"eh, dimana toilet mu?"

"lurus saja kedapur, nanti disebelah kiri ada toilet" katanya sambil menunjukkan arahnya dengan tangan kanannya

"oh, tunggu sebentar ya, aku ingin ketoilet dulu" ia pun segera pergi yang tersisa hanya Neji yang sedang menatap tenten dingin

"ke-kenapa kau menatap ku seperti itu" ucapnya agak gugup

Rahangnya mengeras menahan amarah "suruh wanita itu pergi, dia tak pantas disebut teman" ucapnya dengan nada dingin lalu ia segera berbalik hendak meninggalkan tenten namun lengannya segera ditarik oleh tenten

"kau tidak kenal dia, kau tidak berhak mengatakan seperti itu!"

"cih, sudah berapa lama kau mengenalnya, dan kau tak tau seperti apa dia?, oh kau membuat ku tertawa" lalu ia menarik lengannnya dan segera menghilang dari pandangan gadis itu

"dasar!"ucapnya dalam hati, lalu tak berapa lama tenten pun datang sambil tersenyum "dimana pria itu?" tanyanya

"Dia mau istirahat" jawabnya bohong

"kalau begitu aku pergi dulu ya, oh ya kalau dia tidak percaya pada ku, ini ponsel ku" ucapnya sambil memberikan ponselnya kepada tenten

"tidak perlu, kau pulang saja" ia menolaknya dengan halus

"hm, tidak apa, besok atau lusa aku akan datang dan membawa bulu itu pada mu" ucapnya sambil tersenyum lalu pergi, setelah setelah sebelumnya ia sudah mengirimkan foto-foto itu kepada ayahnya saat ia di toilet tadi sehingga ia dengan senang hati memberikan ponselnya pada tenten.

A Sheet Of Feather [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang