4

17 2 0
                                    

what is perfect?
family with chocolate.

➖➖➖➖➖
Aku membuka mata. Terlihat cahaya matahari yang muncul malu malu hanya bisa melewati sela sela tirai.

Pukul 7.13.

Sepertinya semalam aku tertidur setelah melanjutkan cerita dengan Gerd. Dia heran sekali. Walau dia juga tidak ahli di bidang percintaan, tapi menurut dia mana mungkin kita bisa memutuskan jatuh hati pada orang tanpa melihat wajahnya? Itu mustahil bagi Gerd.

Gerd, Dinda, Iko, dan Orlee mungkin benar. Tapi kenapa ada rasa aneh gimana gitu ya. Ah sudahlah.

Aku menuju saklar lampu di dekat pintu. Ketika akan menyalakan, tiba tiba pintu kamar ku terbuka dengam kasar.

"Kakak?" Bunda? Wajah nya terlihat panik, dan marah.

"Bunda? Bunda sampe rumah kapann kok kakak ga.." belum selesai aku berbicara Bunda sudah memotong.

"Kakak, kemaren Gerd kemana aja? Dia telat makan? Dia hujan hujanan? Atau dia kecapean? Kenapa bisa demam gitu kak?" tanya Bunda. Loh? Gerd Demam?

"Loh? Tadi malem gapapa lo Bun. Kemaren kehujanan dikit Bun, tapi udah Kakak suruh makan dia makan langsung kok sama minum anget anget" jelasku.

"Duh kakak. Kamu tau adek mu daya tahan tubuh nya ga sebagus kamu yang 5 hari gak makan bisa tetep hidup. Ya jangan diajak hujan hujanan dong. Sekarang dia demam kan. Bunda pulang, dia malah sakit kan. Kita jadi gabisa pergi, padahal Bunda kangen banget sama Gerd. Kakak gimana sih jagain adeknya?" kata Bunda dengan nada tinggi.

Mataku berair. Oke emang kalo gini aku yang salah. Siapa lagi coba kalo bukan aku. Bude? Ya enggalah. Coba kemaren aku ga minta Gerd anterin ya, harusnya pulang aja dulu biar sama Pak To aja.

"Maaf Bun. Gerd gimana sekarang?" tanyaku sambil menahan air mata.

"Masih di kamar nya. Dah Bunda mau balik ke Gerd. Kasian dia belum sarapan" kata Bunda sambil meninggalkan pintu kamarku.

Aku menutup pintu, lalu menyalakan lampu. Aku duduk di depan cermin. Emang ya, jadi kakak itu ga gampang. Gerd gimana ya? Aku tadi malem udah berusaha bener bener ngehindarin dia dari hujan. Usaha ku masih kurang banget ya berarti.

Aku masih menahan air mata. Sebulan ga ketemu Bunda, sekali ketemu dimarahin. Dan Bunda cuman bilang dia kangen Gerd. Ya Tuhan, se gak-ngangen-in itu kah aku? Hahaha mungkin iya.

Aku meraih handphone ku. Aku emang belom check chat chat dari sebelum rapat.

Ada chat dari Dinda.

yesterday 02.30 PM
gila lo bry, ninggalin kita salad yang kita ga enak. belum dibayar lagi!

yesterday 02.31 PM
PARAH PARAH PARAH

Astagaa bahkan aku lupa kalau aku pesen salad kemaren. Karena aku sedang kacau, aku langsung menelpon dia tanpa bales chatnya.

"Halo. Ini Aubry pasti ya. EMANG PARAH LO GUE MASIH TIDUR JANGAN GANGGU DULU AUBRY" katanya sedikit membentak.

sedikit sebal, dan aku gabisa nampung air mata lagi.

"Din gue sedih" kata ku sambil terisak.

"Lah lah bry lo kenapa?" tanyanya, nada nya melembut.

"Bunda balik din" kataku, tangisan ku sedikit mengeras.

"Eh eh.. Slow down Bry. Bunda balik kok lo malah sedih?" tanya nya lagi.

Lalu aku menceritakan yang baru beberapa menit terjadi.

VidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang