Apakah ini akhir?

376 24 5
                                    

Chapter 8


Ia langsung menghambur kedalam pelukan lelaki dihadapannya yang tak lain tak bukan adalah Hyuga neji, ia mulai senggugukan dipelukan sang pria, namun ada sesuatu hal yang mengganjal dihatinya, yaitu tangannya tak menyentuh sehelai bulu pun dipunggung sang pria yang hanya membalasnya dengan memeluknya lebih erat lagi, gadis itu mulai mengeluarkan suaranya "hiks.. dimana sayap mu?"

"kan aku pernah bilang kalau bulunya sudah lengkap maka aku bisa mengeluarkan dan menghilangkannya sesuka hati" ucapnya, wanita itu belum berhenti juga menangis

"ku kira kau.. su..dah.."

"shhh.. jangan bicara dulu, menangislah, mungkin setelah ini kau akan merasa seikit lega" ucap Neji sambil mengelus lembut puncak kepala Tenten,

" hey, apa kau sudah ingat sekarang?" tanya pria itu.

Tangisan Tenten berhenti, seketika ia tertegun perlahan memorinya mulai mengingat sesuatu "iyah.. aku ingat sekarang, ini adalah mimpi ku waktu itu, mimpi yang tak ada kelanjutannya, sekarang aku sudah tau siapa pria yang menegur ku waktu itu" perlahan mereka saling melepaskan pelukannya "hn, akhirnya kau ingat juga" "aku percaya sekarang, kalau kau datang dari mimpi ku", pria itu hanya tersenyum namun tiba-tiba saja Tenten penasaran bagaimana bisa Neji pulih seketika, ia pun langsung bertanya

"apa sudah tidak sakit lagi sekarang?"

"hn, menurut mu?"jawabnya dengan sebelah alis terangkat keatas

"aku serius!" ucap sang gadis lagi

"aku juga serius, apa aku terlihat sakit dimata mu?" selanya sambil melipat kedua tangan didepan dadanya

"tidak, tapi bagaimana?"

"aku lupa memberi tau mu kalau disini sebangsa kami, tidak pernah merasakan kesakitan, jika terluka pun pasti akan langsung pulih"

"oh, begitu, tapi disini terlihat seolah hanya kita saja penghuni hutan ini"

"hn, ini kan sudah malam nona, tentu saja semua sedang tidur, memangnya kau pikir hanya manusia saja yang tidur?"

"hi..hi.., ia juga sih,"

"yasudah lebih baik kita ketempat ku, kau bisa istirahat disana"

"oke"

Lalu mereka pun mulai melangkah kan kaki menuju kerumah Neji, sepanjang jalan banyak hal aneh yang memanjakan pandangan mereka, terutama Tenten yang tentu saja baru pertama kali melihat yang begituan "indah sekali.." ia terdiam sejenak lalu ia melanjutkan kata-katanya

"ternyata waktu berlalu dengan cepat ya, rasanya baru saja kau mengacau dirumah ku, tapi sekarang kau sudah kembali"

"ya, tapi, waktu yang sedikit itu sungguh berharga dan setiap detiknya selalu kunikmati"

Semburat merah tipis muncul dikedua belah pipi sang gadis, mengingat tangan mereka yang sedari tadi saling bertautan. Mereka terus melangkah sampai akhirnya mereka tiba didepan sebuah tempat yang ditutupi oleh juntaian tanaman yang memanjang kebawah seperti tirai.

"nah, kita sudah sampai" ucap sang pria sambil melangkah duluan dan membukakan tirai tanaman itu setelah sebelumnya melepas genggaman tangannya , lalu ia mempersilahkan Tenten masuk, dan tampaklah sebuah jamur raksasa yang bersinar terang dan dilengkapi dengan pintu masuknya, sungguh menakjubkan sampai-sampai Tenten tak dapat berhenti melihat setiap sisi dari jamur tersebut "dari luar saja sungguh indah, apalagi didalam, boleh aku masuk?" ucapnya

"tidak, sampai kau jawab pertanyaan ku" balasnya

"kau ini, tinggal bilang "iya" saja susah sekali sih, aku janji tidak akan menghancurkan rumah mu" sambil mengacungkan lima jarinya

"bukan soal itu, hanya saja jamur ini sedikit sensitif, jika kau masuk tanpa menjawab pertanyaan ku maka aku akan kehilangan tempat tinggal ku, dengan kata lain jamur ini akan mengecil seperti jamur pada umumnya" ucapnya panjang lebar

"begitu ya, jadi apa pertanyaannya?"

Pria itu menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan "apa kau mau tinggal bersama ku?" tanyanya dengan mimik serius

"tentu saja aku mau" balasnya senang

"maksud ku dalam artian lain,"

"maksudnya?" tanya sang gadis heran

"maksudnya.. emm. Ano. Eto.. menik-" ucapannya sedikit terhenti namun ia kembali melanjutkannya "tidak-tidak, aku mencintai mu" wajahnya mulai memerah dan jantungnya berdetak 2 eh tidak 3 kali lebih cepat dari biasanya,

"eh?" sang gadis hanya menatapnya tak percaya namun ia kembali melanjutkan perkataannya "maksudku aku mencintai mu, maukah kau tinggal bersama ku?" ucapnya mantap, seketika wajah Tenten memerah seperti kepiting rebus

"a-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya , Neji langsung memotongnya "tidak usah dijawab, waktu itu kau sudah menjawabnya"

"kap-" lagi-lagi belum sempat menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba saja anak panah mendarat ditengah-tengah mereka dan membuat mereka menoleh seketika kearah asal anak panah tersebut ditembakkan, ternyata anak panah tersebut berasal dari segerombol kurcaci dan elf, bukan hanya Tenten yang kaget Neji juga tak kalah kagetnya melihat apa yang dihadapannya. dari wajah mereka tampak jelas bahwa mereka sedang tidak senang, namun setelah itu Tenten tak tau apa yang terjadi sebelumnya yang ia ingat hanyalah serbuk cahanya yang dilemparkan kearah wajahnya yang membuat ia tak sadarkan diri seketika.

......

Yosh! Chap 8 udah selesai, tinggal beberapa chapter lagi menuju End!

A Sheet Of Feather [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang