1 tahun kemudian..
Aku sedang duduk di kamar, menikmati kegelapan ini.
Bahkan aku tidak bisa melihat sinar mentari lagi, tapi aku harus tegar. Bikan Cici namanya kalo gampang menyerah. Mama dan papa masih sibuk sama pekerjaan nya dan mau gak mau aku hanya sendiri di rumah, setiap aku lapar aku memesan makanan cepat saji dan membayarnya dengan uang yang sudah di sediakan dan di pisahkan tempatnya. Kadang ada juga pengantar yang bilang uangnya kurang mba, uangnya pas ya mba ya begitulah.
Hari hari ku semakin suram karna aku sangat merindukan Arya dan Egy. Aku gak bisa melihatnya ataupun fotonya sedih banget ya.
Bahkan sering banget Febi nelfon buat bilangin kalo mereka minta ID line ku, WA dan nomer telfon ku yang baru, bahkan Arya dan Egy sering membujuk Febi agar memberikan alamatku di Batam. Aku seperti hilang di telan bumi katanya, setelah dari jogja aku gak pernah komunikasian sama mereka, sama sekali gak pernah.Aku berjalan di sebuah pusat perbelanjaan bersama mama, kalo ke supermarket aku dinaikin ke trolley biar engga ngerepotin dan aku seneng, walaupun keadaan aku kayak gini mama sama papa masih sayang sama aku.
Dan mulai sekarang aku mengikuti therapy agar bisa melihat lagi, mungkin sedikit menyakitkan tapi akanku lakukan agar aku bisa melihat lagi.--
Arya's pov
Sekarang aku berada di Batam dan libur 2 hari. Aku bakal nyari Cici di sini.
I know, Batam lumayan luas dan bakal susah nyarinya.
Aku menginap di daerah Batam Center tepatnya di Harris resort.
Aku memasuki pusat perbelanjaan yang ada di dekat hotel ku, cukup hanya menyebrang saja.Aku berjalan mengelilingi mall sampai akhirnya aku memilih untuk duduk dan meminum coffe dan memakan donat j.co.
Aku melihat seorang wanita yang mungkin sekitar 40an dan suaminya yang sedang mendorong trolley yang di dalamnya ada setumpuk belanjaan dan anaknya.
Tidak terlalu besar dan tanpa ku sadari aku tersenyum melihat mereka, aku hanya melihatnya sekilas.
"Mirip Cici" ucap ku pelan "ah masa Cici udah gede naik trolley" ucap ku lagi
Aku berlari mengejar mereka."Permisi" ucap ku lalu di sambut dengat tatapan ramah dari suami istri tsb.
Lalu bapak itu menghampiriku
"Ia, ada apa?" Ucapnya
"Apa nama cewe itu Cici pak?" Tanya ku lali sang bapak memerintahkan ibu untuk deluan dan sang ibu pergi.
"Saya pernah liat kamu di foto" ucap bapak ini
"Kamu temen Cici?" Ucapnya dan ku jawab dengan anggukan.
"Kami bisa jaga rahasia?" Ucapnya lalu ku jawab dengan anggukan
"Cici buta" ucap bapak itu sambil tersenyum pahit ke arah ku
Aku masih gak percaya sama apa yg di katakan bapak tadi
"Oo..m gak bohong kan? Cici gak buta kan." Ucap ku terbata bata.
Hanya di jawab dengan anggukan sama sang bapak ini.
"Saya melihat foto yang si kirimkan Febi sahabat Cici dan di foto itu ada wajah kamu, dan ada seorang cowo lagi" ucapnya
"Boleh saya temui Cici?" Ucap ku
"Sebaiknya jangan, dia tidak mau bertemu teman nya" ucap papanya Cici
"Boleh kasih alamatnya om?" Ucap ku
Lalu papanya Cici memberikan kartu nama.
"Di sini ada alamat saya dan nomer saya, kalo kamu mau ngomong sama Cici lewat telfon, kamu bisa telfon ke nomer saya" ucap papanya ramah lalu menepuk kedua Bahuku
"Saya deluan ya" ucap papanya lalu berlalu dari hadapan kuAku berjalan menuju hotel lalu menatap langit langit kamar tempat aku menginap.
"Aku gak nyangka nemuin kamu dalam keadaan kayak gini" ucap ku
"Apa aku kuat nemuin kamj besok?" Ucap ku lagi
"Arggghhh"
Aku duduk bersardar di tempat tidurku, aku melihat foto di gallery iphone ku. Foto Cici yang maaih dalam keadaan normal. Aku melihat mata kecoklatan nya lekat lekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
You !!
Roman d'amourAku menyukaimu dalam diam. Dalam kegelapan ini aku merindukan mu. ---