Aku menghabiskan waktu 1 bulan untuk mempersiapkan pertemuan ku dan Cici.
Aku menaiki mobil ke rumah cici.
Sebulan yang lalu aku melihatnya dan mengobrol bersama papanya.
Aku harap keadaan nya sidah membaik sekarang.Aku memasuki perkarangan rumahnya dan yap aku menemukan rumahnya.
"Tok tok" aku mengetok rumahnya
"Tunggu" ucap seorang wanita dari dalam sana, lalu membuka kan ku pintu
"Pizza yang tadi saya pesan ya mas? Ini uang nya, pizzanya mana?" Ucap Cici dan memberi ku uang selembar 100rb
"Ini mba" ucap ku lalu memberinya bunga dia menerimanya, meraba bunganya dan mencium bunga nya.
"Kok bunga mas bukan pizza?" Ucapnya Bingung
Aku tertawa geli
"Kok kayak gak asing ya suaranya?" Ucap Cici sambil mengingat ingat, lalu dia melotot setelah mengingatnya
"Arr...iyadi" ucapnya terbata bata.
"Ngapain kakak ke sini? Tau dari mana alamat aku? Aku lagi gak terima tamu" ucap nya lalu melempar bunganya di hadapan ku namun aku berhasil menangkapnya lalu dia menutup pintunya
"Ci, buka ci plis" ucap ku
"Engga" teriak cici
"Ci, plis"ucap ku
"Engga kak engga, aku gak mau, jangan paksa aku" ucap cici
"Ci..." Ucap ku
Gak ada jawaban sama sekali.Sekitar 35 menit aku menunggu cici di liar rumahnya
"Cii" ucap ku lagi namun masih tidak ada jawaban
"Aku balik ya" ucap ku lalu aku berjalan ke arah mobil ku"Jeglek" suara dari knopi pintu
Aku melihat sekilas lalu membuang muka lagi dan terus berjalan ke arah mobil.
Cici berlari tanpa memperdulikan sekitarnya, lalu dia memeluk ku dari belakang.
Aku membalik kan tubuh ku dan memeluknya erat erat
"Maaf" ucapnya sambil mempererat pelukan nya.
Aku mengangguk dan membalas pelukan nya sangat erat, erat erat dan gak bakal ku lepas lagi."Kakak boleh pergi sekarang, aku udah gak kangen lagi" ucap Cici, namun ia masih memeluk ku erat
"Kamu ngusir aku?" Ucap kusambil merenggangkan pelukan kami dan perlahan melepaskan nya namun dia masih memeluk ku.
"Ia" ucapnya sambil mengangguk
"Taun depan kakak ke sini lagi ya, kita pelukan kayak tadi lagi" ucap Cici sambil mendangakkan kepalanya, layaknya seseorang yang normal sedang bertatapan
"Janji kalo aku ke sini kamu bisa liat aku?" Ucap ku
"Gak janji sih, tapi doain aja yang terbaik buat aku" ucap Cici sambil tersenyum lebar lalu aku mencium puncak kepalanya.
"Kalo taun depan aku ke sini lagi lain lagi dong ceritanya, abis pelukam langsung di ajakin nikah" ucap ku
"Apaan sih kak, lebay.
Udah sana balik" ucap Cici sambil mendrong ku namun masih bisa tertahan kana you know lah.
"Aku mau meluk kamu lagi" ucapku
"Is" ucap nya lalu memeluk ku lagi
"Jaga kesehatan, makan teratur, perut kakak makin besar nanti kaya bapak hamil" ucap nya lalu aku tersenyum dan mencium puncak kepalanya.
Cici melepaskan pelukan nya.
"Kak, anterin aku ke dalem" ucap nya lalu aku tertawa geli, walaupun cici dalam keadaan buta tapi dia masih bisa ngajak aku bercanda.
Aku menuntun nya menuju ke dalam rumah.
"Udah nyampe, aku balik ya" ucap ku
"Oke, dada kak" ucap Cici sambil melambaikan tangan nya dan memandang ke arah depan, lalu ia menutup pintunya.Aku beranjak balik ke hotel, aku lega akhirnya bisa beretmu Cici dan memeluk nya, walaupun sebentar doang tapi ya cukup lah buat menghilangkan rasa rindu yang ku tahan 1 tahun terakhir ini.
--
Aku terus mencari informasi tentang Cici namun hasilnya nihil.
Dia seperti menghilang di telan bumi, bahkan sahabatnya sendiri gak ada yang tau tentang Cici."Gemana gy, udah ketemu sama cewe yang mau lo lamar?" Ucap Diffa
"Dia ngilang dif" ucap ku melemah
"Cari lagi dong, gemana sih, heh gy lo ganteng, kerjaan lu keren, duit lu punya, mobil udah ada, rumah udah jadi tinggal di tempatin doang mau sampe kapan lu nyari dia gy?" Ucap Diffa
"Udah 1 tahun kan?" Lanjutnya lagi
"1 tahun 3bulan" ucapku dengan tatapan kosong
"Gue jadi penasaran sama cewe itu, kok bisa sampe buat lu kayak gini, kayak pas lu di selingkuhin, cuman bedanya ini cewe ngilang bukan selingkuh." Cerocos Diffa
"Tau ah dip, pusing" ucap ku lalu meneguk kopi hitam yang ku pesan.
Sekarang sudah jam 2 malam tapi kami masih tahan melek dan duduk di sini, mungkin karna kami jarang ketemu.
"Libur berapa hari lu?" Tanya ku
"Besok malem ke surabaya" jawab Diffa
"Lusa gue ke Batam nganter orang transit terus balik ke surabaya" ucap ku
"Duh jadi pengen ke Batam deh makan rujak" ucap Diffa
"Jauh jauh ke Batam cuma makan rujak" ucap ku sambil tertawa
"Simpang rujak, mantep bro" ucap Diffa heboh
"Favorit deh" ucap Diffa lagi
"Eh bego banget, kenapa gue engga nyari rumah Cici aja ya di Batam" ucap ku
"Si gila" ucap Diffa yang tersedak.
" Batam lebar bro" ucap Diffa sambil melotot
"Gak bakal ketemu" lanjutnya
"Kalo ketemu?" Ucap ku
"Gak bakal ketemu 1-2 hari bro, Batam itu lumayan luas" ucap Diffa
Egy mengerang frustasi.
"Gue kangen Dif sama dia, bisa bisanya dia ngilang kayak gini? Salah gue apa coba?" Ucap ku
"Gak mungkin kan yak drama drama gitu, nanti dia ngilang gara gara sakit keras, dramatis banget berarti lu sama si doi" ucap Diffa.
"Ini warung kopi bukanya malem doang ya sampe subuh?" Ucap Diffa
"Ia, namanya juga warung kopi, pada begadang lah" jelas ku lalu Diffa ber oh ria.---
Hii...
Happy reading 😊
Semoga suka ya sama cerita ini.
Oke buat nama pemeran di sini aku ambil dari buku nama nama, jadi maaf kalo ada
Kesamaan namanya atau apalah itu ya😊
Kalo pun sama, mungkin hanya kebetulan 😊
Jangan lupa vote dan comment ya 😀 atau ask aku di akun ask.fm yang ada di bio 😀
Thank you 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
You !!
RomanceAku menyukaimu dalam diam. Dalam kegelapan ini aku merindukan mu. ---