Remember

392 25 3
                                    

Chapter 7

Semerbak aroma bunga-bunga ditaman pagi itu menyeruak kerongga hidung siapa saja yang menghirupnya, sungguh menyegarkan ditambah lagi hari ini libur sekolah membuat Tenten bisa menghabiskan saat-saat terakhirnya bersama Neji. Tenten menyandarkan tubuhnya dibawah pohon untuk sekedar melepas lelah setelah sebelumnya berlari mengitari taman, "sebegitu lelahnya kah?" tanya Neji yang sedang berbaring direrumputan dengan ukuran mininya.

"hhh... apa perlu–aku menjawab mu?" ucapnya sedikit melirik kesumber suara

"hn, kau baru saja lari 3 putaran, dan kau sudah kelelahan? sambil mengangkat sebelah alisnya.

Ia menghela nafas panjang kemudian berkata "hh.. aku memang usai berlari tetapi aku hanya duduk dan kau yang tidak melakukan apapun tapi kau malah berbaring," ucapnya sambil tersenyum sinis.

Dibalas tertawa kecil dari pria itu lalu ia pun mengubah bentuknya keukuran normal dan duduk disebelah Tenten sambil menyandarkan kepala nya kepundak sang gadis yang mulai mengomel karena perubahan itu.

"hey, kau ini bodoh atau apa? Bagaimana jika ada yang lewat?" ucapnya sambil mengawaskan kepala pria dipundaknya itu, Neji yang tak terima pun kembali menyandarkan kepalanya lalu berkata.

"diamlah sebentar, aku hanya ingin bersandar, aku lelah dengan kehidupan ini, kau tau? Aku bahkan sudah mendengar takdir memanggil ku, dalam artian lain aku merasa takdir ku sudah semakin dekat, aku sudah bisa mencium aroma hutan tempat tinggal ku, hmm,,, rasanya aroma itu kini memenuhi rongga dada ku, dan aku tak sabar untuk segera terbang bebas lagi, tapi.." ia terdiam sejenak lalu ia mengangkat kepalanya dan duduk tegak masih diposisi yang sama sambil memandang lurus kedepan dan tersenyum miris, lalu kembali melanjutkan kata-katanya yang dibalas tatapan penasaran oleh sang gadis.

"...tapi ntah kenapa disatu sisi aku senang tapi disisi lain sungguh berat rasanya untuk.."

"untuk apa? Bukankah seharusnya kau senang kan? Kau kan kembali kerumah mu" gadis itu memandang kearahnya

"...pulang?, tapi haruskah aku meninggalkan orang yang berharga bagi ku?, bukankah takdir yang mempertemukan aku dengannya dan kini takdir jugalah yang membuatku untuk meninggalkannya? takdir sungguh mempermainkan ku" ucapnya dalam hati, namun kemudian ia sadar akan sesuatu lalu segera menoleh kearah sang gadis yang masih memandangnya dengan tatapan heran, lalu ia bertanya

"a-apa kau m-mendengarnya?" ucapnya gugup

"mendengar apa?" tanyanya heran

"jangan berpura-pura, kau pasti mendengarnyakan?"

"tidak, memangnya mendengar apa, apa ada orang yang datang?" sambil menoleh kanan kiri

"mendengar hati ku" ucapnya pelan

"hati mu?, tidak, aku tidak mendengar apapun"

"kau serius?" ucapnya tak percaya

Gadis itu hanya mengangguk

"hn, terserah mu lah"

"memangnya kau bilang apa didalam hati mu?"

"ah? t-tidak, bu-bukan apa-apa"

"oh" ia membulatkan bibirnya membentuk huruf "o"

"gadis ini kenapa?, apa ia sungguh tak mendengarnya?, apa kemampuannya sudah hilang? Atau dia hanya menipu ku?, tapi tadi wajahnya tidak memerah, berarti ia sungguh tak mendengarnya, haha.. aku bebas sekarang" lalu ia tersenyum puas

"hey, kau belum menjawab pertanyaan ku," ucap gadis itu sambil memandang lurus kedepan

"ah itu? Aku juga tidak tau kenapa, mungkin aku sudah jatuh cinta dengan dunia manusia" ia menoleh kearah sang gadis yang masih memandang kedepan,

A Sheet Of Feather [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang