CHAPTER 3

1K 45 8
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
.
.
.
His Life
.
.
.
.
Sorry for bad languange, typos, and many more, happy reading!
.
.
.

"Kau tidak pernah bilang kalau kau satu sekolah dengan Sakura?"

"Mana kutahu. Kau juga tidak pernah bilang kalau Kizashi-jii itu adalah ayah dari Sakura?" Balas Sasuke. Itachi tersenyum singkat lalu mulai mengetik sesuatu di Laptop miliknya. Ia melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Sedangkan Sasuke lebih memilih untuk tidur di sofa tamu ketimbang menatap sang kakak yang tengah berkutat dengan laptop nya.

Itachi menghentikan gerakannya lalu melirik Sasuke yang sudah ia pastikan tertidur. Itachi beranjak mendekati sang adik yang mulai tertidur pulas di atas sofa. Itachi mensejajarkan tingginya dengan Sasuke yang terbaring tidur. Ia mengusap puncak kepala Sasuke dengan sayang dan menatap dengan pandangan pedihnya. Pandangannya mulai memburam, air mata mulai berkumpulan di mata hitamnya. Ia tak sanggup membayangkan hidup Sasuke yang akan kesepian karna kepergiannya. Sungguh ini sulit untuk dimengerti. Itachi terlalu menyayangi sang adik bahkan melebihi dirinya sendiri. Hal itu membuatnya lupa akan diri sendiri. Tapi tak apa, ia akan berusaha untuk bertahan sampai Tuhan benar-benar memanggilnya untuk berpulang dan berkumpul kembali bersama orang-orang yang ia sayangi. Namun, sebelum hari itu tiba... ia akan mencarikan pengganti dirinya untuk Sasuke kelak. Seseorang yang bisa mencintai dan menyayangi Sasuke dengan tulus. Sasuke hanya membutuhkan itu dalam hidupnya sekarang. Itachi yakin, suatu saat nanti Sasuke akan bahagia bersama seseorang yang berdiri disampingnya. Semoga saja.

Itachi menggigit bibir bawahnya. Ia menahan air mata dan isakan dari matanya. Jika sudah menyangkut Sasuke, dirinya pasti selalu dikelilingi oleh perasaan pedih dan takut.

"Sasuke.. entah berapa lama lagi aku bisa bertahan. Apa aku masih bisa mengusapi kepalamu seperti ini lagi?" Ucapnya terisak. Ia tau Sasuke tidak akan mendengar tapi Itachi tidak bisa diam lebih lama lagi. Ia ingin menghabiskan hidupnya bersama Sasuke. Mengumbar senyuman dan tawa bersama. Menemani Sasuke menuju altar pernikahan bersama belahan jiwanya kelak. Ia ingin semua itu terjadi dan dirinya ada di setiap momen membahagiakan itu.

Itachi berdiri lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia melirik Sasuke dari tempatnya duduk dan tersenyum singkat. Sasuke tidak sendirian. Ia memiliki banyak teman, bibi Kushina dan mungkin juga Sakura yang mungkin akan menjadi pendamping hidupnya. Setidaknya ia tidak benar-benar sendirian.
.
.
.
Hari demi hari berlalu. Sasuke pun selalu disibukkan dengan olimpiadenya yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu Minggu lagi. Hampir setiap malam ia tidur larut di atas meja belajarnya, itu membuat Itachi tidak tega melihatnya. Ia takut Sasuke kelelahan dan jatuh sakit karna terlalu memforsir waktu.

Pagi ini Sasuke menyiapkan beberapa buku matematika dan buku kosong di atas meja ruang tamu. Ia juga menyiapkan minuman dingin yang ia ambil dari dalam lemari es. Itachi hanya memandangi sang adik yang tengah menyiapkan beberapa hal. Itachi menaruh dokumen yang ia pegang lalu menghampiri Sasuke di ruang tamu. Ia tersenyum melihat Sasuke.

"Untuk apa semua ini?"

"Sakura akan datang. Dia ingin belajar,"

Itachi mengedipkan matanya beberapa kali, Sakura si gadis gulali akan datang berkunjung kerumah mereka. Memangnya Sakura tau lokasinya?

"Kau juga Nii-san, sebaiknya ganti pakaianmu,"

"Tentu saja Sasuke. Kau tidak perlu mengawasiku," balasnya diselingi tawa kecil. Itachi melenggang ke dalam kamarnya lalu mulai berbenah. Sedangkan Sasuke masih menyiapkan beberapa hal yang menjadi keperluannya. Ia melirik jam di dinding. Tinggal beberapa menit lagi Sakura kemari.

His LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang