Thirteen

4.7K 367 29
                                    

Ray P.O.V

Hampir 2 jam aku menemani Hazelku yang masih belum memuntahkan racun itu.

Aku tak sabar menunggunya bangun. Seharusnya besok dia bangun. Tapi sialan aku tak bisa mengontrol kesabaranku. Racun di tubuh Hazel terlalu banyak jadi sangat lama terkumpul.

'Alex bisa tolong aku suruh Ari mencarikan Darah untukku. Aku lapar.' Ucapku kepada Alex. Kurasakan Alex mndengus kesal. Hubungan aku dan Alex memang tak terlalu baik.

Mungkin dia iri aku lebih kuat darinya. Hahaha dasar serigala..

'Sudah.' Jawab Alex dengan nada tak ikhlas. Dasar serigala sensian.

Hampir 30 menitan aku mondar-mandir menunggu Hazel dan darah pesananku. Tapi keduannya tidak ada menunjukan kemajuan.

Ari belum datang sampai sekarang, sedangkan Hazel masih belum memuntahkan racun itu.

Tenanglah Ray... jika kau tak tenang kejadian seperti dulu akan terulang. Aku menarik nafas dan mengeluarkannya agar tenang.

Krekk...

"Tuan Raizel, Darah anda sudah siap. Semua yang anda perluka nanti juga sudah siap " Ucap Ari. Aku hanya mengangguk melihat Ari.

"Dimana darah untukku? Aku ingin meminumnya dulu." Tanyaku. Ari langsung keluar dan masuk lagi membawa sebuah gelas berisi darah. Aku hany menyeringai dan mengambil gelas itu. Dalam sekali tegak seluruh darah itu habis.

"Terima kasih, Ari." Ucapku dan langsung melihat Hazel.

"Tinggalkan kami sebentar." Suruhku. Ari langsung pergi dari kamar rawat ini. Aku harus mengeluarkan racun itu dulu baru membawa Hazel pergi.

'Ayolah sayang keluarkan..' harapku dalam hati.

Bagaimana jika aku menyedot racunnyqa itu? Ramuan itu kurasa hanya mengumpulkan agar tidak menyebar, ramuan itu tidak mengeluarkan. Aku mendudukannya menyandar ke dinding.

Aku harus apa? Aku terus mengacak rambutku agak kesal.

'Kita pikirkan nanti. Waktunya berganti shift.' Ucap Darren. Aku mengepalkan tangan dan beberapa saat mulai mengendorkan kepalanku.

Ini demi Hazelku.

'Baiklah.' Jawabku dengan singkat.

Setelah itu Darren langsung mengambil tubuhnya lagi. Sedangkan aku mulai mengingat-ingat bagaimana cara membuang racun itu dari tubuh Hazel.

Darren P.O.V

Aku menggendong Hazel keluar dari kamar rawat ini dan menemukan Ari di depan.

"Alpha.." panggilnya.

"Aku tau. Dimana mobilnya?" Tanyaku langsung to the point. Kami tak punya banyak waktu lagi. Dewa pengecut itu akan datang pagi nanti.

Ari langsung berjalan mendahuluiku menunjukan dimana dia memparkirkan mobil yang akan membawa kami ke dunia manusia. Tidak mungkin aku membawa kabur Hazel yang tidak sadar di gendongan dan membawa keperluan pakaian dan lainnya bukan? Aku mengecupi wajah Hazel.

Kami akan membawamu pergi agar kau aman sayangku. Aku akan melindungimu.

Kami sampai di pintu depan rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami sampai di pintu depan rumah sakit. Disana ada mobilku yang kubeli di dunia manusia. Barang di dunia manusia memang penting untuk kami. Makanya aku membuat perusahaan di dunia manusia agar bisa memasukan stock barang ke packku.

Aku menidurkan Hazel ke kursi penumpang bagian belakang dan mengecup keningnya. Ari baru selesai memasukan perlengkapan ke dalan jok belakang mobil.

"Jaga pack dengan baik, Ari. Ingat semua pesanku." Pesanku mengingatkannya.

"Baiklah Alpha." Jawab Ari dengan patuh. Aku langsung masuk ke dalam kursi pengemudi dan melajukan mobil ini ke dunia manusia.

----

Darren P.O.V

Aku terus menyetir mobil ini tanpa berhenti sekitar 2 jam'an. Dunia manusia dan Dunia werewolf tak terlalu jauh. Aku sering bolak-balik dunia werewolf ke dunia manusia untuk mengurus beberapa pekerjaan disana.

"Ehem..." suara itu membuatku menepikan mobil. Aku melihat kebelakang. Hazel sedang terbatuk tapi kenapa racunnya tidak keluar?

'Biar aku ambil alih. Aku akan melakukan suatu agar Hazel cepat sadar.' Ucap Ray.

Aku langsung berganti shift dengan Ray. Sedangkan Ray dia langsung ke kursi belakang dan mencium Hazel dengan ganas.

Sekali lagi mencium dengan ganas.

Apa yang dia lakukan?!

'Ray! Jangan kau bernafsu di saat yang tidak tepat!' Ucapku kesal dia malah semakin melumat bibir Hazel.

'Ray!' Panggilku.

'Ray idiot! Jangan main-main!' Alex muncul sambil menggeram. Sialan. Jangan sampai mereka merusak tubuhku.

'Alex. Aku yang urus ini.'

'Tidak bisa! Ray sudah kelewatan kita harus membawa Hazel pergi bukan mencumbunya disini!' Alex sudah mengomel. Ini membuatku semakin pusing.

Dalam sekejap Ray langsung membuka pintu mobil dan Hazel juga langsung memuntahkan racun itu.

"Kau oke ?" Tanya Ray sambil membersihkan bibir Hazel. Hazel mengangguk lemah dan pingsan lagi. Dia sudah membaik.

Aku dan Alex terdiam melihat kejadian itu. Ray tidak sedang mencium. Tapi menyedot racun keluar.

'Kalian sungguh berisik.' Gerutu Ray.

Aku hanya nyengir bodoh karena menuduh Ray. Sedangkan Alex mendengus kesal.

Ray kembali ke kursi kemudi kami kembali berganti shift. Ray tidak pandai mengemudi bisa mati kita semua kalo dia yang nyetir.

Aku melajukan lagi mobilku keluar dari hutan lagi.

----
Author P.O.V

Morning~

Seorang lelaki memakai pakaian zirah berlari memasuki wilayah pack Darren.

Sedangkan di sisi lain Hazel dan Darren sudah berada di dunia manusia mereka melanjutkan perjalanan ke Gedung dimana Darren bekerja.

Untuk mengambil ticket dan beberapa hal penting lainnya untuk di dunia manusia.

Hazel telah sadar dengan bahagianya Darren terus menggenggam tangan Hazel kemanapun itu.

Begitu juga dengan Alex dan Ray ysng kadang-kadang berebut mengambil shift Darren.

Mereka sampai di Yunani dan bersiap melanjutkan perjalanan ke gunung Olympus. Dimana para dewa tinggal.

TBC

Kependekan ga sihh?? Maaf ya hehe ^^

Jangan lupa vomments kalian hehe! Terima kasih telah membaca ceritaku dan membuat ceritaku masuk ke whatshot wkwk

Kecup basah dari Ray dan teman lainnya:v

Jumat, 8 Juli 2016

The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang