6 & 7

33 4 0
                                    

Aku membuka mata ku yang dari tadi tertutup karan sengaja ku pejamkan dan menikmati angin di sini.
Egy dan Ariyadi tampak akrab, mereka sedang ngobrol di sana.

Flashback
"kerusakannya sudah cukup fatal dan bisa mengakibat kan buta secara mendadak" ucap dokter yang membuat mama ku menangis histeris.
Aku mendengarnya dari kejauhan.
Aku sangat terkejut, tapi aku berusaha untuk tetap stay cool dan pura pura tidak tau.
Tidak ada yang tau terkecuali keluarga ku.
Aku bisa melihat sejauh ini adalah keajaiban.
Sebenernya aku takut buat tertidur, aku takut saat aku membuka mata dan semuanya menjadi gelap.
Tidak ada lagi matahari, tidak ada lagi wajah mama dan papa yang bahagia melihat prestasiku di bidang badminton.
Tidak ada lagi senyuman khas febi yang dia berikan pada ku. Semuanya sama, gelap. Aku terjebak dalam gelap ini.
Di balik kebahagianan ku, aku di hantui rasa takut kehilangan indera penglihatan ku. Di balik selimut aku tidak tidur.
Aku hanya memandangi lampu tidur sepanjang malam setelah mengetahui hal itu. Hingga suatu saat aku tetbangun dan semuanya gelap.
Kau sempat teriak histeris di kamar ku daan membuat seisi rumah panik.
Aku menangis
"Gelap.. Gelap" itu yang ku ucapkan
Dan ternyata hanya mati lampu.
Papa membawa senternya.
Aku takut gelap. Sangat takut
Falshback off

"Ci?" Ucap Egy
"Eh ia mas" ucap ku
"Gapapa kan?" Ucap Ariyadi
"Gapapa kok kak, mas" ucap ku
"Kalo ada apa apa cerita aja, kami bakal jadi pendengar yang baik kok" ucap Ariyadi
"Engga papa kak, tadi ada yang bisikin aku, kalo mereka gak suka sama mas, sama kakak juga" ucap ku jail
"Jangan gitu ya" ucap Egy
"Hahah" ucap ku
"Yuk balik, udah jam 3 nih" lanjut ku sambil melirik jam tangan ku
"Oke, ayok" ucap Egy

Egy pov

Kami menaiki mobil, sama seperti tadi Cici di belakang.
Tapi dia sikapnya berubah, gak kayak tadi pas kami mau pergi ke sini.
Dia hanya diam melamun, kepalanya keluar dari jendela dan menopang dagunya di lipatan tangan nya. Aku membawa mobilnya agak pelan.
Ariyadi sibuk dengan kamera nya, kadang dia juga memotret Cici diam diam.

"Ci, kenapa sih melamun aja" ucap ku
"Gapapa kok mas, adem aja di liat jadi bawaan nya diem aja" ucap Cici
"Kan kapan kapan bisa ke sini lagi ci" ucap Ariyadi
"Kalo ada duit, dan kalo masih bisa ngeliat juga kak" ucap nya
"Masih bisa ngeliat gemana maksud nya? Emang kamu mau buta? Engga lah" ucap ku agak menaik kan nada bicara ku.
"Engga gitu kak, mana tau beberapa tahun lagi udah berubah" ucap nya
"Jangan mikir ke sana dulu deh gy, Cici ada benernya juga, mana tau udah jadi mall di sini, kan gak tau kita" ucap Ariyadi " bener tuh kak, oh ia kak nanti fotonya kirimin lewat line ya" ucap Cici sambil menutup jendelanya lalu bergeser ke tenggah.
"Oke, aman lah itu" ucap Ariyadi.

Sesampainya kami di hotel.
Cici turun dan berpamitan sama ku karna aku langsung balik dan begitujuga Ariyadi, besok pagi dia ada flight ke Medan katanya.

Aku merasa ada yang aneh dengan Cici sejak dia bilang ' kalo bisa ngeliat lagi ' kata kata itu masih terbang terbang di pikiran ku.
Ingin rasanya menanyakan hal itu ke Febi tapi aku menguring niat ku karna ya mungkin aku hanya salah mengartikan kata kata itu, Mungkin.

Aku kembali ke rumah ku dan duduk di kursi taman depan rumah.
"Eh abang, kok gak langsung masuk?" Ucap mama ku
"Hehe, ia ma entaran aja deh" ucap ku
"Nungguin siapa aih di luar? Ada yang mau dateng?" Ucap mama
"Engga ma, tapi aku bingung " ucap ku lalu mama duduk di samping ku.
"Bingung kenapa? Ayo cerita dong sama mama" ucap mama.
Aku menghadap ke arah dia dan menunduk kan kepala ku
"Abang suka sama cewe ma, tadinya abang cuma jadi tour guide nya dia tapi kami berteman sampe sekarang, dia beda sama cewe lain ma" ucap ku lalu mama menaik kan kepala ku agar mama bisa menatap ku
"Kejar dia kalo kamu cinta sama dia, jangan di pendam di sini" ucap mama sambil memegan dada ku yang bidang.
"Kalo di pendam, nanti sakit. Bilang ke dia, jujur aja sama dia mama yakin di pasti bakal nerima kamu" ucap mama yang berusaha meyakinkan ku
"Kalo di tolak ma?" Ucap ku
"Mungkin dia punya alasan lain kenapa dia nolak kamu, entah karena dia sudah punya pacar, atau dia lagi suka sama seseorang. Gak ada yg tau kan isi hati seseorang" ucap mama
"Semangat!!" Ucap nya lagi
"Oh ia, tadi mama terima telfon dari maskapai kamu, dan kamu di suruh ke pusat besok" ucap mama
"Selamat ya, kamu di terima" ucapnya lagi lalu mama memeluk ku
"Makasih ya ma" ucap ku lalu melepas pelukan mama dan mama bergegas masuk ke dalam.

You !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang