Chap 20 - Honeymoon(2)

3.9K 321 5
                                    

Aku membuka kotak darinya. Dan ternyata isi kotak tadi hanya foto kami berdua di depan istana St.Paulo.

Kau tak boleh berharap lebih, Taeyeon.

"Kenapa dengan foto ini?" kataku sedikit kesal.

"Tak ada hanya biar ekstream saja. Kenapa? kau kecewa?" katanya meledekku.

"Too bad." balasku.

Kami pun pergi ke kamar.

"Malam ini kembali ke tempat asalmu yaitu sofa." katanya membentangkan tangan kearah sofa.

Aku hanya menggeleng, dia memang aneh semenjak pulang dari Macau Tower tadi. Ia hanya membiarkan aju menikmati tidur di kasur hotel ini hanya kemarin, itupun karena kejadian kemarin.

"Baiklah. Aku tidur duluan. Selamat malam" kataku.

"Malam." Balasnya singkat, padat dan jelas.

♡♡♡

"Byun Baekhyun bangun cepat!! Dasar kebo, ayo bangun bacon. Jadwal kita padat hari ini"

"Berisik." Katanya melempar bantal padaku. Aku menarik selimutnya.

"Cepat bangun. Kita harus menikmati hari terkahir ini. Bangun atau tinggal?"

"Pergi sana. Aku lelah." Ia menarik paksa selimutnya.

"Oke. Kau memaksaku melakukan ini ya. Maafkan aku tuan tukang tidur" Aku memasang ancang kuda-kuda.

Aku mendorongnya dengan kedua tanganku sehingga jatuh dari kasur, untung saja ada selimut jadi ia tak terlalu keras terbanting ke lantai.

"Ya, neo!" Ia geram dan bangkit dari posisi terlentangnya dilantai.
(Ya, kau!)

"Omona! Bacon mengamuk." Kataku berlari menghindarinya.
(Oh no!)

"Pertama, kau mengganggu tidurku. Kedua, kau memanggilku bacon. Ketiga, kau mendorongku sampai jatuh ke lantai. Oke, mari kita lihat sejauh mana kau bisa menghindar."

Kami terlibat kejar-kejaran seperi Tom&Jerry. Badanku kan kecil jadi cukup lincah, badan besar macam badak seperti itu pasti susah menangkapku.

Aku berlari memanjat ke kasur, sayangnya kaki ku tersangkut di antara selimut yang bergulung-gulung dan tubuhku terhempas di kasur. Ia semakin mendekat. Celakanya, ia terpeleset oleh sendal yang ada di dekat kasur.

Ia berada di atasku. Ampun! aku kapok kalau begini. Ya tuhan bawa aku menghilang dari sini. Aku harap ia tak biaa mendengar detak jantungku.

Ia tersenyum licik padaku.

"Yaa! Apa yang kau lakukan?! Menjauh, jika tidak kau akan tau akibatnya."

"Kau mau apa? Tenaga sebesar semut saja masih mau melawanku."

Kali ini ia semakin mendekatkan wajahnya padaku. Aku mendorong tubuhnya dengan kedua telapak tanganku, percuma tak ada perubahan malah ia semakin mendekat.

Kali ini aku mengeluarkan jurus yang belum pernah aku pelajari, gerakan refleks lebih tepatnya.

Aku mengadukan jidatku dengan jidatnya. Ia meringis lalu berguling ke sebelahku. Hehe yey berhasil.

"Sudah aku bilang jangan macam-macam!" Kataku menatapnya dengan tatapan kemenangan.

Ia menatapku tajam.

"Apa? Mau lagi yang lebih keras dari itu?" kataku tak bisa menahan tawa.

Ia menggosok keningnya yang sedikit memerah, sebenarnya keningku sakit juga namun karena bahagia jadi aku tak terlalu memikirkannya.

Starlight🌟BaekYeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang