Anas sampai ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Alasannya klise, dia hanya tidak ingin bertemu dengan Daniel. Dia sudah membuat Anas sangat lelah kemarin, jadi hari ini dia tidak ingin Daniel mengacaukan hidupnya lagi.
Setelah sampai dikelas, dia langsung menaruh tasnya, dan mengambil earphone didalam tasnya, lalu dia pergi ketaman belakang. Taman yang sangat sepi. Apalagi jika di pagi hari. Taman yang berada dibelakang ini memang jarang di datangi oleh murid Nusa Pertiwi. Alasannnya, karna jauh dari gedung sekolah. Tetapi hari ini, entah kenapa Anas ingin saja berada disini, merasakan hawa sejuk yang memang susah untuk dirasakan dikota seperti ini.
Saat sedang asik-asiknya mendengarkan lagu, dia merasa ada orang lain duduk disampingnya. Entah dia siapa. Yang jelas dia laki-laki.
"Hai Anas" sapa lelaki itu
"Lo siapa?" tanya Anas yang takut, namun dia menetralisir ketakutannya dengan bersikap biasa saja.
"Kenalin, gue Dhimas Aji. Anak XII-IIS1. Anak baru sih tepatnya" jawab Dhimas.
"Ooh. Pantes gue gapernah liat lu, tau darimana taman ini? Secara, jarang anak Nusa Pertiwi kesini, paling beberapa aja" jawab Anas.
"Itumah masalah gampang, tinggal nanya, dijawab dan selesai" jawab Dhimas santai. Kelewat santai malahan.
"Oh.okey. eh udah bel, gue masuk duluan ya. Bye Dhimas!" ucap Anas sambil mendadah-dadahkan tangannya.
Liat Anas, lo akan jadi milik gue. Gue pastiin itu. Kata laki-laki itu. Lalu dia pergi menuju kelas barunya.
-----------------
Kelas dimulai seperti biasa, namun selama pelajaran itu berlangsung Anas tidak mendengarkan ataupun melihat ke buku paketnya. Ya, raga dia memang dikelas, tetapi jiwa dia melayang keangkasa. Dia memikirkan lelaki itu.
Lelaki baru? Cobaan apalagi yaAllah? Anas berserah dalam hati.
Kenapa banyak cowok yang gue temuin dalam waktu kurang dari 2hari? Tepatnya lelaki baru. Gue gak yakin mereka bisa tiba-tiba gini, apa mungkin mereka kenal? Atau ini cuma kebetulan? Memangnya di dunia ini ada yang namanya kebetulan? Anas bertanya dalam hati. Entah apa yang terjadi selanjutnya, intinya Anas tak mau memusingkannya, dan tak ingin membayangkannya. Ia takut apabila masa lalunya kembali lagi.
Lamunannya buyar ketika Daniel memanggilnya.
"Hoiii. Bengong mulu. Kenapa nas?" tanya Daniel yang sekarang sudah berapa di sebelah bangkunya.
"Ih Daniel mah ngangetin aja. Kesel" jawab Anas dengan muka ditekuk
"Jangan ditekuk gitu mukanya, nanti jadi gak cantik lagi. Eh tapi lu mau kayak gimana tetep cantik kok" jawab Daniel dengan senyumnya yang-tidak bisa diartikan.
"Apaan sih Daniel. Gak lucu tau" jawab Anas terlihat biasa saja. Padahal, mukanya sudah seperti kepiting rebus.
"Gak lucu, tapi blushing ya" goda Daniel
"Apaan sih Daniel ganggu aja. Lagian lu ngapain sih kesini?" tanya Anas jutek
"Mau ngajak lu ke kantin sih sebenernya, tapi kayaknya lu lagi gak mood. Jadi, lebih baik gue ke kantin sendiri aja deh. Bye!" jawab Daniel dan langsung meninggalkan kelas.
"Eh Daniel tungguin gue, gue ikut" jawab Anas dan langsung lari mengejar Daniel.
"Eh itu ada temen-temen gue, ada temen-temen lu disana, mau gabung sama yang mana?" tanya Anas setelah sampai kantin.
"Gak usah gabung, kita berdua aja. Lu mau makan apa?" tanya Daniel
"Tap-"
"Gak pake tapi, jadi lu mau makan apa?" tanya Daniel yang memotong pembicaraan Anas.
"huh. Oke. Gue mau makan bakso minumnya jus wortel. Gue tunggu sana ya, makasih Daniel" jawab Anas sambil menunjuk tempat yang akan ditempatinya dengan Daniel. Berdua.
"Sama-sama My Queen" Jawab Daniel dan langsung mengantri untuk membeli makanan.
Setelah selesai membeli makanan, Daniel menuju meja dia bersama Anas sambil membawa 2mangkuk bakso bersama jus jambu dan jus wortel di nampannya.
"Nas, ini makanannya udah siap" kata Daniel saat sudah sampai di mejanya bersama Anas.
"Ah, makasih Daniel. Yuk duduk sini" jawab Anas, baik. /eh
"Daniel" panggil Anas
"Hmmm" jawab Daniel yang sedang mengunyah makanannya.
"Kenapa sih gak mau gabung sama temen-temen lu atau temen-temen gue?" tanya Daniel.
"Gapapa sih, cuma pengen berdua aja sama lo" jawab Daniel santai.
Ah anjir Daniel, dia ngomong santai banget, gak tau apa kalo hati gue dag did dug gini. Eh tunggu, perasaan apa yang muncul? Stop stop gue gak boleh kayak gini. Gue gak mau, semuanya keulang lagi. Bicara Anas dalam hati.
"Eh Anas, kenapa sih bengong aja daritadi?" tanya Daniel yang melihat perubahan mimik wajah Anas.
"Eh gapapa kok, cuma gue mikir aja, kok kita jadi baikan gini ya? Kan kemaren kita musuhan?" tanya Anas bingung.
"Mungkin sekarang lo udah mulai jatuh cinta sama gue, iya kan?" goda Daniel
"Idih, ogah banget suka sama cowok kayak lo. Udah ah, males gue di kantin. Udah kenyang, bye!" jawab Anas yang seperti menghindar dari pertanyaan Daniel, dan langsung ngacir ke kelasnya.
Udah kenyang? Iyalah kenyang, kan makanannya emang udah abis Anas. Batin Daniel sambil tertawa.
-------------------------------------
Pelajaran begitu lama terasa, hingga akhirnya bel pulang pun berbunyi, entah seperti anak kecil atau apa, intinya mereka ingin segera pulang. 2hari yang baru dan tentunya melelahkan. Siswa-siswi Nusa Pertiwi langsung memenuhi koridor kelas untuk absen. Memang absen disekolah ini menggunakan scanner untuk handky, walaupun tetap ada absen manual.
Setelah absen, mereka berhamburan keluar kelas untuk yang-entah kemana. Mungkin pulang, atau mungkin main dulu. Entahlah.
Anas langsung pulang memakai ojek online.
---------
Jakarta, 17 Mei 2017.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah ini Takdir?
Teen FictionAnastasia Husna. Daniel Wiratama. Apakah mereka bisa bersatu? Apakah mereka akan selalu bersama? Apakah mereka akan baik-baik saja setelah semua yang terjadi di hidup mereka? Apakah mereka memang di takdirkan untuk bersama? Atau bahkan itu hanyalah...