Histeria [JunHao]

258 25 3
                                    

Matahari baru saja menyapa bumi pagi itu. Sinar hangatnya membelai lembut bumi yang berputar. Hari ini hari Minggu, hari dimana biasanya akan kuhabiskan dengan duduk santai di ruang tengah sambil menonton televisi dengan snack disampingku. Itu biasanya, tapi tidak untuk hari ini.

Omong-omong namaku Wen Jun Hui, tapi orang-orang biasa memanggilku dengan nama Jun. Aku orang China yang nyasar ke Korea--maksudku aku orang China yang tinggal di Korea sekarang. Aku tinggal di sebuah apartemen yang cukup mewah di Gangnam. Tinggal seorang diri di Korea karena kedua orangtuaku ada di China. Mereka bilang sih tidak ingin meninggalkan China, jadi mau tidak mau aku sendirian.

"Jun-ge!"

Eh, tidak benar-benar sendirian sih.

Yang tadi berteriak itu Minghao, dia adik kelasku di universitas. Beda jurusan, tapi entah kenapa kami bisa bertemu dan menjadi dekat. Kalau tidak salah kami bertemu saat Minghao salah memasukki kelas. Aku yang duduk disampingnya waktu itu bingung sekali. Dia siapa? Walau begitu aku bersyukur waktu itu Minghao salah masuk kelas. Kalau tidak, mungkin sekarang aku belum mengenal si manis itu. Oh ya, dia juga orang China--mungkin karena fakta ini juga kami berdua bisa dekat.

Aku yang baru saja mengambil snack dari dalam kulkas menatap Minghao bingung. "Tumben kau kesini di hari Minggu? Pasti ada maunya."

Di sofa merah, Minghao tersenyum menggemaskan sebagai balasan. Seperti anak TK saja.

"Kau ingin apa?" Tanyaku setelah duduk tepat disampingnya. Snack yang baru saja kubawa kutaruh diatas meja.

"Temani Hao ke taman bermain ya?"

Duh.

Dari segala macam keinginan yang Minghao inginkan, jalan-jalan keluar adalah hal yang paling aku tidak ingin lakukan. Ayolah, Minggu itu hari santai!

"Kenapa tiba-tiba ingin ke taman bermain?"

Minghao mengembungkan pipinya. "Memangnya tidak boleh? Lagipula aku bosan ada di rumah, memangnya gege tidak bosan apa?"

"Tidak sih..."

"Pokoknya gege harus mau menemani Hao!" Titahnya.

"Tapi aku malas," jawabku sekenanya. Itu jujur, aku memang paling malas kalau sudah diajak keluar saat hari Minggu--terlebih Minggu pagi.

"Sekali ini saja! Ya ya ya?"

Andai saja si manis dihadapanku ini bukan kekasihku, pasti aku akan langsung menolak mentah-mentah ajakkannya.

Aku belum memberitahu kalian kalau Minghao itu pacarku ya?

Ya, kami berdua adalah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan dari setengah tahun yang lalu. Wah, aku bahkan tidak sadar sudah selama itu.

Kami berdua bisa sampai menjalin hubungan itu berkat kedua teman kami, Hansol dan Seungkwan. Well, waktu itu aku diminta Hansol untuk menemaninya membeli hadiah untuk Seungkwan. Seungkwan sedang ulangtahun hari itu. Nah, saat mereka bertemu, ternyata Minghao juga sedang bersama Seungkwan. Kalau tidak salah sih Seungkwan yang memintanya untuk menemaninya bertemu dengan Hansol. Ia terlalu gugup untuk bertemu pacar bule-nya itu. Saat Hansol dan Seungkwan pamit ingin kencan, alhasil kami ditinggal dan memutuskan untuk jalan saja. Eh, ternyata ujung-ujungnya aku menyatakan cinta padanya dan kini Minghao sudah jadi milikku.

"Jadi, gege bakal nemenin Hao, kan?"

Dengan helaan nafas pasrah, aku mengangguk. Mau bagaimana lagi? Menolak permintaan Minghao itu bagaikan memelihara buaya, sulit--bahkan tidak mungkin.

Kumpulan ShortFic [SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang