“When I'm sad, please dont ask me what's wrong. Just hug me.” —unknown.
***
Setelah mendengar bel pelajaran selesai, Amanda segera merapikan buku dan membawa novel nya ke tempat favorit nya; taman belakang sekolah. Tempat yang akhir-akhir ini selalu Manda kunjungi.
Mata nya meneliti sekeliling kelas, rasanya ada yang berbeda, sedari tadi Angga gak ada disini. Biasa nya, Angga akan mengganggu atau sekedar mengajak nya bicara. Namun, hari ini anak itu gak keliatan berada di kelas.
"Taman belakang lagi?" Tanya Reva; akhirnya Amanda memiliki teman sebangku yang mau berbicara padanya.
"Iya Rev. Hmm, kamu liat Angga?"
Reva menggeleng, "Nggak lah, palingan juga dia bolos. Gue kantin dulu ya, bye Man."
"Oh iya," Manda mengangguk. Setelah itu, Ia segera melangkahkan kaki nya ke taman belakang sekolah. Sambil berjalan, Amanda merasa ada rasa sepi dihati nya saat Angga gak ada disini.
Amanda juga harus siap mental menghadapi tatapan-tatapan intimidasi dari siswa-siswa tanpa Angga disisi nya.
Sampai di taman belakang sekolah, Sepi. Selalu sepi saat ia berada disini. Hanya semilir angin dan suara burung yang terkadang terdengar untuk menemani nya disini.
Ia duduk di balik pohon, tubuh nya ia sandarkan pada batang pohon, tangan dan mata nya sibuk membaca dan membolak-balikkan halaman novel nya.
Sampai Amanda menyadari, ada asap yang mengepul di hadapan nya. Ia berdiri kemudian berjalan ke sisi yang lain dari pohon tersebut.
"Angga? Kamu ngerokok?!"
***
"Jadi, kamu bolos disini buat ngerokok?" Tanya Amanda. Kini kedua nya sama-sama menyandarkan tubuh nya di batang pohon besar itu.
Tadi, Amanda juga sedikit shock saat mengetahui kalo Angga itu merokok. Novel nya sampai terjatuh karna terlalu kaget saat melihat Angga merokok.
Angga juga gak habis pikir, di zaman seperti ini masih ada perempuan yang kaget melihat laki-laki merokok. Padahal, merokok itu udah dianggap hal yang sangat biasa di Jakarta.
"Ya, gue selalu bolos buat ngerokok disini."
"Selalu? Tapi aku baru sekarang ngeliat kamu bolos kaya gini."
Angga tersenyum kecut, tangan nya kembali merogoh saku untuk mengambil benda tersebut.
"Jangan!"
"Apa?"
"Jangan ngerokok lagi. Ng— nggak baik buat kesehatan." Ujar Manda ragu-ragu.
Angga menatap Amanda dengan tatapan yang sulit diartikan, beberapa detik kemudian ia mengangguk dan kembali memasukan rokok itu ke saku celana nya.
"Jadi, kamu selalu bolos kesini?" Tanya Amanda lagi.
"Gak selalu, kalo gue lagi mumet dan banyak masalah kaya gini. Ya, gue kesini."
"Kamu lagi banyak masalah?"
Gak tau kenapa kali ini Amanda menjadi lebih bawel daripada biasanya, bukan tipikal Amanda.
"Gak juga. Gue lagi mumet aja."
"Oh, okay." Manda sedikit menggantung bicara nya. "Hmm.. Tempat ini emang ngebuat kita tenang. Gak tau sugesti darimana, tapi aku selalu ngerasa tenang kalo ada disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Woman
Fanfiction"Boleh nakal asal jangan bego" -Prilly. "Lo boleh nakal, tapi harus sama gue" -Ali