Musim panas, 5 Juni 2007.
Sekarang, aku genap berumur 16 tahun. Dan, untuk merayakannya, aku meminta izin pada orang tuaku untuk pergi ke rumah nenek.
Tentunya, aku ingin merayakannya berdua dengan Cheryl dengan menghabiskan waktu seharian dengannya. Hehehehe.
Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan sedang. Angin menerpa rambutku yang ditata sedemikian rupa.
Hanya berseling 3 tahun, jalan ke rumah nenek sudah berubah. Walaupun letaknya di lembah, tetap saja seperti sudah modern.
Setelah 2 jam, aku pun sampai di rumah nenek. Segera -setelah menyapa nenek tentunya- aku melangkahkan kakiku dengan cepat.
Jalan berkrikil yang biasa kutelusuri, sudah menjadi jalan ber-paving. Di kanan kiri jalan kecil ini, juga ada rerumputan yang sepertinya dirawat seseorang.
Dan, sampailah aku di hamparan rumput yang sudah tiga kali kudatangi. Aku berjalan menuju pohon besar di atas bukit. Tidak ada lagi ayunan yang biasanya mengantung di dahan pohon itu.
Tidak ada sepeda yang bersandar di batang pohon. Tapi, dari kejauhan, aku melihat seorang gadis yang duduk di kursi dengan kanvas di hadapannya.
Tangannya menari-nari menyapu sisi putih pada kanvas. Apa benar dia Cheryl? Dia.. Sangat berubah!
Aku memutuskan membuatnya terkejut. Dan semoga saja dia memang Cheryl -walaupun aku yakin- yang kukenal.
"Cheryl?" Aku langsung menutup matanya dan saat itu juga tangannya berhenti.
"Ya? Kamu siapa?" Tanyanya. Dia mulai memegang tanganku dan memaksaku untuk melepasnya.
"Lihatlah ke belakang." Aku melepas tanganku.
Cheryl menoleh ke belakang. Aku bisa melihat wajahnya! Dia, benar-benar berubah! Menjadi sangat cantik! Walaupun, aku lebih suka wajah menggemaskannya 6 tahun yang lalu.
"ALEX?!" Pekiknya dengan wajah benar-benar terkejut. Aku mengangguk perlahan.
"Cheryl sangat kangen padamu! Kukira kamu lupa dengan Cheryl setelah pertemuan terakhir kita tiga tahun yang lalu!"
Dia memelukku. Sangat erat. Sama seperti saat musim panas 2004. Saat aku dan dia masih berumur 13 tahun. Aku bergerak mundur karenanya, dan tersandung batu.
"Hahahahahaha! Wajahmu sangat lucu tadi!" Kata Cheryl sambil tertawa. Karena tersandung, kami berdua jatuh berguling-guling dari bukit.
"Sudah puas tertawanya?" Tanyaku. Aku membersihkan bajuku yang terkena rumput basah.
"Baiklah, maafkan Cheryl." Dia membantuku berdiri dan kami berjalan ke atas bukit. "Jadi, kapan kamu datang?"
"Baru saja." Jawabku.
"Hei, selamat ulang tahun Alex! Cheryl tahu kalau hari ini hari ulang tahunmu! Jadi, Cheryl membuatkanmu ini!" Dia mengeluarkan sebuah lukisan dari tas ranselnya.
Sebuah lukisan. Tampak seorang gadis duduk di sebuah ayunan dan seorang pemuda yang mendorongnya dari belakang. Wajah gadis itu terlihat sangat senang. Begitu juga dengan pemuda yang mendorong ayunan yang ia duduki.
"Ini---Cheryl," dia menunjuk sang gadis, "Dan yang ini---kamu." Dia menunjuk sang pemuda. Bibirnya terangkat keatas. Menyunggingkan senyum yang paling manis yang pernah kulihat.
"Waw."
"Just waw? Kamu tidak suka?." Tanya Cheryl dengan nada kecewa.
"No, I mean, that is so cool! Aku kaget dengan semua perubahanmu! Kamu jadi lebih feminim, meskipun kamu masih memanggil diri sendiri dengan nama kamu sendiri, kamu semakin manis, kamu juga---" aku menghentikan ucapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fleurs de Cheryl [End]
Teen FictionCover by : adindputri " When the flower that she gave, have meaning something that I never know it before. " Short-Story ----- • Fleurs de Cheryl • (29 Juni 2016)