Happy Ending

1.7K 28 2
                                    

Warning :: Last chap special Rate :: M

  Didalam sebuah kamar yang cukup luas tampaklah seorang gadis tengah duduk ditepian ranjang dengan pakaian tidur dress selutut, sedari tadi wajah nya terus menampakkan semburat merah, dan tak henti-hentinya ia memainkan jari-jarinya, pertanda bahwa ia sedang gugup.


"tak perlu gugup begitu, aku tidak makan orang kok" ucap Neji lalu ikut bergabung dengan Tenten ditepian ranjang.

"a-aku tidak gugup, aku hanya ingin tanya, bagaimana kau bisa membawa ku kemari?"

"kau tau, aku mati-matian meyakinkan pada mereka semua kalau kau itu orang baik yang takdir kirimkan pada ku, awalnya mereka tidak percaya, namun setelah aku menceritakan bagaimana awal nya kita bertemu, mereka jadi berubah pikiran dan akhirnya mereka membantu ku untuk membawa ku kesini" jelasnya panjang lebar.

"hm, begitu ya, untuk apa kau melakukan hal seperti itu?"

"ya tentu saja untuk mu bodoh!, kau segalanya bagi ku!"

"aku tidak percaya"

"jadi kalau aku bohong untuk apa aku menikahi mu?, aku mencintai mu tau!, kau masih tidak percaya juga?" neji mendorong tubuh tenten jatuh keatas ranjang dengan dirinya yang menindih tenten.

"N-neji menyingkir dari atas ku" tenten berusaha mendorong neji, dengan kedua tangannya.

neji tak mengindahkan perkataan tenten "...kau ingin anak berapa?" membuat wajah tenten semakin memerah saja. Neji mulai mengecup leher tenten.

"ngh..Neji hentikan" ucap tenten, "...aku ingin bertanya" lanjutnya, lalu neji pun menghentikan aktivitasnya sebentar dan melihat kearah tenten.

"hn? Ingin 5? Bagaimana kalau 11?" tangan nakal Neji membelai bagian tubuh tenten.

"Nejii..Ugh..Hen-henikahan!!" wajah tenten memerah dan ia berusaha menghentikan pergerakan tangan Neji yang mulai liar.

"Tenten kau cantik sekali,, rasanya aku ingin memakan mu" Neji menghentikan aktivitasnya sebentar.

Dibawah Neji Tenten hanya bisa terdiam dengan wajah semerah tomat dan nafas yang mulai tak teratur, pandangan tenten pun mulai kabur.

"Tapi sebelum itu.." Neji menyentuh bibir ranum tenten dengan ibu jarinya "..kau ingin tanya apa sayang?" bisik Neji tepat ditelinga tenten.

Tenten menenggak ludahnya dengan susah payah "j-jadi bagaimana keadaan didunia asal ku?" ujarnya kemudian.

"oh, itu, entahlah tidak usah kau pikirkan, yang ada dipikiran mu saat ini harus aku dan hanya aku, Mengerti?" Lalu neji menjilat daun telinga Tenten.

"ngh.." Tenten menggigit bibir bawahnya, dan memejamkan matanya rapat.

Neji menjauhkan wajahnya dari tenten dan menatap gadis itu dalam . "Tenten buka mata mu.." perlahan tenten mulai membuka matanya. "Apa kau mencintai ku Tenten?" Tenten tersenyum lembut rasa gugupnya lenyap entah kemana "Aku mencintai mu Neji, sangat mencintai mu" salah satu tangan tenten terulur menyentuh pipi Neji.

"Baguslah, aku juga sangat mencintai mu sayang" Neji kemudian mencium lembut bibir tenten dan tenten menerimanya dengan senang hati. Saat gadis membuka matanya ia sudah tak mengenakkan sehelai benang pun ditubuhnya begitu pun Neji yang masih setia memenjarakan nya. Tenten reflek hendak menutupi dirinya dengan kedua tangannya namun belum sempat Neji sudah menahan kedua tangan tenten.

"Neji a-aku malu, ke-kenapa kau melepas baju ku Bakka!" ucap tenten gelagapan.

"Hn, memangnya kenapa? Aku mau lihat tubuh polos istri ku."

"Aku malu Neji!" tenten menoleh kearah lain.

"aku ini suami mu, kau tidak perlu malu, lagi pula kau juga akan seperti ini setiap malam" Blusshh wajah tenten sungguh terasa berasap dan sangant panas.

"Dasar mesum!"

"Aku hanya mesum pada mu" CUP neji kembali melumat bibir tenten, tanpa dikomando tenten mulai terbiasa dengan bibir dan lidah neji serta belaian yang diberikan neji padanya, tak bisa dipungkiri tenten juga menginginkan hal yang lebih dari ini. Dan tibalah saatnya Neji benar-benar akan menyemat kan nama hyuga dibelakang nama tenten "Akan ku masukkan Ten, jadi bersiaplah" Neji mengarahkan miliknya ke milik tenten.

"Neji, aku takut" tenten menggigit bibir bawahnya.

"Aku akan pelan-pelan sayang."

"A-aaah.. Nejiiih". (Aduh >//< maaf buat scene beginian, pasti garing ya atau kurang asem lime nya, Authornya masih polos :v ?).

.

.

.

.

SEMENTARA ITU DIDUNIA TENTEN

Sang nenek tengah berada dikantor polisi dengan menangis tersedu-sedu ia melaporkan bahwa cucunya hilang.

4 TAHUN KEMUDIAN

Neji dan Tenten sebuah keluarga kecil itu sudah dikaruniai 2 orang putra (Hyuga Tenji dan Hyuga Tenzo ) dan seorang putri (Hyuga Saori) dan anehnya ketiganya memiliki sayap dan mata Amethys seperti ayahnya, tidak seperti ibunya (poor Tenten T.T).

"ibu, Saori ingin dengar cerita ayah dan ibu lagi" ucap seorang gadis kecil dengan rambut coklat dan manik amethys sambil menarik-narik lengan ibunya yang sedang memasak,yap, benar sekali, ia adalah putri kecil mereka -Neji dan tenten-.

Tenten menghentikan aktivitasnya sebentar dan menyentuh kedua pundak Saori "Nanti ya sayang, ibu sedang masak, Saori main saja dulu" tenten tersenyum ramah pada putri kecilnya itu lalu mengecup dahinya sekilas.

"Baik bu" lalu gadis kecil itu berlari keluar rumah. Tenten hendak melanjutkan pekerjaannya lagi namun, Greb! Entah tangan jahil dari mana yang tiba-tiba melingkar seenaknya dipinggang tenten. "Neji, aku mau masak, nanti kalau anak-anak kelaparan bagaimana?" tenten mencoba mencari alasan agar lepas dari Neji.

"kau lupa aku ini apa sayang?, aku bisa melakukan apapun dalam sekejab" Neji membalikkan tubuh tenten menghadapnya.

"kau yang bilang dulu kalau kau ingin masakan ku setiap hari,tapi sekarang malah kau yang-" Cup! Tenten bungkam seketika.

"Aku hanya cemburu" Neji melepaskan kecupannya. Tenten masih bingung dengan perkataan Neji.

"..Awalnya pehatian mu hanya pada ku, lalu ada Tenji kasih sayang mu terbagi 2, dan Semenjak kita punya 3 orang anak kau tidak perhatian lagi pada ku, sepertinya kasih sayang mu sepenuhnya kau berikan pada anak-anak-kita, Aku cemburu!" Mendengar penjelasan Neji membuat tenten ingin tertawa, mana ada ayah yang cemburu pada anaknya sendiri, namun tenten tau, jika ia tertawa sekarang, itu akan memperburuk keadaan.

Tangan tenten terulur meyentuh kedua pipi Neji "Sayang,, jangan berpikir seperti itu, mereka itu anak-anak mu bukan? untuk apa kau cemburu pada Buah cinta kita?" Neji mencerna setiap perkataan tenten.

"...Cinta ku yang sebenarnya tetaplah dirimu Hyuga neji, berapa pun anak kita" ucap tenten mantap.

"Berapa pun?" tanya Neji sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Iya,berapa pun!" Tenten mengangguk.

"Aku mencintai mu sayang" ucap neji kemudian memeluk tenten erat. "aku juga mencintai mu"balas tenten. Neji menyeringai kemudian membisikkan kata-kata ketelinga tenten.

"Kalau begitu, apa malam ini aku boleh menitipkan anak-anak ke tetangga?".

-OWARI-

NB : Yosh! Satu beban selesai ^O^.

Thanks untuk para readers

And Special thanks for GonokiRin ^-^

A Sheet Of Feather [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang