Pacarnya Aron

82 11 15
                                    

Tring... Tringg..., ponselku berbunyi nyaring, mungkin efek rumah sepi, mana sih ponselku? , akhirnya aku menemukan ponselku di karpet kamar, aku segera mengangkatnya,

"Halo",

"Mayu, ini aku Shu",

"Hajime-san, ada apa?, bukannya hari ini saya libur?",

"Hari ini aku mau ke luar kota, mungkin satu bulan atau lebih, bisa urus pekerjaanku?",

"Emm..., bisa-bisa",

"Terimakasih ya, data dan berkas-berkasnya ada di kantor, kirim ke kantor pusat besok",

"Apa sudah dikerjakan setengah atau seperempatnya?",

"Belum sih, jangan sampai terlambat ya!",

"Ba baiklah", aaa menyusahkan saja, hufh nggak jadi liburan deh,

"Jam berapa sekarang ya?", aku melirik jam di ponselku, "Masih jam 5 pagi, sepagi inikah harus bekerja?", aku menggulung rambutku dan berjalan keluar menuju kamar mandi untuk cuci muka, aku membuka kran air dan mulai membasuh muka lalu menggosok gigiku, aku melihat kecermin, "Bajuku, kemarin nggak pakek ini deh kayaknya", aku menutup kran air dan berjalan kembali ke kamar, aku berhenti di depan pintu kamar lalu melihat ke ruang keluarga, Eh ada tangan?, bukannya aku sendirian?, lo kok?,ih serem deh, aku menghampiri seseorang itu secara perlahan, lalu aku menyentuh tangannya, "Aaaa", aku berteriak saat dia memegang tanganku,

"Mayu, sudah bangun ya?",

"Aron? Kamu nggak pulang?",

"Kemarin aku ketiduran, hehe",

"Ah, kirain siapa", lalu dia bangun sambil merem,

"Kamu kok jam segini bangun?", katanya sambil melepaskan tanganku,

"Hajime-san telfon, katanya hari ini aku nggak libur, tugasnya aku yang ngerjain karena dia ke luar kota satu bulan, dan katanya kerjaan yang dikirim besok belum dikerjain semua, jadi harus kerja sekarang deh", dia menjawabku dengan ekspresi masih ngantuk dan bilang 'ooo', tanpa suara. Aku berjalan menuju kamar untuk mengerjakan tugas yang belum dicicil sama sekali, aku duduk diatas kasur dengan tugas yang berserakan, sebenarnya aku sudah fotokopi semua berkas yang harus dikirim besok, jadi aku kerjakan sekarang, nanti di kantor aku salin,

"Jadi sibuk nih?", kata Aron sambil bersandar di daun pintu, lalu dia berjalan ke arah ku dan duduk di kasurku, "Mau dibantu?",

"Nggak perlu, udah nggak ngantuk?",

"Nggak", "Kemarin aku ketiduran karena capek",

"Capek kenapa?",

"Aku harus menggendong seorang perempuan dari sofa ke kamar, ahh itu melelahkan", aku dengan ekspresi kaget mulai memukul pundak Aron,

"Jadi kamu yang gendong aku ke kamar, modus ah", lalu aku berfikir sejenak, "Jadi yang gantiin bajuku kamu juga?", aku memukulnya lebih keras sampai dia tiduran di kasur,

"Itu kamu yang ganti baju sendiri, hahaha, mungkin kamu masih nggak sadar pas ganti baju, kamu sendiri yang memilih baju itu", katanya sambil tertawa, aku terus memukulinya, tanpa sadar aku ada di atasnya dan wajah kami berhadapan kira-kira satu jengkal, kami memang saling memandang sebentar sampai aku sadar dan pindah tiduran di kanannya,

"Siapa yang modus?", tanyanya,

"Nggak, aku nggak modus", "Aron, makasih ya",

"Iya sama-sama", "Jadi bagaimana kalau kita tidur bersama?, ini nggak ada bantal lagi apa? cuma satu?",

"Apaan sih, tuh kan modus",

"Lo kok modus?", dia tertawa dan aku juga ikut tertawa sampai akhirnya ponselku berbunyi,

Continuation of the Encounter (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang