Musim panas, 25 Juni 2001.
Aku menyandarkan punggungku di mobil. Kenapa orang tuaku lama sekali?
Aku sangat membenci liburan ini. Sebenarnya aku ingin menikmati liburan musim panas seperti anak umur 10 tahun lainnya. Bermain x-box, berlibur ke pantai bersama keluarganya, dan bermain di taman.
Aku memang berlibur bersama orang tuaku. Tapi, ke rumah nenekku! Dan itu sangat membosankan.
Karena bosan, aku memutuskan untuk berjalan-jalan. Menyusuri jalan setapak kecil di dekat rumah nenek.
Aku terus berjalan sampai langkah kakiku berhenti. Aku melihat hamparan rumput hijau di depanku. Ditengah hamparan rumput itu, aku melihat sebuah pohon besar, lengkap dengan ayunan di dahannya dan...
Seorang anak perempuan berayun disana!
Sepertinya kami seumuran.
Aku pun menghampiri anak itu. Hitung-hitung menghabiskan waktu sambil menunggu orang tuaku bukan?
"Hai?"
Anak perempuan itu berhenti berayun dan menoleh ke arahku. Dia sontak berdiri dan mengambil keranjang anyaman miliknya.
"Kamu siapa?" Tanyanya sembari bersembunyi dibalik batang pohon yang besar itu.
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal dan tersenyum, "Aku Alex. Aku bukan orang jahat kok."
Dia keluar dari persembunyiannya, "Oh, baiklah."
"Jadi, namamu?"
"Cheryl."
"Nama yang bagus. Apa kamu tinggal disini?"
"Iya! Cheryl tinggal disini! Cheryl setiap hari juga main disini! Soalnya, disini sangat sejuk meskipun sedang musim panas! Juga---" Cheryl menutup mulutnya, "Maaf, Cheryl kelepasan."
Aku tertawa melihat tingkahnya. Dia lebih terlihat seperti anak balita daripada anak 10 tahun. Emm begitupun aku kan?
"Tak apa."
"Kamu berlibur disini?"
Aku mengangguk, "Ya, setiap tiga tahun sekali aku mengunjungi rumah nenekku disini."
Dia manggut-manggut. Lalu tersenyum, "Kamu mau berteman dengan Cheryl?"
Aku memiringkan kepalaku dan mengernyit.
Bukankah terlalu cepat untuknya mempercayai orang yang baru ia kenal?
"Tapi kenapa? Kamu tidak takut padaku? Kita baru saja bertemu 10 menit yang lalu." Kataku.
Dia menatap ke atas dan mengetuk-ketukkan dagunya agar tampak seperti berpikir keras.
Dia tersenyum dan menggeleng cepat. "Cheryl gak takut! Cheryl yakin kalau Alex orang baik."
"Baiklah, jadi kita berteman?"
Cheryl mengangguk. "Kamu mau mencoba ayunan ini?"
Belum sempat aku menjawab, aku mendengar suara orang tuaku memanggilku.
"Alexxx!!"
Kami berdua saling menatap.
"Sepertinya orang tuaku mencariku." Aku kembali menatap jalan yang kulewati tadi, "Aku harus pergi."
Sesaat Cheryl terlihat kecewa, lalu kembali tersenyum.
"Oke, tapi--" Dia membuka keranjang anyamannya, mengambil beberapa tangkai bunga. "Ini, Cheryl berikan beberapa tangkai. Jadi, kamu akan ingat Cheryl disini. Taruh di vas dan rawat ya!"
Aku tertawa kecil dan mengambil bunga itu, "Baiklah."
Aku berbalik dan mulai berjalan menjauhi Cheryl. Berjalan mendekati setapak yang kulewati. Langkahku terhenti dan tubuhku berbalik.
Aku melambaikan tanganku dan Cheryl membalasnya.
"JANGAANN LUPAKAN CHERYL YAA!" Teriaknya yang samar-samar terdengar olehku.
Aku mengangguk yang entah dia bisa melihatnya atau tidak.
Aku melihat bunga sweet pea yang kugenggam.
Akan kurawat, Cheryl. Sampai jumpa tiga tahun lagi.
-----
Eaaa gimana menurut kalian? Semoga suka, ya. Ini cuma cerita abal-abal kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fleurs de Cheryl [End]
Novela JuvenilCover by : adindputri " When the flower that she gave, have meaning something that I never know it before. " Short-Story ----- • Fleurs de Cheryl • (29 Juni 2016)