Meet Calum

88 8 4
                                    

Kamu udah di Pesawat dek?

Aku menghela napas panjang. Aku sudah 19 tahun namun masih di perlakukan seperti anak 5 tahun. Sudah 10 kali dalam satu jam ini Bunda mengirimiku pesan yang menanyakan keberadaan ku. Setelah mengetik "udah bun" aku segera mengaktifkan mode airplane dan memasukan ponsel ke dalam tas. Aku sedang di bandara Ngurah Rai selepas berlibur di Bali selama beberapa hari. Tentu saja aku harus izin setidaknya 10x dengan sedikit berbohong kepada Bundaku kalau Sasha, sahabatku itu juga ikut. Yang nyatanya Sasha malah berlibur bersama pacarnya di Jogja. Setidaknya usahaku berhasil dan rencana liburanku tidak sia-sia.

Aku menoleh ke arah jendela di samping kananku dan melihat ke luar pesawat.

Ah, tentunya aku akan rindu Bali!

Tiba-tiba seorang lelaki berpakaian serba hitam duduk di seat sampingku sambil bersenandung. Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya, lagipula buat apa toh?

Aku memejamkan mataku mencoba untuk tidur, yah Bali-Jakarta memakan waktu 100 menit jadi akan ku gunakan untuk tidur-tidur cantik!

Belum lama aku memejamkan mata, aku merasakan sesuatu mengenai pahaku berkali-kali. Aku segera membuka mata dan mendapati lelaki disampingku menepuk-nepuk pahanya dan sikunya mengenai pahaku.

Ngeselin banget sih ih!

"Mas!" Panggilku agak kencang. Namun ia tidak menoleh dan malah terus menepuk-nepuk pahanya. "Woi Mas elah dih budek ya?!"

Aku segera menepuk bahunya dan dia menoleh ke arahku. "Mas itu sikutnya elah!"

"Hah?" Dan dia tetap menepuk-nepukan pahanya.

"Sikut mas sikut!" Kataku sambil menunjuk ke arah sikunya.

"Oh, I'm sorry, I can't understand what you said. So.. " katanya setelah berhenti menepukan pahanya.

Oh bule toh. Tapi kok mukanya kek orang asia gitu ya?

"Em sorry, I thought that you were Indonesian," Kataku canggung sambil meringis. "Because your face looks like Asian people."

"Hey don't you dare say that my face looks like asian because I'm not," katanya dengan menekannya kata I'm not. " And, not every asian people you see are Indonesian, use your brain!"

" Ok ...?"

"Calum." Ia menyebutkan namanya, sadar ia belum memperkenalkan dirinya.

"Ok Calum, I'm sorry I didn't know," kataku padanya sedikit tidak ikhlas karena tersinggung perkataannya.

"Ok, but can we switch seats?" Tanyanya sambil menoleh ke segala arah tanpa menatapku.

"Should we?"

"Yes," katanya lalu menatap lurus ke arahku. Aku lalu memperhatikan wajahnya.

Ah bener kok kaya orang asia.

Ganteng juga.

Hehehehe.

"Oh c'mon! We need to swap seats, like right now." Dia langsung menarikku untuk bangun dan lalu ia duduk di seat yang ku duduki tadi.

"Seh anjing!" Semprotku kepada si Calum yang seenak jidat menarikku.

"Just shut up and sit- oh no!" Lagi-lagi ia menarikku untuk duduk. Belum sempat aku meneriakinya sumpah serapah tiba-tiba ia menarikku ke pelukannya.

Wah asik di peluk cogan!

"I need you to pretend that we are a couple!" Bisiknya di telingaku. Belum sempat aku menolak, tiba-tiba ada suara perempuan berisik dibelakangku. Sangat berisik.

Started on the Airplane // cth [on Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang