"If I said I'd love you one day, would it make you happy?" —Ali.
***
Minggu pagi, Prilly masih berbaring di depan tv sambil beringsut menyembunyikan tubuh nya di balik selimut. Kondisi nya masih kurang stabil setelah kejadian kemarin. Suhu tubuh nya malah semakin tinggi bukan malah turun.
"Liii~"
"Iya?"
Laki-laki itu datang sambil membawa segelas susu vanilla kesukaan Prilly, kemudian duduk di karpet sambil memegang kening Prilly. Mengecek kembali suhu tubuh perempuan itu.
"Masih belum turun."
Prilly mengangguk kecil, "Mau susu dong."
"Iya ini emang buat lo. Duduk dulu lah."
Prilly menegakkan tubuh nya, lalu meminum segelas susu yang Ali bawakan. "Udah ah."
"Eh abisin dulu."
"Gak mau, gak enak."
"Bandel ya emang."
"Gak mood Aliii."
"Ya terus sekarang mau ngapain?"
"Sini duduk dulu sebelah gue."
Ali langsung bangkit lalu duduk di sebelah Prilly mengikuti perintah gadis itu. Gak sampai sedetik setelah Ali duduk, Prilly langsung memeluk Ali dan bersandar di dada laki-laki itu.
"Kenapa?" Tanya Ali sambil mengusap rambut Prilly.
"Badan gue makin gak enak, bosen tiduran mulu."
"Yaudah gini aja bobo nya."
"Hmm." Prilly meraih handphone nya lalu melihat beberapa notifikasi yang muncul di handphone nya. "Gak ada dari Rakha."
"Hah?"
"Iya, Rakha belum ngabarin gue lagi semenjak kejadian kemarin."
"Astagfirullah."
"Kenapa istigfar?"
"Ah elah," Ali sedikit menjauhkan tubuh nya dari tubuh Prilly, "Udah gue bilang dia itu gak baik, masih aja lo pikirin cowok kaya gitu."
"Tapi gue sayang Li, lo tau sendiri gue paling susah buat sayang sama orang."
"Makan tuh sayang, gue sih kenyang sama yang gituan."
"Tapi Ali ih—"
"Apa? Cowok itu mengusahakan bukan di usahakan Prilly."
Prilly langsung menunduk, kali ini ia benar-benar kalah dari Ali. Kalah telak.
"Udah gak usah mellow gitu deh, mending sekarang istirahat, tidur lagi biar demam nya turun."
"Tapi pengen tidur nya sambil kaya gini aja ya?"
"Iya-iya." Ali merangkul Prilly keadalam pelukan nya, mencari posisi ternyaman agar perempuan itu bisa tidur dengan nyenyak.
Hingga Prilly benar-benar tertidur, Ali masih tetap terjaga di tempat nya. Perempuan nya terlalu sulit untuk Ali tinggalkan. Bahkan, Ali sendiri gak yakin, apa dia bisa menjauh dari Prilly suatu saat nanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Woman
Fanfiction"Boleh nakal asal jangan bego" -Prilly. "Lo boleh nakal, tapi harus sama gue" -Ali