Sorry for typo(s)!!!
Dan, selamat membaca.
Akhirnya, bel pulang sekolah pun berbunyi dari 5menit yang lalu. Dan dimana Anas? Dia sudah berdiri di depan pintu kelas Dian. Kelas dia belum juga bubar, maklum pelajaran terakhir adalah guru yang lupa akan jam berapa sekolah berakhir. Dan Anas, akan terus menunggu sampai Dian keluar karna ia ingin tahu penjelasan dari Dian. Dan akhirnya, kelasnya pun bubar dan Dian pun keluar dari kelasnya, walupun sedikit kaget tapi dia terlihat biasa saja.
"Kenapa disini nas? Kok gapulang? Biasanya lo pulang bareng Nur?" tanya Dian sok basa basi.
"Gausa sok basa basi deh Dian, 'persidangan'nya kan belum selesai, jadi dilanjutin sekarang" jawab Anas sok lembut.
"Tapi gue mau pulang. Capek banget tau hari ini" jawab Dian sambil merengek.
"Yaudah, dirumah lo aja, intinya harus diselesain hari ini juga" tegas Anas.
"Yauda yauda, ayola kita pulang" jawab Dian menyerah.
-----------
Dian's home.
"Oke, kita mulai aja lah, gue penasaran nyeng" Anas yang sangat penasaran langsung memulai 'persidangan' padahal, duduk saja belum.
"Duduk dulu gitu, apa ngaso dulu gitu, capek ih" alibi Dian.
"Jangan suka ngeluh Dian" jawab Anas sok menceramahi Dian.
"Siapa yang ngeluh?ih enggak" jawab Dian.
"Yaudah, sekarang, jawab semua pertanyaan gue dengan jujur" kata Anas.
"Hm..." jawab Dian malas, karna dia tahu dimana arah pembicaraan mereka.
"Jadi, dimana lo kenal Daniel?" Anas mulai menanyainya
"Di club" jawab Dian asal.
"Seriusan lo? Jadi lo pernah ke club? Kapan kok gue gatau yaa? Astaghfirullah Dian"
"Ya kagalah. Yakali gue ke club. Lagian lo polos amat sih"
"Terus lo kenal dia dimana?kok bisa?"
"Pertama lo jangan kepo. Kedua lo jangan nanya ini lagi. Ketiga mending lo tanya sama Daniel sendiri aja deh, gue bingung mau cerita dari mana"
"Ya lo jangan bingung lah, lo ceritain aja semuanya, semua yang lo tau"
"Poin ketiga,mending lo tanya aja sama Daniel-nya sendiri. Jadi, mending lo pulang karna gue capek banget" usir Dian.
"Jahat banget lo sama gue, segala ngusir gue-_"
"Ya karna kalo lo disini lo gaakan dapet apa-apa. Sia-sia aja"
"Yauda gue pulang. Sidang ditutup. Intinya gue kesel sama lo, bye" jawab Anas kesal pada Dian dan langsung pulang begitu saja.
---------------------------
Akhirnya Anas pun pulang kerumahnya. Rumahnya memang tidak terlalu jauh dengan Dian, karna dia memang satu komplek, hanya saja Dian yang terlalu sibuk membuat mereka jarang pulang bersama dan membuat Anas lebih sering pulang bareng Nur.
Kenapa mereka bisa kenal? Aih kenapa gue kepo banget gini? Kok gue jadi peduli gini sih sama itu orang?aduh gaboleh gaboleh, astaghfirullah. Tanya Anas dalam hati.
Tiba-tiba saat dia sedang memikirkan hal yang pastinya tidak penting, ponselnya pun berbunyi dan pertanda ada sms masuk.
Aih, siapa kali yang sms. Tanya Anas lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah ini Takdir?
Teen FictionAnastasia Husna. Daniel Wiratama. Apakah mereka bisa bersatu? Apakah mereka akan selalu bersama? Apakah mereka akan baik-baik saja setelah semua yang terjadi di hidup mereka? Apakah mereka memang di takdirkan untuk bersama? Atau bahkan itu hanyalah...