Only You - 2

314K 15.5K 798
                                    











Ariana Grande - Dangerous woman

-o-

Bella berjalan menuju kantin, bel istirahat baru saja berbunyi. Kalau bukan untuk memenuhi permintaan perutnya, ia sungguh malas menginjakkan kakinya di kantin. Ia lebih suka membawa bekal dari rumah, alasannya simple; lebih steril. Namun, tadi ia lupa tidak membawa bekal karena terburu-buru, lagipula di kantin ia akan menemui Rellena.

Matanya menatap sekeliling mencari tempat yang diduduki oleh Rellena. Namun, kedua bola matanya malah menatap kerumunan di tengah kantin. Kerumunan itu sangat ramai sehingga membuatnya penasaran. Takut terjadi perkelahian, ia melangkah mendekat.

''Kak Galen, aku suka sama Kakak sejak lama. Tapi, aku baru bisa bilang sekarang. Kakak mau nggak jadi pacar aku?''

Bella menaikkan sebelah alisnya saat melihat seorang siswi yang ia tahu adalah murid kelas sepuluh yang paling cantik dengan tubuh langsing bagaikan seorang model. Kini siswi itu berdiri di samping meja Galen, seraya membawa sekotak cokelat mahal dari Italia.

Lantas, kedua bola matanya beralih menatap Galen yang hanya diam tidak bereaksi. Bahkan raut wajah Galen datar, sangat datar. Aura dalam dirinya menjadi dingin.

''Terima! Terima!''

Suara gemuruh itu mendominasi area kantin.

Galen bangkit dari tempat, kedua bola matanya menatap dingin siswi tersebut. ''Tapi, gue nggak suka lo,'' jawabnya dengan nada santai. Namun, efeknya sangat dahsyat bagi siswi tersebut.

Siswi itu bergeming, matanya menatap Galen tidak percaya. Suara gemuruh tadi tergantikan oleh bisikan para murid lainnya. Malu, siswi itu sangat malu.

Seolah tidak peduli, Galen melangkah menerobos kerumunan. Namun, kedua bola matanya tak sengaja menatap Bella yang speechles, tanpa menunggu waktu lama ia melenggang pergi.

''GALEN OY!!!'' teriak Dino, ia berlari bersama Trisal dan Davin berniat mengejar Galen.

Sedangkan Bella terdiam, dalam hati ia merutuki Galen. Selalu saja cowok itu bersikap seenaknya.

''Eh, Kak Bella.''

''Hai, Bel.''

''Eh, Bella.''

Bella hanya tersenyum merespons beberapa sapaan dari teman yang mengenalinya, lantas kedua bola matanya kembali menatap sekeliling mencari Rellena. Tidak ada. Baiklah kali ini bukan Rellena yang harus ia cari melainkan Galen, kedua kakinya melangkah keluar dari kantin.

Galen menghisap rokoknya dalam-dalam, lantas menghembuskan asap rokok itu ke udara. Ia bukan perokok aktif, hanya saja ia merokok disaat-saat tertentu, seperti saat ini perasaannya sedang tidak keruan. Entah karena apa. Kedua bola mata hazel itu menatap hamparan luas area sekolahnya. Saat ini ia sedang duduk di sofa butut yang berada di rooftop SMA Twist, tanpa kehadiran ketiga sahabatnya yang entah sekarang berada di mana.

''Galen! Lo nggak boleh ngerokok di sekolah!''

Galen tak menghiraukan suara itu, ia tahu siapa pemiliknya. Bella, seorang gadis ketua OSIS yang amat tidak menyukainya sejak kelas sepuluh. Lagipula kenapa Bella ada di sini?

''Galen! Gue ngomong sama lo!''

Galen menatap datar ke arah Bella yang kini berdiri di hadapannya.

''Galen! Lo tuh ya--Aw!'' Bella meringis saat api rokok menyulut tangannya.

Galen membuang rokok itu, dan menginjaknya sampai mati lantas ia meraih tangan Bella yang niatnya menepis rokok itu malah tersulut. Ia memperhatikan luka bakar itu, ''Gimana rasanya?''

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang