07-Salah Bicara

6.3K 736 41
                                    

"KINTAAA!!!!"

(Namakamu) berteriak bebas saat kakinya sudah menginjak di koridor kelas X bagian IPS. Beberapa murid disini menatapnya dengan berbagai tatapan. Ada yang sinis, benci, bahkan jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Liat Kinta gak?" Tanya (Namakamu) pada siswa yang 'jatuh cinta pada pandangan' pertama itu. Siswa itu hanya diam, membuat (Namakamu) gemas ingin menjitak kening jenong siswa itu.

(Namakamu) menarik nafas dalam-dalam, ingin meneriaki nama sahabatnya itu lagi, "KIN--"

Namun secara tiba tiba seseorang menepuk pundak (Namakamu) pelan, lalu mengatakan:

"Gausah teriak, bisa?"

Tidak! Itu bukan Nathan, eh maksudnya itu bukan Iqbaal!.

(Namakamu) mengangguk pelan, ia juga sih. Ini bukan Koridor kelasnya, bukan juga bagian jurusannya.

(Namakamu) melihat pria yang menepuk pundaknya tadi, mata sipit dan style rambut yang bisa dibilang oke.

'Aldi'

Itu name tag nya. (Namakamu) tersenyum hambar kearah aldi, ia baru ingat kalau ini anak kelas XII, ya kakak kelasnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dia adalah Ketua OSIS sekaligus Kapten Futsal di sekolah ini.

(Namakamu) menunduk takut, "Duh, maaf ya kak. Maaf banget!" Seru (Namakamu) takut, gak takut banget sih, lebih takut waktu pengen di tonjokin Iqbaal waktu itu.

Pria sipit nan tampan itu--Aldi terkekeh kecil, "Ia gak apa-apa, kok. Kamu adik kelas yang katanya gebetan Iqbaal itu ya?" Aldi bertanya dengan nada yang lembut, berbeda dengan Iqbaal yang selalu dingin, datar, dan panas. Eh?

"Ha?" (Namakamu) kaget. Gebetan Iqbaal? Seriously?. Ya ampun, (Namakamu) harus curhat ke Kinta nih!

"Enggak kok, kak." Jawab (Namakamu) ikut-ikutan ramah, padahal mulutnya udah gatal banget buat teriak sana-sini.

"Kak, itu temenku udah dateng, permisi dulu ya kak" pamit (Namakamu) sok sopan, Aldi mengangguk lembut, tak lupa senyumnya yang tak bosan di pandang.

Namun ada yang aneh. (Namakamu) masih diam di tempat menata aldi lekat-lekat. Duh, (Namakamu).

"Kenapa masih disini?" Aldi bertanya lagi, lalu tertawa karena (Namakamu) tersadar dari lamunannya dengan wajah unyu.

"Kakak ganteng banget sih, jadi pengen mandangin terus." ceplos (Namakamu), kenapa mulutnya kayak ember bocor gini?

Aldi mengacak puncak kepala (Namakamu) gemas, (Namakamu) makin terasa terbang, terbang, dan terbang.

Ya, begitulah (Namakamu). Gak bisa diem, suka teriak, dan kalau udah berurusan sama cogan, mulut sama sikapnya gak bisa di ajak kerja sama lagi.

"Baju gue yang semalam, balikinn"

Ya, kali ini baru Iqbaal yang datang, Iqbaal segera menarik lengan (Namakamu) untuk menjauh dari aldi sedikit.

"Oh iya baju lo semalem, sorry ya, gue lupa bawa" Balas (Namakamu) sedikit sengit, (Namakamu) masih sebel-sebel unyu sama Iqbaal.

Iqbaal tak menggubris ucapan (Namakamu), ia hanya menatap Aldi dengan tatapan sinis. Entah karena apa?

'Waah, mereka berdua ngerebutin gue nih, duh gue harus cantik cantik' Batin (Namakamu) semangat sambil benerin rambutnya.

Kinta yang ternyata dari tadi merhatiin (Namakamu) cuma bisa ketawa, ia tau apa yang sahabatnya fikirkan sekarang.

"Lo pengen ngulang yang dulu lagi kan?" Tanya Aldi dingin. (Namakamu) tertegun, jadi Aldi cuma lembut gak kesembarang orang?!

Wah wah wah, (Namakamu) makin nge-fly padahal suasana udah gak mendukung.

Iqbaal cuma buang muka, gak ngeladenin Aldi.

"Gue gak pernah mau punya kejadian yang ada campur tangan dari lo, jadi jangan ganggu gue" jawab Iqbaal tanpa melihat kearah Aldi yang sudah mengepalkan tangan.

"Trus, Dina?" Aldi bertanya, (Namakamu) tiba tiba jadi menciut saat mendengar nama Dina.

'Mereka rebutin gue atau kak dina sih?!' Batin (Namakamu) jengkel, Kinta ketawa ngeliat perubahan wajah (Namakamu) saat mendengar nama Dina.

Ternyata Kinta ketularan (Namakamu) yang suka gak nyambung sama keadaan.

"Jangan deket-deket dia lagi," suruh Iqbaal santai, Aldi mengernytikan alis.

"Dia punya gue"

Lanjut Iqbaal masih dengan wajah yang mengeluarkan aura seram. Tanpa ia tahu kalau (Namakamu) sudah sangat salah tingkah dan pengen pingsan. Tapi (Namakamu) sadar itu malu-maluin.

Pipi (Namakamu) juga udah merah, melebihi merah tomat. Apa yang baru saja ia dengar itu benar atau tidak?!

Seisi murid yang ada disini langung menatap (Namakamu) tajam, (Namakamu) takut, setelah ini ia pasti akan mempunyai Haters dan Penguntit.

Aldi melihat (Namakamu) yang udah blushing sendiri, (Namakamu) cuma bisa nundukin kepala dan jalan kearah Kinta, Kinta yang ternyata mengerti langsung membawa (Namakamu) pergi jauh dari sini.

°°°°

"Lo sih baal, kalau mau bikin si Aldong menciut, gak harus bawa bawa orang segala!" Seru Nata sebal saat Iqbaal baru saja duduk bergabung dengan Fari dan juga dia.

Ternyata Kejadian antara Aldi dan Iqbaal di koridor X IPS tadi udah menyebar luas di SMA Bumi Putra. Terlebih lagi, soal Iqbaal yang mengatakan bahwa udah punya yang baru.

Padahal udah 1 tahun Iqbaal jomblo. Banyak juga sih cewek yang kecewa karena dia gak punya kesempatan buat jadi pacar Iqbaal.

"Gue salah ngomong tadi, udah jangan dibesar-besarin" Jawab Iqbaal enteng. Fari dan Nata mencibir Iqbaal yang ngerokok santai.

"Masalahnya, gosip kalau adek kelas itu pacar lo bukan cuma nyebar di sekolah kita, tapi juga di sekolah lain" Ucap Nata lagi namun kini sudah asyik memainkan game barunya, yaitu 'Pokemon'

Iqbaal menghela nafas. Kayaknya kejadian 2 tahun lalu akan terulang lagi.

Waktu itu, Aldi adalah sahabat Iqbaal. Sayangnya, mereka sama-sama suka sama satu cewek, trus Iqbaal malah ngaku kalau cewek yang mereka suka itu udah jadi pacar Iqbaal duluan, padahal enggak. Dan itu yang ngebuat Aldi benci Iqbaal.

Tapi itu hanya kisah klise, atau lebih tepatnya dari omongan orang ke orang. Jangan mudah percaya.

"Trus gimana nasib adek kelas tuh ntar? Gue liat anaknya mudah baper." Ucap Fari santai. Nata mengangguk setuju, sedangkan Iqbaal masih menatap (Namakamu) yang teriak gak jelas didepan Kinta dari kejauhan

Sudah kita ketahui kalau (Namakamu) lagi curhat sama Kinta. Dan itu dilihat Iqbaal. Orang yang jelas jelas lagi jadi bahan curhat (Namakamu).

"Saran gue sih, kalau lo gak mau kejadian yang lalu itu gak keulang, lo jangan kayak ngasih harapan ke adik itu, suka ya bilang, enggak ya telantarin, biarin mati sendiri"

Sebenarnya sih Fari udah mengangguk setuju dengan saran Nata, namun mendengar ucapan Nata yang terakhir, Fari langsung menimpuk kepala Nata pakai Helm barunya.

"Anjing oy sakit anjing!" Teriak Nata sangat kuat, beberapa siswi yang ada disini cuma bisa ketawa-ketiwi ngeliat tingkah Fari sama Nata yang udah kayak Kakak-adek.

"Yang jelas, gue gak mau dia berakhir kayak Dina, gue gak mau ngerusak diri gue lagi, udah cukup gue dianggap Bad Boy" ucap Iqbaal pelan, namun kedua temannya masih bisa dengar. Tetapi mereka pura-pura tidak dengar.

Setelah ini, Pasti lagi lagi Hidup (Namakamu) berwarna. Entah warna apa itu, (Namakamu) tak perduli. Yang penting sekarang, ia harus cari tau dulu apa maksud perkataan Iqbaal.

*****

Haii

Ini pendek banget atau apa?

Pada bosen gak sama cerita ini?

Gapapa ya kalau misalnya gue suka telat update. Hehe.

Jangan lupa vote dan comment ya!

Have a nice life!

Chainsmokers (Unfinished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang