5.

108 10 2
                                    


Semalam saja tak mau sendiri,

Ucapkan kata selamat pagi...

Agustin Oendari-Selamat Pagi Malam

Langkah kaki Gesha terhenti ketika ia menyadari bahwa gadis yang berada disebelah Evan adalah Jana. Ia ragu apakah ia harus melanjutkan langkahnya atau kembali lagi. Namun Gesha melihat bahwa Jana, menyadari kehadirannya disana. Jana memberi isyarat dengan dagunya pada Evan, bahwa ada Gesha.

"Woiiii Ge! Diem aja lo disana! Sini gabung sama kita!" ajak Evan. Gesha tersenyum kaku. Namun kemudian ia melangkahkan kakinya kearah Evan dan Jana.

Suasana canggung langsung tercipta saat Gesha menghampiri Evan dan Jana. Evan yang menyadari suasana canggung itu langsung angkat bicara.

"Eh Ge, gue pergi dulu ya bentar. Nantilah kita ngobrol-ngobrol lagi. Sekarang lo ngobrol sama Jana aja. Oke? Bye Gesha, bye Jana!" Evan pun segera berlalu dari hadapan mereka. Tinggalah Gesha berdua dengan Jana.

"Hei," sapa Gesha. Jana hanya memandang Gesha sebentar kemudian membuang wajahnya kearah lain. Gesha merasakan rintik-rintik hujan mengenai ubun-ubunnya. Ia memandang ke langit, sebentar lagi pasti hujan akan bertambah deras.

"Eng... Jana, lo mau ngopi gak? Sekalian berteduh, takutnya ni hujan jadi deras." Ucap Gesha canggung. Sumpah, dia mati kutu kalo lama-lama deket sama Jana!

Jana melirik kearah Gesha lalu mengangguk kecil. Gesha bersorak dalam hati. Eh, ngapain juga ya gue seneng gara-gara Jana setuju? Batin Gesha. Mereka pun bergegas kearah coffeshop yang tidak jauh dari sekolah Jana.

"Lo mau pesen apa Jan?"

"Caramel Macchiato 1." Jawab Jana singkat. Gesha pun menyebutkan pesanannya kepada pelayan dan tak lama pesanan mereka tersaji.

Baik Jana maupun Gesha tidak ada yang membuka mulut untuk bicara. Gesha sibuk memandangi Jana. Jana menatap jendela café dengan sendu. Lalu ia menyeruput kopinya tanpa menghiraukan Gesha.

"Jan?"

"Hm."

"Gue tau ini bukan waktu yang tepat. Tapi lo belom jawab pertanyaan gue."

"Pertanyaan yang mana?"

"Yang waktu pas elo tiba-tiba pergi. Inget ga?"

"....."

"Jan..."
"Apa yang mau kamu ketahui tentang saya?"

"Semuanya Jana."

"Hidup saya tidak sesempurna yang kamu bayangkan."

"Trus kenapa? Gue gak boleh tau?"

Jana menolehkan kepalanya pada Gesha. Apa yang sebenarnya cowok ini inginkan?

"Sejak kapan kamu menjadi peduli pada saya?"

Pertanyaan terakhir Jana sukses menohok Gesha. Gesha pun ingin bertanya pertanyaan yang sama pada dirinya, sejak kapan ia menjadi peduli pada Jana? Padahal dulu, ia sangat anti pada Jana.

"Gue gak tau pasti. Tapi Jana, gue cuman mau tau, kenapa lo berubah? Kemana Jana si centil, ceria dan nyebelin yang gue tau? Ya meskipun sekarang lo tambah nyebelin karena sikap lo itu sih," ujar Gesha jujur. Jana sedikit tersenyum mendengar penuturan Gesha.

Analogi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang