Iqbaal menyentil ujung rokoknya lalu kembali menghisap benda yang dijauhi Nata habis-habisan itu. Nata padahal udah peringatin Iqbaal buat jauhin benda itu, tapi Iqbaal malah makin dekat sama kata 'Rusak' oleh benda itu.
Okay. Itu emang kebiasaan Iqbaal, dan kebiasaan sangat sulit untuk dirubah. Perlu waktu yang cukup lama untuk membuat Iqbaal kembali seperti 'dulu'
"Lo bilang, si (Namakamu) yang jagain gue sampe gue bangun, tapi Kenapa malah Dina yang gue liat? Gue gak ngerasa ada tanda tanda (Namakamu) dimanapun, lo..bohong, Nat?"
Iqbaal nanya tanpa melihat Nata sedikitpun, ia hanya ingin menikmati pemandangan yang sudah lama tidak ia saksikan semenjak ia dibuat babak belur oleh salah satu sahabat karibnya.
Nata memutar bola matanya sebal, Iqbaal kenapa belakangan ini terasa aneh?"Gue rasa, tadi gue udah bilang Baal, si (Namakamu) tiba-tiba pergi katanya ada urusan, dan gue gak habis fikir kenapa lo manggil nama Dina disaat lo mau sadar? Gue juga makin geli, pas Dina datang dan langsung nyariin lo, dia....gak banget sekarang," jelas Nata panjang-panjang, Iqbaal menghela nafas.
Ia sendiri bingung dengan ia yang sekarang. Kenapa Iqbaal merasa, dia mulai sedikit demi sedikit makin memburuk? Walaupun dia memang 'Bad boy', tapi ia rasa..entahlah
"Mau cerita soal lo sama Fari?" Nata bertanya dan wajahnya kembali kepo, same as always.
Iqbaal mengangguk lalu menceritakan semuanya.
Belakangan ini Iqbaal makin sering mengunjungi 'club' malam yang isinya sudah melewati batas kata 'wajar'. Biasanya Iqbaal ke club jika sedang bosan, dan club yang dipilih pun masih batas wajar.
Jika sudah ke club, Iqbaal hanya akan duduk di meja bar dan merokok. Tidak, ia tidak akan ikut ber-dansa, ia juga tidak akan minum, ia hanya refreshing.
Namun sekarang, Iqbaal mulai berani untuk minum alkohol, ikut berdansa dengan gadis yang cukup terbuka, dan jika sudah tak sadarkan diri, Iqbaal berani untuk pulang sendiri, membawa mobil nya.
Fari yang tak sengaja lewat ke club, kaget setengah mati pas ngeliat Iqbaal muntah dipinggir jalan, kalian tau? Keadaanya sangat memprihatinkan.
Sekali dua kali, Fari sudah memperingati Iqbaal untuk tidak terlalu larut kedalam masalahnya. Namun Iqbaal tidak menuruti Fari dengan alasan,
"Lo cuma berstatus teman, ini hidup gue, kalau gue salah langkah, yang hancur gue, bukan lo, jadi urus aja hidup lo sendiri, paham?"
Fari ingin memberitahu Nata soal Iqbaal yang makin buruk, bayangkan, Iqbaal bisa menghabiskan 2 bungkus rokok dalam 1 hari. Namun, Fari tidak mau Nata yang ikut menanggung kekhawatiran nya.
Dan perkelahian itu terjadi, karena ucapan Iqbaal yang benar benar melewati batas saat di club malam itu.
"Lo bilang apa sama Fari, sampai dia begitu, Baal?"
"Gue ungkit soal dia yang anak 'haram'," ucap Iqbaal menunduk, membuang rokoknya. Mata Nata membulat sempurna, ini Iqbaal bukan sih?
"Gue tau gue salah, gue diluar kendali, dan gue masih mau begini, sampai masalah gue kelar, kalau perlu gue pake drug sekalian, biar gue tenang," lanjut Iqbaal lagi, lalu tertawa sinis.
Bugh!
Satu tonjokkan keras mendarat mulus di wajah Iqbaal, Siapa lagi kalau bukan Nata yang melakukannya?
Iqbaal hanya diam. Mencoba menahan emosi, ini pertama kalinya Nata begini. Jadi ia akan biarkan Nata.
"Lo sampai hati ngatain Fari?! Gue rasa kita udah sepakat buat gak mengungkit soal aib keluarga kita, walaupun kita dalam keadaan sulit sedikitpun! Tapi lo?!" Nata bertanya dengan wajah aura yang dingin. Matanya memancarkan kemarahan.
Iqbaal lagi-lagi tertawa sinis, "Lo cuma peduli sama Fari? Gue?" Tanya Iqbaal santai,
Dengan gerakan cepat Nata mendorong Iqbaal keras, membuat cowok itu terjatuh ke tanah,
Bugh! Bugh!
Sekali lagi, Nata menonjok Iqbaal, tak lama setelah itu, pelipis Iqbaal yang belum sepenuhnya sembuh, kembali mengeluarkan darah.
"Lo gak minta maaf?! Lo tau itu titik lemah Fari, Baal! Lo tau itu! Lo egois cuma mikirin diri lo sendiri! Gak mikir apa Fari sekarang gimana?!" Tanya Nata lagi, Mata Nata mulai memerah, seperti menahan untuk menangis.
Pelan, Nata melepas cengkeraman kuat nya di kerah Iqbaal lalu berdiri, "Kita berdua tau Baal, kalau ada yang nyentuh titik lemah Fari, mental dia bakalan turun drastis, " lanjut Nata lalu meremas rambutnya kesal
Iqbaal yang masih berbaring di tanah tersenyum perihatin, "Kalau dibanding sama gue, gue rasa gue yang udah turun mental dibanding Fari, Fari mah masi bisa bangkit!" Seru Iqbaal kesal, ia, dia sekarang seperti anak tempramental
"Baal!" Sergah Nata lagi, ia tak habis fikir dengan pola pikir Iqbaal. Tidak bisakah Iqbaal mengatakan kata maaf? Walaupun itu tidak membantu sama sekali?
Iqbaal berdiri dan memakai helm nya, menaiki motor besarnya lalu menatap Nata dengan tatapan yang sulit diartikan
"Tanya (Namakamu), dia tau kenapa gue begini, kata kuncinya, kriteria" ucap Iqbaal
"Dan gue harap, bukan kata maaf yang lo ucapin ke gue pas lo tau masalah gue nanti!" Lanjut Iqbaal lalu setelahnya melaju kencang
*******
Okay guys gue pengen jelasin
Gue gak ada niat ya buat buruk burukin Iqbaal disini, ini cuma fiktif belakaa, gak real gak nyata
Kalau Iqbaal nya gak bad boy, ya gue gak bakalan bikin Iqbaal se mengerikan itu
Dan gue juga gak ada niat gantung ini cerita, cuma butuh waktu aja buat gue nyari ide dan kembali menyesuaikan konflik, alur, sama tata bahasa nya, karena gue rasa ini baku banget :v
Maaf ini pendek juga :D
Ada yang mau ditanya kan sama mereka?
Iqbaal
Nata
Fari
(Namakamu)
Dina
Gue gak ngarep tapi harus nanya Hahah
Vomment kalian gue tunggu!
-Manda yang habis dimarahi karena ngebuat cerita dengan karakter Iqbaal yang gak disenangi
KAMU SEDANG MEMBACA
Chainsmokers (Unfinished)
Teen FictionIqbaal Dhiafakhri. Cowok tampan, pintar, juga populer seantero sekolah. Namun sayang dia berandal, sering dianggap rival, juga seorang 'Chainsmokers'. Tetapi, Iqbaal tak jauh beda dengan laki laki lain. Dia juga memiliki selera untuk gadis yang pas...