(Namakamu) ngeliat pantulan dirinya di cermin toilet sekolah. Gak lupa dihiasi dengan senyuman yang dari tadi gak meluntur. Setelah 10 menit mastiin kalau wajahnya udah cukup imut buat jadi pacar Iqbaal, (Namakamu) segera melangkahkan kaki-nya keluar toilet.
Ia merasa sangat bahagia!. Iqbaal adalah cowok yang diidam-idamkan para celay, Cewe Alay. Banyak kaum hawa yang mengejar-ngejarnya, namun hanya ialah yang bisa mendapatkan Iqbaal. Lebih tepatnya, Iqbaal yang ngaku kalau (Namakamu) punya dia.
"Ya ampun! Ngagetin banget!" Celetuk (Namakamu) asal pas tau kalau ada Iqbaal diluar toilet ini. (Namakamu) menarik asal pintu toilet lalu memasang wajah tercantiknya, meskipun gak jadi cantik, malah jadi unyu.
Iqbaal masih menatap (Namakamu) dengan tatapan datar. Apa ini yang namanya pacaran?
"Lo nganggap yang tadi itu, beneran?" Tanya Iqbaal, kali ini diikuti intonasi bertanya.
"Iya, kak"
"Gak usah dianggap beneran, gue cuma becanda waktu itu, oke?"
"Ha?"
Refleks (Namakamu) menelan ludah pahitnya. (Namakamu) tau apa penyebab perubahan suasana hati dan dirinya saat ini. Meskipun ini baru kali pertama ia pacaran.
Tapi, lebih tepatnya dibo'ongin kalau ternyata gak pacaran.
Lagian bener juga, emang kapan Iqbaal nembak? Emang kapan Iqbaal bilang 'i love you with all my love'. Itu hanya akan jadi mimpi (Namakamu) yang paling indah dan paling buruk juga.
Dengan susah payah (Namakamu) menahan air mata yang hendak terjun dari pelupuk matanya, ia menunduk, memikirkan jawaban apa yang ingin ia lontarkan agar kakak senior didepannya ini terasa mati.
Setelah berfikir selama 5 detik, akhirnya (Namakamu) menghela nafas, ia tidak tau pernyataan apa yang bisa membuat Iqbaal tersudutkan.
"Ta..Tapi, becanda lo gak lucu, kak" jawab (Namakamu) setengah takut. Harusnya sikapnya gak begini ke Iqbaal. Ini sih namanya (Namakamu) yang terlalu baper aja.
"Lo.....suka sama gue?" Iqbaal bertanya lambat. Membuat setiap huruf yang Iqbaal ucapkan itu seakan menusuk hati (Namakamu) dan memaksa gadis itu agar tidak menahan amarahnya lagi.
Ya. (Namakamu) memang menyukai Iqbaal. (Namakamu) memang selalu cemburu pada Iqbaal. Tapi mungkin rasa suka dan cemburu ini dijalankan dengan cara yang salah.
(Namakamu) cuma suka sama Iqbaal karena semua yang Iqbaal miliki, populer, pintar, tajir. Bukan suka karena (Namakamu) benar-benar mencintai Iqbaal.
"Gak tau, kak" (Namakamu) semakin menunduk karena air matanya sudah terlanjur menetes.
Iqbaal menghela nafas dan menggaruk tengkuk nya tanda bingung.
Tak sengaja, mata (Namakamu) melirik kearah arloji biru yang melingkar di pergelangan tangannya.
Seketika (Namakamu) mematung, sekarang pasti orang tuanya akan mendarat di bandara. Iya! Orang Tuanya yang sudah lama gak nongol!
Tanpa fikir panjang, dan tanpa musingin masalah Iqbaal dengan dirinya saat ini, (Namakamu) langsung berlari sekuat tenaga menuju kelasnya. Tak perduli dengan Iqbaal yang tampaknya keliatan bingung, tak peduli juga jika ia harus bolos sekarang.
°°°°°
"Mana mama papa bang?!"
(Namakamu) yang baru saja sampai di bandara langsung menanyai Ari dengan tampang semangat 95.
Padahal tadi pas di sekolah (Namakamu) udah diteriakin seluruh satpam sekolah. Bayangin! Seluruh satpam sekolah Bumi Putra!
Tapi karena otak (Namakamu) terlalu kecil untuk membuat strategi, ia tetap bolos didepan semua orang. Tepatnya didepan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chainsmokers (Unfinished)
Teen FictionIqbaal Dhiafakhri. Cowok tampan, pintar, juga populer seantero sekolah. Namun sayang dia berandal, sering dianggap rival, juga seorang 'Chainsmokers'. Tetapi, Iqbaal tak jauh beda dengan laki laki lain. Dia juga memiliki selera untuk gadis yang pas...