(Namakamu) cuma bisa mainin kukunya pas tau Kinta keselek Pop Ice yang baru aja dia pesan tadi. Ia menceritakan semuanya pada Kinta, dari mulai dia menikmati angin sore yang sebenarnya berbau tak sedap, sampai Iqbaal mengantarnya di rumah dengan sehat dan selamat, juga lengkap.
Kinta, dengan keadaan setengah tersedak itu menatap (Namakamu) tak percaya. "Gue pengen banget di posisi lo sekarang!!" Jeritnya geram, lalu kembali terbatuk-batuk. Membuat hampir seluruh murid yang ada di kantin melihat kearah mereka.
"Udah, batuk aja dulu. Gue tau gue beruntung kok" jawab (Namakamu) sangat santai, (Namakamu) ingin bilang kalau iqbaal juga sempat menyuruhnya diet secara tidak langsung. Namun keingingan itu tertahan karena jika ia mengatakan itu, maka kekaguman Kinta padanya akan hilang seketika.
"Tapi gue denger ya, kak Iqbaal sekarang lagi deket sama kak dina loh! Kalah saing deh lo" Kinta meledek (Namakamu), (Namakamu) cemberut dan mengangguk pasrah.
Dina. Adina Aatheya Ramadhani tepatnya. Dia adalah kakak kelas XII yang sangat sangat populer di SMA Bumi Putra. Tak hanya karena memiliki wajah yang didambakan baik kaum hawa maupun adam, dia juga pintar dan berprestasi di bidang sain. Satu lagi yang bikin kak dina dikejar banyak cowok, dia belum pernah pacaran. Masih suci.
Belakangan ini sih, (Namakamu) sering banget melihat Iqbaal dan dina jalan berbarengan, ke kantin bareng, bahkan Iqbaal pernah nungguin dina di toilet.
Mengingat bahwa dina memiliki nama belakang yang 99% mirip dengan Iqbaal, membuat (Namakamu) semakin yakin mereka jodoh. Ingin sekali (Namakamu) menggantikan posisi dina, tapi rasanya tidak mungkin.
Eh? Kenapa (Namakamu) malah berfikir kalau dia benar benar sudah cinta Iqbaal? (Namakamu) cuma suka sama iqbaal. Gak lebih. Ibaratnya, sebatas fans gitu.
Tapi perasaan fans itu bisa saja berubah kan?
"Kalau jodoh kan gak kemana, santai aja kali" Kinta mencoba mencairkan suasana yang entah kenapa tadi tiba tiba jadi sedih.
"Iya, moga aja jodoh" kekeh (Namakamu).
"Umm, Gue beli pop ice juga deh, bentar ya, kin" ucap (Namakamu) sambil tersenyum manis, Kinta mengangguk cepat dan kembali asyik dengan pop ice-nya.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya (Namakamu) mendapatkan pesanannya, yaitu Pop Ice rasa permen karet. Namun sayangnya tidak menggunakan tempat seperti milik Kinta, hanya mengenakan plastik dengan satu buah pipet.
Kata buk kantin, tempatnya habis.(Namakamu) sempat menyesap sedikit pop ice nya, namun karena sangat menyegarkan, (Namakamu) jadi keasyikan tanpa ngeliat kedepan.
Didepannya ada Iqbaal, Nata, dan Fari yang lagi becandaan. Cuma Nata sama Fari sih, iqbaal lebih milih diem. Cogan mah emang gitu.
Kalem-kalem pengen dipelukin.
"Gue benerin tali sepatu, kalian duluan aja" suruh Iqbaal dengan tatapan datar, Nata dan Fari nurut kayak anak curut.
Iqbaal tiba tiba berhenti trus jongkok buat benerin tali sepatu dia. Padahal di belakang Iqbaal ada (Namakamu) yang masih asyik jalan tanpa ngeliat kedepan.
Alhasil.....Kepala Iqbaal ketumpahan pop ice (Namakamu).
Seketika suasana hening dan seluruh pasang mata terarah ke Iqbaal dan (Namakamu).
Mata (Namakamu) membulat sempurna. Apa yang harus ja lakukan? Ia takut. Sungguh, ini lebih seram dari pada harus menginap dirumah yang terkenal sangat angker di bumi.
Teringat kalau iqbaal tidak pandang bulu pada siapapun yang mengganggunya, membuat (Namakamu) ingin pingsan, lagi. Tapi ia berusaha kuat. Ia tidak mau dinilai lemah. Cukup Iqbaal saja yang tau kalau (Namakamu) mudah pingsan. Jangan satu sekolahan.
Iqbaal masih diam. Membiarkan hawa dingin keluar dari tubuhnya dan menusuk kulit siapapun yang berada didekatnya. Fari saja sempat mengusap tengkuknya tadi.
"Anjing!"
Desis iqbaal pelan, tapi bisa didengar siapapun yang ada di kantin. Mendengar itu, (Namakamu) semakin tak karuan.
Kinta sudah mengode (Namakamu) agar segera minta maaf, namun rasa takut (Namakamu) lebih besar dari pada rasa bersalahnya.
Iqbaal berdiri, tangannya sudah siap siap untuk memberikan 'bogeman' pada orang yang sudah membuatnya begini.
"Kalau cari masalah jangan sama gue." ucap Iqbaal dingin. Sangat dingin. (Namakamu) meneguk ludahnya dengan susah payah.
Tiba-tiba, secepat the flash melesat, Tanpa melihat lagi siapa yang telah melakukan ini padanya, iqbaal menarik kerah (Namakamu) dan mendaratkan bogemannya
Semua yang ada di kantin terkejut, sebagian ada yang berteriak ketakutan.
---namun, hanya berjarak 5cm dari pipi mulus (Namakamu), iqbaal berhenti.
Iqbaal terkejut setengah mati dan (Namakamu) pucat seperti mayat hidup.
Keringat dingin (Namakamu) menetes.
(Namakamu) masih diam, menatap mata Iqbaal dengan tatapan takut. Sedangkan Iqbaal menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Perlahan Iqbaal melepaskan genggamannya di kerah baju (Namakamu). Harusnya (Namakamu) bernafas lega, tapi tidak ada tanda tanda kelegaan di wajahnya.
"M--maaf ya kak, gak sengaja. Tadi kakak berhenti tiba-tiba," jelas (Namakamu) langsung to the point. Raut wajah takut (Namakamu) sama sekali tak berkurang. Matanya pun masih memancarkan cemas.
Iqbaal cuma bisa mengangguk. Otaknya tiba tiba bingung apa yang harus dikatakan.
Melihat anggukan itu, barulah Iqbaal melihat kelegaan yang luar biasa di wajah (Namakamu).
Siapa yang tidak syok diseperti itukan? Terlebih lagi dari seorang Chainsmokers, bad boy, juga rival seperti Iqbaal.Iqbaal mencoba untuk balik badan. Ingin melupakan kejadian ini. Meskipun ia yakin, ia akan menjadi bahan gosip lagi nantinya.
Bruk
Iqbaal lagi-lagi terkejut. Ia menoleh kebelakang dan menemukan (Namakamu) yang sudah jatuh diri di lantai. Dalam kata lain, pingsan.
Kinta segera berlari menuju ke arah (Namakamu), kerumunan pun mulai datang.
Tanpa fikir panjang, dan masih dalam keadaan rambut juga baju yang basah, iqbaal mengangkat (Namakamu) dan membawanya ke ruang UKS dengan gaya bridal style
Beberapa siswi yang melihat itu hanya bisa menatap iqbaal dan (Namakamu) dengan tatapan berbinar.
Hari ini, (Namakamu) pingsan lagi. Dan itu di hadapan Iqbaal.
Dan setelah ini, Apakah hari-hari (Namakamu) akan menjadi lebih berwarna? Atau malah sebaliknya?
*********
Oke, mungkin ini pendek dari part part sebelumya.
Jangan lupa vote sama comment ya!
Have a nice day!
KAMU SEDANG MEMBACA
Chainsmokers (Unfinished)
Teen FictionIqbaal Dhiafakhri. Cowok tampan, pintar, juga populer seantero sekolah. Namun sayang dia berandal, sering dianggap rival, juga seorang 'Chainsmokers'. Tetapi, Iqbaal tak jauh beda dengan laki laki lain. Dia juga memiliki selera untuk gadis yang pas...