Setelah resmi jadian dengan Zayn, semalaman gue guling-guling ditempat tidur. Mau tidur nggak bisa. Mau makan, males. Mau ngedip pun rasanya mager.
Semangat menggebu-gebu buat dapet pacar dalam sebulan rasanya hilang gitu aja. Bayangin! Baru seminggu dan gue udah jadian dengan gampangnya. BBMan--> Ketemu--> Nembak --> Jadian.
Segampang itukah? Sesederhana itukah perasaan? Gua rasa enggak. Karena sekarang dengan tidak tenangnya gue tergeletak ditempat tidur tanpa sedikitpun mejem. Gua yang biasanya dijuluki Keke kebo karena selalu tidur paling awal dan bangun paling akhir jam 2 dini hari belum juga tidur.
Ini bukan perasaan bahagia karena jatuh cinta, yang kata orang-orang sampe buat lo gak bisa berhenti mikirin dia, buat lo gak bisa tidur bahkan makan pun males rasanya. Ini perasaan nggak tenang.
Sejak pulang tadi, Zayn dengan manisnya mengirimkan pesan-pesan kepada gue.
D. Zayn: "Good night, sayang. Sweet dream."
D. Zayn: "Udah tidur ya?"
D. Zayn: "Yaudah deh, selamat tidur ya bunny. Love you."
Bunny katanya BUNNY? Hoek!
Dan BBM-BBM itu gak satupun gue bales. Gua ngerasa.... kosong--
Bukannya cinta itu buat orang ngerasa terisi penuh ya?
Bukannya cinta buat orang nyaman dengan statusnya?
Bukannya cinta buat orang bahagia ya?
Bukannya cinta buat orang nggak tidur semalaman buat BBM atau telfonan?
Kenapa gue gak ngerasain hal itu? Kenapa gue gak bahagia? Kenapa rasanya kesiksa? Ah, terlalu banyak pertanyaan yang buat kepala gue makin berputar rasanya.Jarum jam menunjukkan pukul 4, akhirnya dengan kepala yang terasa berat dan mata yang berkunang-kunang gue pun terlelap sekejap.
******
"HAH??? SERIUS LO!?????" Kurang lebih begitulah teriakan Keke waktu gue dengan mata panda mengedor kamarnya dan bilang bahwa gue jadian dengan Zayn.
"Serius."
"Cieee uhuyyy uhuwwww congratulation beybehhh selamat yahh akhirnya lo gak jomblo lagi. Akhirnya lo taken coyyy!!!" Keke menoel-noel pipi gue dengan semau-mau. Matanya berkedip-kedip menjijikkan sedangkan hidungnya kembang-kempis mengikuti irama suaranya.
"Ke..."
"Eh? Kenapa?"
"Gue.... jahat, ya?" Tanya gue lirih.
"Maksudnya?"
"Gue gak suka sama dia, gak nyaman ada di deket dia. Rasanya.... kosong." Keke meneatap gue aneh.
"Terus kenapa lo terima dia?"
"Gue gak tau, gue ngerasa dia maksa banget minta jawaban. Dan gue gak mau nyakitin dia karena gua tau digituin sakit banget. Gue jahat ya?" Gua menghembuskan nafas kasar.
"Ra, saran gue lebih baik lo coba terima dia. Coba lupain masalalu lo itu. Jangan terus-terusan terpuruk sama masalalu, Ra. Masih banyak hal yang harus lo nikmatin. Jangan karena cinta di masalalu lo jadi nutup diri gini." Ah, Keke mendadak bener ngomongnya.
"Ah yaudahdeh gua udah telat nihhh. Gue duluan yakk." Ucap gue sembari menaiki Bety, nama motor bebek kesayangan gue yang berwarna biru cerah.
"Susah emang ngomong sama lo." Gumam Keke.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Love Story "Ketika Cerita Cinta di London Kejauhan."
Humor"Jones Akut." Satu kalimat yang mencabik-cabik harga diri gue. Entah kenapa temen-temen kuliah gue hoby (atau doyan?) ngejudge gue sebagai jones akut. Hell-o? Gue single brooooh! Single! Gak pake T yaa! Ntar jadinya singlet (re: baju dalem). "Seora...